Tinjauan Pustaka .1 Reksa Dana

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Reksa Dana

2.1.1.1 Pengertian Reksa Dana

Reksa dana merupakan terjemahan dari mutual fund yang merupakan salah satu bentuk dari perusahaan investasi yang adalah jembatan bagi investor individu maupun lembaga untuk melakukan investasi. Di luar negeri, terdapat bermacam istilah yang digunakan untuk reksa dana. Misalnya di Amerika Serikat, reksa dana dikenal dengan istilah Mutual Fund, Di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust, sedangkan di Jepang disebut sebagai Investment Trust. Reksa dana muncul karena pada umumnya investor mengalami kesulitan untuk melakukan investasi sendiri secara terpisah pada berbagai efek yang ada. Kesulitan yang dihadapi investor yaitu menyangkut kemampuan dan pengalaman untuk melakukan berbagai analisa dan memonitor kinerja efek maupun kondisi pasar secara terus-menerus yang menyita banyak waktu dan pikiran. Disamping itu dibutuhkan pula dana yang relatif besar untuk dapat melakukan investasi pada berbagai surat berharga yang ditawarkan oleh pasar. Menurut Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 bahwa Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Sedangkan menurut Tatang Ary Gumanti 2011:211, reksa dana merupakan wahana untuk mempermudah pemodal Universitas Sumatera Utara 12 berinvestasi di pasar modal. Wahana ini menghimpun dana secara kolektif dengan cara menerbitkan saham atau unit penyertaan kepada individu maupun lembaga. Dan menurut Pratomo 2008:29 reksa dana adalah salah satu sarana vehicle dari cara berinvestasi.

2.1.1.2 Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan ketentuan pasal 18 ayat 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksa Dana dapat bersifat: 1. Reksa dana bersifat Tertutup close-end fund Merupakan reksa dana yang pemegang sahamnya tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal tersebut harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan. 2. Reksa dana bersifat Terbuka open-end fund Merupakan reksa dana yang pemegang sahamnya dapat menjual kembali sahamunit penyertaannya setiap saat sepanjang ada investor yang berminat membeli. Dan juga investor dapat menjual kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja diinginkan sesuai dengan nilai aktiva bersih NAB per unit pada saat itu.

2.1.1.3 Jenis-jenis Reksa Dana

Menurut Tatang Ary 2011 bahwa berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih, Universitas Sumatera Utara 13 menurut investasinya dan tingkat risiko yang dihadapi, reksa dana diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Reksa Dana Pasar Uang Money Market Funds. Jenis reksa dana ini berinvestasi 100 ke dalam efek pasar uang. Yang dimaksud dengan efek pasar uang adalah investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 satu tahun. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap Fixed Income Funds. Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang, umumnya pada obligasi. Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. 3. Reksa Dana Saham Equity Funds. Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Sejarah menunjukkan bahwa reksa dana saham menghasilkan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang dibandingkan dengan investasi pada pendapatan tetap. Reksa dana jenis ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya, dan tentunya juga reksa dana ini memiliki return yang lebih tinggi 4. Reksa Dana Campuran Discretionary Funds. Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang. Tujuan investasi reksa dana ini adalah keuntungan modal dan kestabilan return. Universitas Sumatera Utara 14

