commit to user
Gineskopi
Gineskopi menggunakan teleskop monokuler, ringan dengan pembesaran 2,5 x dapat digunakan untuk meningkatkan skrining
dengan sitologi. Biopsi atau pemeriksaan kolposkopi dapat segera disarankan bila tampak daerah berwarna putih dengan pulasan asam
asetat. Sensitivitas dan spesifisitas masing-masing 84 dan 87 dan negatif palsu sebanyak 12,6 dan positif palsu 16. Samsuddin dkk
pada tahun 1994 membandingkan pemeriksaan gineskopi dengan pemeriksaan sitologi pada sejumlah 920 pasien dengan hasil sebagai
berikut : Sensitivitas
95,8; spesifisitas 99,7; predictive positive value 88,5; negative value
99,9; positif palsu 11,5; negatif palsu 4,7 dan akurasi 96,5. Hasil tersebut memberi peluang digunakannya
gineskopi oleh tenaga paramedikbidan untuk mendeteksi lesi prakanker
bila fasilitas pemeriksaan sitologi tidak ada. http:www.kalbe.co.idfilescdkfiles06_PencegahandanDeteksiDini.p
df06_PencegahandanDeteksiDini.html
e. Pencegahan Kanker Serviks
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks :
1. Mencegah terjadinya infeksi Human Papilloma Virus HPV 2. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur
Anjuran untuk melaksanakan Pap Smear secara teratur :
1. Setiap tahun untuk wanita yang bersuami diatas 35 tahun
commit to user 2. Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual
atau pernah menderita infeksi Human Papiloma Virus HPV atau kulit kelamin
3. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil Keluarga Berencana KB
4. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap Smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau
untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker
5. Sesering mungkin jika hasil Pap Smear menunjukan abnormal 6. Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker
maupun kanker serviks.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks
sebaiknya :
1. Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual
2. Jangan melakukan seksual dengan penderita kulit kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan kulit kelamin
3. Jangan berganti-ganti pasangan seksual 4. Berhenti merokok.
http:echko.wordpress.com20100825pengertian-kangker- servick
commit to user
f. Diagnosa Kanker Serviks
Biopsi.
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap Smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
Biopsi dilakukan di daerah abnormal jika Sambungan Squamo Kolumnar
SSK terlihat seluruhnya dengan kolposkopi. Jika Sambungan Squamo Kolumnar SSK tidak terlihat seluruhnya atau
hanya terlihat sebagian sehingga kelainan di dalam kanalis servikalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan diambil secara konisasi.
Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsi harus tajam
sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10 .
Kolposkopi.
Pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar peranan tes Pap tidak diragukan lagi sebagai metode yang paling praktis dalam skrining
kanker serviks. Pemeriksaan tes Pap abnormal harus didukung oleh pemeriksaan histopatologik sebelum melakukan terapi definitif. Biopsi
yang dilakukan secara buta sering memberikan hasil negatif palsu. Di lain pihak prosedur konisasi yang hanya didasari oleh hasil
pemeriksaan sitologi abnormal, merupakan tindakan operasi yang sebenarnya tidak perlu.
Dalam dekade terakhir peranan kolposkopi untuk diagnosis dini kanker serviks
meningkat dengan pesat. Kolposkopi adalah pemeriksaan
commit to user dengan menggunakan kolposkop, suatu alat yang dapat disamakan
dengan sebuah mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya di dalamnya pembesaran 6-40 kali. Kalau pemeriksaan sitologi menilai
perubahan morfologi sel-sel yang mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi
menilai perubahan pola epitel dan vaskular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan perubahan metabolik yang
terjadi di jaringan serviks. Hampir semuau Neoplasma In Situ NIS terjadi di daerah transformasi, yaitu daerah yang terbentuk akibat
proses metaplasia. Daerah ini dapat dilihat seluruhnya dengan alat kolposkopi
, sehingga biopsi dapat dilakukan lebih terarah. Jadi tujuan pemeriksaan kolposkopi bukan untuk membuat diagnosis histologik
tetapi menentukan kapan dan di mana biopsi harus dilakukan. Pemeriksaan kolposkopi dapat mempertinggi ketepatan diagnosis
sitologi menjadi hampir mendekati 100.
