Klasifikasi Pap Smear Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear

commit to user 4. Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula . e. Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat. f. Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi.Helen Varney , 2007. g. Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam amploppembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. Ramli,dkk, 2000.

h. Klasifikasi Pap Smear

Klasifikasi menurut Ramli, dkk: 2000, negatif: tidak ditemukan sel ganas. Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut : commit to user 1. Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal. 2. Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan. 3. Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan, tetapi tidak konklusif keganasan. 4. Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan. 5. Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. Tim PKTP RSUD Dr. SoetomoFK UNAIR, 2000. Interpretasi hasil Pap test menurut Papanicolaou: 1. Kelas I : Identik dengan normal Smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. 2. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai : a. Kuman atau virus tertentu. b. Sel dengan kariotik ringan. Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya. Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan. commit to user 3. Kelas III : Ditemukannya sel diagnostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah pengobatan 4. Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat ditempuh 3 jalan, yaitu: 1. Dilakukan biopsi. 2. Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan 3. Rujuk untuk biopsi konfirmasi. 5. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi. Tim PKTP RSUD Dr. SoetomoFK UNAIR, 2000.

i. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear

Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain : 1. Konseling pra Pap Smear yang tepat: a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya. b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita commit to user c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan. d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. e. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan. f. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. Republika. C, 2007. 2. Cara pengambilan sediaan Pengambilan sediaan yang tak adekuat 62 , bisa terjadi kegagalan skrining 15 , interpretasi 23 , dan angka positif palsu 3-15 . Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen endoserviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula. 3. Petugas kesehatan dokter bidan Bisa disebabkan oleh: a. Kegagalan memberikan pelayanan tes Pap. b. Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien. c. Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal. 4. Labolatorium a. Kegagalan mendeteksi sel abnormal. b. Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan commit to user c. Kegagalan mengajukan pengulangan. d. Hapussan terlalu tipis. e. Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi. f. Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 . Ramli, dkk, 2000 5. Petugas laboratorium a. Cara kerja tidak sesuai prosedur. b. Reagen yang dipakai sudah expaidet. c. Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid. d. Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi. 6. Faktor karakteristik a. Umur Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim serviks. Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakitmudah mengalami infeksi Andrijono, 2008. commit to user b. Paritas Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan IBG Manuaba, 1999. c. Sosial ekonomi Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan Pap Smear secara rutin Andrijono, 2008. d. Usia wanita saat menikah Usia menikah 21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak commit to user seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker Evennett Karen, 2003. 7. Faktor perilaku a. Berganti-ganti pasangan Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus Human Papiloma Virus HPV yang mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan mengarah ke keganasan leher rahim Nugroho. K, 2007 b. Hygiene alat Genetalia Terlalu sering menggunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks . Iritasi ini akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. Rieke. P, 2006.

j. Tehnik Pemeriksaan Pap Smear