2.1.1.4 Pihak-Pihak yang Terlibat

Menurut Ahmad Rodoni 2009:87, seorang calon investor yang akan menginvestasikan dananya pada salah satu reksa dana terbuka umumnya akan menghadapi pihak-pihak yang terkait didalamnya yaitu: 1. Perusahaan Reksa Dana Merupakan perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM-LK yang akan mengelola dan bertanggung jawab atas dana para pemegang saham reksa dana. 2. Manajer Investasi Manajer investasi merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi reksa dana. Kegiatan manajer investasi yang dimaksud adalah manajemen portofolio jual beli efek, dan analisa efek serta perdagangan jual beli efek dengan harga terbaik. Menurut Pratomo 2008:41 peran manajer investasi adalah : a. Melakukan analisis makro dan mikro b. Menentukan alokasi aset distribusi penempatan pada efek pasar uang, efek utang, dan efek saham c. Menentukan alokasi sektor distribusi jenis industri yang dipilih d. Menentukan pilihan emitenpihak tempat berinvestasi e. Melaksanakan transaksi melalui bank atau pialang broker f. Memonitor kinerja dan melakukan penyesuaian portofolio. Universitas Sumatera Utara 15 3. Agen Penjual Agen penjual adalah pihak yang melakukan penawaran dan penjualan efek reksa dana berdasarkan kontrak kerja sama dengan manajer investasi kepada investor. 4. Bank Kustodian Bank Kustodian adalah institusi yang berfungsi memberikan jasa penitipan dan mengamankan efek surat berharga. Bank kustodian tidak terlibat didalam operasi sehari-hari yang berhubungan dengan keputusan investasi. Menurut Pratomo 2008:43 peran bank kustodian adalah: a. Melaksanakan administrasi reksa dana yang meliputi: 1. Penyimpanan dana dan portofolio reksa dana 2. Penyelesaian transaksi investasi yang dilakukan oleh manajer investasi. Penyelesaian transaksi adalah proses pembayaran dan juga pendaftaran atau penyimpanan surat berharga transaksi beli atau proses penyerahan surat berharga dan juga penerimaan dana transaksi jual. 3. Pembukuan portofolio 4. Perhitungan Nilai Aktiva Bersih 5. Pencatatan kepemilikan Unit Penyertaan 6. Pelaporan kepada BAPEPAM-LK, manajer investasi, dan juga kepada investor. b. Memantau kepatuhan manajer investasi dalam hal transaksi investasi. Universitas Sumatera Utara 16

2.1.1.5 Reksa dana Dilihat dari Segi Bentuknya

Sebagaimana diatur pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada pasal 18 ayat 1, reksa dana dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu, Reksa Dana Perseroan dan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif. 1. Reksa dana Berbentuk Perseroan corporate type Dalam bentuk reksa dana perseroan ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksa dana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksa dana perseroan tertutup dan reksa dana perseroan terbuka Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada pasal 18 ayat 2. 2. Reksa Dana berbentuk Kontak Investasi Kolektif contractual type. Reksa dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat Pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, seluruh reksa dana yang ada di Indonesia saat ini berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

2.1.1.6 Kinerja Reksa Dana Saham

Menurut Abdul Halim 2005:68, tahap yang sangat penting bagi manajer investasi atau investor dari proses investasi dalam saham adalah melakukan Universitas Sumatera Utara 17 penilaian terhadap kinerja investasinya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk mengetahui dan menganalisa apakah investasi yang dilakukan telah memberikan hasil yang terbaik, penilaian kinerja ini dapat ditinjau dari tingkat pengembalian dan risiko dari investasi. Return – Sesuaian Risiko Menurut Hartono 2014:708 bahwa return yang tinggi belum tentu merupakan hasil investasi yang baik. Return yang rendah dapat juga dapat dikatakan investasi yang baik bila return yang rendah ini disebabkan oleh risiko yang rendah pula. Oleh karena itu return yang dihitung perlu disesuaiakan dengan risiko yang harus ditanggungnya. Sharpe’s Measure Pengukur kinerja ini disebut dengan pengukur Sharpe Measure atau disebut juga dengan nama reward to variability RVAR yang dikenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1966. Metode Sharpe dapat dirumuskan sebagai berikut: RVAR = Keterangan : RVAR = Reward to variability atau pengukur Sharpe R RD = Total rata –rata return reksa dana pada periode t R RF = Rata –rata return investasi bebas risiko pada periode t σ RD = Standar deviasi return Reksa Dana Dalam teori portofolio, standar deviasi merupakan risiko total yang merupakan penjumlahan dari systematic risk dengan unsystematic risk. Menurut Universitas Sumatera Utara 18 Hartono 2014:709 yaitu makin tinggi nilai pengukuran Sharpe, makin baik kinerja portofolionya.

2.1.2 Makro Ekonomi

Menurut Mankiw 2003 bahwa konsep makro ekonomi adalah sebuah kajian tentang gejala atau fenomena sebuah perekonomian secara luas di suatu Negara, mencakup inflasi, suku bunga, dan nilai tukar yang mempengaruhinya. Investasi di pasar modal tidak bisa terlepas dari pengaruh makro ekonomi. Menurut Widoatmodjo 2015:233 bahwa musuh utama investasi adalah makro ekonomi. Beberapa indikator makro ekonomi adalah tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, jumlah uang berdar, dan indeks harga saham gabungan.

2.1.2.1 Nilai Tukar Rupiah

Menurut Jonni Manurung dan Adler Manurung 2009:95 bahwa nilai tukar adalah harga dari satu mata uang dalam bentuk mata uang luar negeri. Hal ini juga didukung oleh John Sloman dan Mark Sutcliffe 2004:585 yang menyatakan an exchange rate is the rate at which one currency trades for another on the foreign exchange market . Menurut Darmadji 2006 bahwa nilai tukar mata uang atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kenaikan nilai tukar kurs mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang mata uang asing lebih murah, hal ini berarti nilai mata uang asing dalam negeri meningkat. Penurunan nilai tukar kurs disebut depresiasi mata uang dalam negeri mata uang asing menjadi lebih mahal, yang berarti mata uang dalam negeri menjadi merosot. Universitas Sumatera Utara 19 Menurut Dornbusch Fischer 1992 dalam Halim 2013, nilai tukar dikenal ada empat jenis yakni: 1. Selling Rate Kurs Jual merupakan kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu. 2. Middle Rate Kurs Tengah merupakan kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang telah ditetapkan oleh bank sentral pada saat tertentu. 3. Buying Rate Kurs Beli merupakan kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu. 4. Flat Rate Kurs Rata merupakan kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan travellers cheque.

2.1.2.2 Suku Bunga SBI

Suku bunga merupakan variabel makro ekonomi yang paling penting. Suku bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa depan. Suku bunga dibagi menjadi suku bunga rnominal nominal interest rate dan suku bunga riil real interest rate. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang dibayarkan oleh bank, dan suku bunga riil adalah kenaikan dalam daya beli Mankiw 2003:86. Menurut Didit Herlianto 2013:96, Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem bunga. Menurut Arifin 2007:118 dalam Topowijono, et al., 2015 bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah suku bunga yang diberlakukan Bank Indonesia SBI. Artinya pemerintah Universitas Sumatera Utara 20 melalui BI akan menaikan atau menurunkan tingkat suku bunga guna mengontrol peredaran uang di masyarakat atau dalam arti luas mengontrol perekonomian nasional. Menurut Sakhowi 1999 bahwa kenaikan suku bunga akan menyebabkan biaya investasi akan meningkat dan jumlah pengeluaran investasi akan menurun, akibat selanjutnya adalah ekspektasi penghasilan dari investasi akan menurun. Kenaikan biaya investasi dan penurunan jumlah investasi akan menyebabkan penurunan penghasilan yang menjadi bagian bagi pemegang saham equity yang berarti nilai equity akan menurun. Penurunan nilai ekuitas tersebut akan menyebabkan harga saham menurun.

2.1.2.3 Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan menurunnya tingkat harga secara terus- menerus, yang mempengaruhi masyarakat, bisnis, dan pemerintah Frederic S. Mishkin, 2006:10. Menurut G. Cowt Hrey bahwa inflasi adalah suatu keadaan dari nilai mata uang yang turun dan berlangsung secara terus-menerus dan harga mengalami kenaikan. Dan Hawtry berpendapat bahwa inflasi adalah suatu keadaan yang disebabakan oleh terlalu banyak uang yang beredar Latumaerissa, 2015:172. Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah keadaan dimana permintan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Menurut Herlianto 2013:155 bahwa inflasi menjadi perhatian dari investor, terutama jika inflasi dapat diramalkan, karena inflasi dapat Universitas Sumatera Utara 21 mempengaruhi keuntungan investor. Menurut Samuelson dan Nordhaus 2004:385 bahwa inflasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Inflasi rendah low inflation, yaitu inflasi dibawah 10, yang dicirikan oleh harga yang naik secara perlahan-lahan dan dapat diramalkan. Dalam rentang inflasi masih dianggap normal. 2. Inflasi yang melambung Galloping inflation, yaitu inflasi yang terjadi dari rentang 20 sampai 200 per tahun. Inflasi ini terjadi karena pemerintahan yang lemah, perang, revolusi, atau kejadiaan lainnya yang menyebabkan barang tidak tersedia sementara uang berlimpah. Sehingga kondisi ini menyebabkan nilai mata uang yang berkurang dengan sangat cepat. 3. Hiperinflasi Hyperinflation, yaitu inflasi yang terjadi diatas 200 per tahun, yang dicirikan ketika jumlah uang beredar sangat banyak, dan barang-barang menjadi langka, harga menjadi kacau-balau dan produksi menjadi tidak terorganisasi. Penyebab Inflasi menurut Sukirno 2007:12 yaitu : 1. Inflasi tarikan permintaan, ini merupakan bentuk inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak seimbang di antara permintaan dan penawaran barang dalam perekonomian. Inflasi tarikan permintaan dapat berlaku ketika perekonomian menghadapi masalah pengganguran yang tinggi maupun pada saat kesempatan kerja penuh sudah tercapai. 2. Inflasi desakan biaya, inflasi ini biasanya berlaku ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan kerja penuh. Pada tingkat ini industri-industri Universitas Sumatera Utara 22 telah beroperasi pada kapasitas yang maksimal, dan tenaga kerja menuntut kenaikan gaji sehingga menyebabkan peningkatan dalam biaya produksi. 3. Inflasi diimpor, inflasi ini terjadi saat ada suatu negara yang bertindak sebagai produsen terhadap negara-negara lain menaikkan harga dari barangnya, maka secara mendadak biaya produksi akan mengalami peningkatan dan menyebabkan masalah inflasi. Tingkat inflasi dihitung berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen IHK. Angka inflasi diperoleh dengan menggunakan rumus perhitungan di bawah ini : Inflasi = Keterangan : IHK t = Indeks Harga Konsumen pada priode t IHK t-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t