Konisasi
Konisasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks
sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut konus, dengan kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuan
diagnostik, tindakan konisasi harus selalu dilanjutkan dengan kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan
kolposkopi . Jika karena suatu hal pemeriksaan kolposkopi tidak dapat
dilakukan, dapat dilakukan tes Schiller. Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol yodium 5g, kalium yodida 10g, air
commit to user 100 ml dan eksisi dilakukan di luar daerah dengan tes positif daerah
yang tidak berwarna oleh larutan lugol. Konisasi diagnostik dilakukan pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Proses dicurigai berada di endoserviks 2. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi
3. Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar spesimen biopsi 4. Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.
Tes Schiller.
Serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya akan
berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
http:www.kalbe.co.idfilescdkfiles06_Pencegahandan Deteksi Dini.
pdf06_Pencegahandan Deteksi Dini.html g.
Pengobatan Kanker Serviks
1. Pembedahan. Dilakukan pengangkatan sel kanker Pada Karsinoma in situ kanker yang terbatas pada lapisan
serviks paling luar, seluruh kanker seringkali dapat diangkat
dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap Smear setiap 3 bulan selama
1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
commit to user Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi,
dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan
struktur di sekitarnya prosedur ini disebut histerektomi radikal serta kelenjar getah bening.
Pada wanita muda, ovarium indung telur yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.
2. Penyinaran. Menggunakan sinar radioaktif yang bisa merusak sel kanker
Terapi penyinaran radioterapi efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada
radioterapi digunakan sinar ber energi tinggi untuk merusak sel-sel
kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi :
- Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran
biasanya dilakukan sebanyak 5 hariminggu selama 5-6 minggu. - Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul
dimasukkan langsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita
dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
commit to user Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
- iritasi rektum dan vagina - kerusakan kandung kemih dan rektum
- ovarium berhenti berfungsi. 3. Kemoterapi. Dengan menggunakan obat-obatan sitostatik
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-
obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.
Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode
pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.
4. Terapi Biologi. Dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki
sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
http:mediapenunjangmedis.dikirismanto.compenyakit-kanker- leher-rahim-serviks.htmlmore-210
commit to user
B. Penelitian yang Relevan
1. Bidadari dalam tulisannya di www.bidadariku.com menyatakan bahwa
penyakit kanker serviks dikenal sebagai pembunuh nomor satu wanita di
Indonesia. Pap-Smear menjadi metode deteksi dini kanker serviks dikarenakan dapat mengetahui dan mengevaluasi apa yang terjadi pada sel
serviks seorang wanita.
Dalam sebuah studi dilaporkan bahwa lebih dari 90 pasien mengalami perubahan positif setelah mengetahui status kankernya. Dan
sebagian lagi mengalami kekhawatiran bahkan ketakutan. Fakta dilapangan menyebutkan bahwa proses penyesuaian emosional pasien biasanya berjalan
seiring dengan reaksi emosional yang dialaminya yang meliputi: tahapan awal dimana pasien terkejut dan merasa tidak yakin, kemudian ada perasaan
tertekan dimana disalurkan dalam bentuk kecemasan, kemarahan dan protes. Tahapan berikutnya muncul perasaan sedih. Dan pada tahapan berikutnya si
pasien sudah mulai menyesuaikan diri dan menerima kenyataan secara bertahap. Fakta dilapangan terungkap bahwa bayangan rasa sakit yang
berkepanjangan saat menjalani pengobatan medis merupakan alasan sebagian besar pasien untuk memilih pengobatan alternatif daripada
pengobatan yang diberikan rumah sakit. http:dokter.indo.net.id Posted in Kanker Leher Rahim | No Comments » Kanker Serviks Kanker Leher
Rahim Cervical Cancer Posted by kanker on 9th Agustus 2009 2. Dr. Andrijono,dr SpOGK seorang konsultan onkologi Ginekologi FKUI
dalam artikelnya yang berjudul Semua Perempuan Beresiko Kanker Serviks