Analisis Perhitungan Jumlah dan Pemilihan Jenis Lampu

Gambar 6.4. Posisi Aktual pekerja terhadap Cahaya Pengaruh pencahayaan umum pada lampu 36 watt tersebut memberikan cahaya menyeluruh terhadap seluruh ruangan. Sedangkan pencahayaan lokal dengan daya lampu 18 watt tersebut memiliki pengaruh besar terhada kinerja pekerja. Dalam hal ini pencahyaan lokal membentuk sudut fokus terhadap meja kerja sebesar 13 , sedangkan pencahayaan lokal terhadap mata pekerja membentuk sudut 75 .

6.1.6. Analisis Perhitungan Jumlah dan Pemilihan Jenis Lampu

Perhitungan ini menghitung dua alternatif yang dirancang oleh penulis dalam melakukan perbaikan di adalah untuk menjadi alternatif pertama dalam melakukan perbaikan departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri dan departemen bagian penyisipan. Universitas Sumatera Utara 1. Alternatif I Data ruang yang akan didesain penerangannya departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri dengan ukuran panjang 3,3 m, lebar 2,15 m, tinggi suport lampu 3 m, dan departemen penyisipan dengan ukuran panjang 4,5 m dan lebar 2,15 m tinggi support lampu 3 m. Di alternatif I ini penulis merancang pencahayaan dengan sistem pencahayaan umum yang menyinari seluruh departemen. Maka dapat dihitung lampu yang diperlukan untuk mendapatkan tingkatpencahayaan sebesar 250 lux ditentukan sebagai berikut. a. Jenis lampu yang dipilih adalah philips jenis TL’D 36 W54, nominal lominous flux= 2500 lumen. b. Data ruang yang didapat selama penelitian : langit-langit ruang cukup gelap sehingga dapat ditentukan nilai rp = 0,5, rw = 0.5 dan warna lantai yang agak gelap rm = 0.1. c. Indek ruangan lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerjanya 0,8 m diatas lantai, maka untuk menghitung indeks bentuk dilakukan dengan rumus: k= pxl h p+l k= 3 ,3 x2,15 3-0,8 3 ,3+2,15 k=0,59 Indeks ruangan departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri adalah sebesar 0,59 sedangkan bagian penyisipan = 0,65 Universitas Sumatera Utara d. Efisiensi Ruangan Dengan didapatnya nilai K, rp, rw dan rm maka efisiensi ruang dapat dilihat pada tabel efisiensi penerangan. Untuk departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri K= 0 η= 0,14 K= 0,6 η= 0,17 Maka untuk nilai efisiensi k=0,55 dapat kita hitung dengan interpolasi η=0,14+ 0,5 9-0 0,6-0 0,17-0,14=0,17 efisiensi departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri sebesar 0,17. Dan efisiensi departemen penyisipan sebesar 0,18. e. Depresiasi lampu TL LLF Lampu dinyalakan pada saat produksi berlangsung 9 jam selama 26haribulan. Umur nyala lampu 15000jam dengan kondisi industry yang kotor. Menurut Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org , industri yang kotor memiliki nilai depresisasi LLF sebesar 0,6 sedangkan nilai UF =0,6 f. Jumlah lampu Untuk departemen penjahitan celana bagian kanan dan kiri sebesar � = � � � �� � ��� �= 250 x 6 0,6 x 0,6 = 4927,08 ≈ 4928 lumen Jenis lampu yang dipilih adalah philips jenis TL’D 36 W54, nominallominous flux= 2500 lumen, Maka jumlah bola lampu = Universitas Sumatera Utara F F1 = 4928 2500 =1, 97 ≈ 2seharusnya di departemen penjahitan celana bagian kanan dan kiri memiliki 2 lampu dengan daya 36 watt. Dan Nilai Flux F pada departemen penyisipan adalah sebesar 5208,33 ≈ 5209 lumen, maka jumlah lampu yang yang harus tersedia sebanyak 2,08 ≈ 2 buah bola lampu dengan daya 36 watt. 2. Alternatif II Data ruang yang akan didesain penerangannya departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri dengan ukuran meja kerja panjang 0,85 m, lebar 0,50 m, tinggi suport lampu 3 m, dan departemen penyisipan dengan ukuran panjang 1,20 m dan lebar 0,5 m tinggi lampu terhadap meja kerja h 0,6cm. Di alternatif II ini penulis merancang pencahayaan dengan system pencahayaan lokal yang menyinari meja kerja. Maka dapat dihitung lampu yang diperlukan untuk mendapatkan tingkatpencahayaan sebesar 250 lux ditentukan sebagai berikut. a. Jenis lampu yang dipilih adalah philips jenis TL’D 10W, nominal lominous flux= 650 lumen. b. Data ruang yang didapat selama penelitian : langit-langit ruang cukup gelap sehingga dapat ditentukan nilai rp = 0,3, rw = 0,1 dan warna lantai yang agak gelap rm = 0.1. c. Indek ruangan lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerjanya 0,8 m diatas lantai, maka untuk menghitung indeks bentuk dilakukan dengan rumus: Universitas Sumatera Utara � = ��� ℎ � + � � = 3,3 �2,15 0,6 3,3 + 2,15 � = 2,17 Indeks ruangan departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri adalah sebesar 2,17 sedangkan bagian penyisipan = 2,38 d. Efisiensi Ruangan Dengan didapatnya nilai K, rp, rw dan rm maka efisiensi ruang dapat dilihat pada tabel efisiensi penerangan. Untuk departemen penjahitan celana bagian kanan, dan kiri K= 2 η= 0,38 Sedangkan departemen bagian penyisipan K= 2 η= 0,38 K= 2,5 η= 0,4 Maka untuk nilai efisiensi k = 2,38 dapat kita hitung dengan interpolasi η = 0,38 + 2,38 − 2,17 2,5 − 2,17 0,4 − 0,38 = 0,39 e. Depresiasi lampu TL LLF Lampu dinyalakan pada saat produksi berlangsung 9 jam selama 26haribulan. Umur nyala lampu 12000jam dengan kondisi industri yang kotor. Menurut Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia - www.energyefficiencyasia.org , industri yang kotor memiliki nilai depresisasi LLF sebesar 0,6 sedangkan nilai UF =0,66 f. Jumlah lampu Universitas Sumatera Utara Untuk departemen penjahitan celana bagian kanan dan kiri sebesar � = � � � �� � ��� � = 250 � 0,43 0,66 � 0,6 = 268,31 ≈ 269 lumen Jenis lampu yang dipilih adalah philips jenis TL’D 10 W, nominal lominous flux= 650 lumen, Maka jumlah bola lampu = � �1 = 269 650 = 0,41 ≈ 1 Penerangan lokal daerah kerja di departemen penjahitan celana bagian kanan dan kiri memiliki 1 lampu dengan daya 10 watt. Dan Nilai Flux F pada departemen penyisipan adalah sebesar 378,79 ≈ 379 lumen, maka jumlah lampu pencahayaan lokal yang yang harus tersedia sebanyak 0,31 ≈ 1 buah bola lampu dengan daya 10 watt.

6.1.7. Analisis Biaya Listrik Lampu