2.1.2.4 Jumlah Uang Beredar

Uang adalah sesuatu yang digunakan sebagai alat pembayaran transaksi. Djohanputro, 2008: 115. Dan menurut Kasmir 2011:13, pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Uang adalah persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Uang memiliki tiga tujuan, yaitu penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. Penyimpan nilai artinya adalah uang merupakan cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa Universitas Sumatera Utara 23 depan. Unit hitung, uang memberikan ukuran dimana harga ditetapkan dan utang dicatat. Sebagai media pertukaran, uang adalah apa yang kita gunakan untuk membeli barang dan jasa Mankiw 2003:73. Permintaan uang diperlukan untuk tujuan sebagai berikut: 1. Transaksi. Setiap pelaku ekonomi, baik individu atau rumah tangga, perusahaan, dan lembaga lainnya memerlukan uang untuk bertransaksi seperti untuk membeli barang, bayar rekening listrik, dan lainnya. 2. Jaga-jaga. Setiap individu atau kelompok memerlukan perencanaan untuk merencanakan kebutuhan uang mereka dalam suatu waktu, selain itu diperlukan juga uang penyimpanan untuk berjaga-jaga atas kondisi yang tak terduga. 3. Spekulasi. Spekulasi dikaitkan dengan permintaan akan aset untuk investasi. Pada saat suku bunga tinggi, maka diperlukan untuk menabung agar memperoleh return, dan jika sebaliknya, maka lebih baik untuk berinvestasi. Menurut Sukirno 2012 bahwa uang beredar dibedakan dalam dua pengertian, yaitu pengertian terbatas dan pengertian luas. Dalam pengertian terbatas uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah uang giral yang dimiliki perseorangan, perusahaan, dan badan pemerintah. Dalam pengertian luas uang beredar meliputi mata uang dalam peredaran, uang giral, uang kartal, dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening tabungan valuta asing milik swasta domestik. Uang beredar dalam arti luas dinamakan M2. Pengertian uang beredar dalam arti sempit selalu disingkat M1. Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher, seorang ahli ekonomi Universitas Sumatera Utara 24 Amerika yang tergolong dalam golongan ahli-ahli ekonomi klasik. Hubungan di antara transaksi dan uang ditunjukkan dalam persamaan kuantitas quantity equation berikut: M V = P T Keterangan : M = Jumlah uang beredar V = Tingkat perputaran uang P = Tingkat harga barang T = Jumlah barang yang diperdagangkan

2.1.2.5 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Menurut Fahmi 2014:311 bahwa Indeks Harga Saham Gabungan dianggap sebagai dasar analisis yang digunakan untuk melihat kondisi di Pasar Modal Indonesia. Sedangkan menurut Sunariyah 2006:142, Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Maksud gabungan dari seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Menurut Widoatmodjo 2015:126 rumus yang digunakan untuk menghitung IHSG adalah: IHSG = x 100 Keterangan : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan £Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlalu Universitas Sumatera Utara 25 £Ho = Total harga semua saham pada waktu dasar Indeks Harga Saham Gabungan Composite stock Price Index pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa.

2.2 Penelitian Terdahulu