60
f. Koefisien Indeks Harga Saham Gabungan positif yaitu 25,58638 artinya
dengan tingkat keyakinan 95, dapat diduga jika IHSG mengalami kenaikan sebesar 1 poin maka RVAR akan meningkat sebesar 25,58638.
4.1.5 Pengujian Hipotesis 4.1.5.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan Uji F
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas dari uji F Prob F- statistic adalah 0,00000. Karena nilai probabilitas, yakni 0,00000 lebih kecil
dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka H ditolak dan hipotesis
alternatif diterima. Dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat keyakinan sebesar
95 maka terdapat pengaruh dari variabel independen yakni nilai tukar rupiah,
SBI, inflasi, jumlah uang beredar dan IHSG secara simultan terhadap variabel dependen, yakni kinerja reksa dana saham yang diukur dengan metode sharpe
RVAR.
4.1.5.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Uji t a. Nilai Tukar Rupiah
Nilai p-value nilai tukar rupiah adalah 0,0114 0,05; maka H ditolak. Artinya
dengan tingkat keyakinan sebesar 95 dapat diduga ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap RVAR.
b. SBI
Nilai p-value SBI 0,0000 0,05; maka H ditolak. Artinya dengan tingkat
keyakinan sebesar 95 dapat diduga ada pengaruh yang signifikan antara SBI
terhadap RVAR.
Universitas Sumatera Utara
61
c. Inflasi
Nilai p-value Inflasi 0,0001 0,05; maka H ditolak. Artinya dengan tingkat
keyakinan sebesar 95 dapat diduga ada pengaruh yang signifkan antara inflasi terhadap RVAR.
d. Jumlah Uang Beredar
Nilai p-value jumlah uang beredar 0,0191 0,05; maka H ditolak. Artinya
dengan tingkat keyakinan sebesar 95 dapat diduga ada pengaruh yang signifikan antara jumlah uang beredar terhadap RVAR.
e. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Nilai p-value jumlah uang beredar 0,0017 0,05; maka H ditolak. Artinya
dengan tingkat keyakinan sebesar 95 dapat diduga ada pengaruh yang signifikan antara IHSG terhadap RVAR
4.1.5.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Nilai adjusted R-squared sebesar 0.502984 yang berarti hanya 50,30 variabel dependen RVAR dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen, yakni
nilai tukar rupiah, SBI, inflasi, jumlah uang beredar dan indeks harga saham gabungan. sedangkan sisanya 49,70 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
62
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
RVAR
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai tukar rupiah memiliki koefisien sebesar 19,23453 dengan tingkat signifikansi sebesar 0, 0114 yang lebih
kecil dari 0,05. Hal ini berarti nilai tukar rupiah memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham yang diukur dengan menggunakan
metode sharpe. Secara teori nilai tukar berpengaruh positif dengan harga saham, hal ini
dikarenakan jika nilai tukar mengalami apresiasi maka ekspektasi masyarakat akan meningkat untuk berinvestasi, sehingga akan meningkatkan nilai investasi
reksa dana. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dan hasil penelitian dari Monjazeb dan Ramazanpour 2013 yang mengatakan bahwa nilai tukar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return reksa dana saham. Sedangkan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sujoko 2009 bahwa nilai
tukar memiliki pengaruh negatif terhadap imbal hasil reksa dana.
4.2.2 Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Kinerja Reksa Dana Saham RVAR
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa suku bunga SBI memiliki koefisien sebesar -86,64891 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000 yang lebih
kecil dari 0,05. Hal ini berarti suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham yang diukur dengan menggunakan
metode sharpe.
Universitas Sumatera Utara
63
Hasil penelitian ini mendukung teori yang ada, bahwa suku bunga memiliki pengaruh negatif terhadap investasi. Hal ini dikarenakan jika suku bunga
meningkat maka investor akan lebih tertarik untuk menabung supaya mendapatkan imbal hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dan penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian Maulana 2013 bahwa suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana saham, namun tidak sejalan dengan penelitian
Sholihat, Dzulkirom, dan Topowijono 2015.
4.2.3 Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Reksa Dana Saham RVAR
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa inflasi memiliki koefisien sebesar 40,76830 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0001 yang lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti tingkat inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham yang diukur dengan menggunakan metode
sharpe. Meningkatnya laju inflasi akan menyebabkan para investor enggan untuk
menginvestasikan dananya dalam bentuk saham, mereka cenderung untuk memilih investasi dalam bentuk logam mulia atau real estate, jenis ini dapat
melindungi investor dari kerugian yang disebabkan inflasi. Dari hasil penelitian Pasaribu dan Kowanda 2013 diperoleh hasil bahwa memang secara jangka
pendek, meningkatnya inflasi akan menyebabkan penurunan angka indeks harga saham gabungan, namun dalam jangka panjang, justru kenaikan inflasi akan
meningkatkan indeks harga saham gabungan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Pasaribu dan Kowanda 2014 bahwa inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian reksa dana saham.
Universitas Sumatera Utara
64
4.2.4 Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Kinerja Reksa Dana Saham RVAR
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah uang beredar memiliki koefisien sebesar 29,04711 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0191
yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham yang diukur dengan
menggunakan metode sharpe. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa ketika Bank Indonesia
meningkatkan penawaran uang dengan cepat, tingkat harga akan meningkat dengan cepat dan perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang tinggi sehingga
menyebabkan harga saham di perusahaan tersebut akan meningkat dan masyarakat dianggap memiliki proporsi yang lebih untuk melakukan investasi
sehingga permintaan instrumen investasi saham mengalami kenaikan. Dan hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ray dan Vani
2005 yang menyimpulkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap NAB reksa dana syariah. Namun menurut penelitian Maulana 2013
bahwa jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
4.2.5 Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan IHSG terhadap Kinerja Reksa Dana Saham RVAR
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Indeks Harga Saham Gabungan memiliki koefisien sebesar 25,58638 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,0017 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti IHSG memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
65
positif yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham yang diukur dengan menggunakan metode sharpe.
Hasil penelitian ini mendukung teori bahwa hubungan antara IHSG dan kinerja reksa dana saham adalah positif karena IHSG adalah benchmark agregat
dari seluruh fluktuasi saham yang ada. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Pasaribu dan Kowanda 2014 bahwa IHSG berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat pengembalian reksa dana saham. Di penelitian lainya hasil empiris menunjukkan hasil sebaliknya bahwa IHSG berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap tingkat pengembalian reksa dana saham Ali, 2012.
Universitas Sumatera Utara
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN