Langkah 1: Menentukan Slump dan Kekuatan yang diinginkan. Langkah 2: Menentukan Ukuran Agregat Kasar Maksimum Langkah 3: Menentukan Kadar Agregat Kasar Optimum Langkah 4: Estimasi Kadar Air Pencampuran dan Kadar Udara Langkah 5: Menentukan Wc+p

62 Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah, ukuran maksimum agregat dibatasi 20 mm dengan karakteristik sebagai berikut: Dia max agg = 20 Mm Bj kering kerikil = 2,662 absorbsi kerikil = 1,34 berat isi kerikil = 1511,14 Bahan tambah yang dipakai untuk self compacting concrete adalah superplasticizer, penentuan komposisinya didapatkan berdasarkan trial mix. Semen yang dipakai adalah semen Portland Type I dengan berat jenis = 3,15.

1. Langkah 1: Menentukan Slump dan Kekuatan yang diinginkan.

Karena HRWR digunakan, beton didesain berdasarkan slump antara 50-75 mm sebelum penambahan superplasticizer. Dengan Menggunakan persamaan fcr’ = 25 65 0 0 maka nilai kuat tekan rata- rata fcr’ dapat ditentukan. fcr’ = 25 65 0 0 = 38,50 Mpa pada umur 28 hari

2. Langkah 2: Menentukan Ukuran Agregat Kasar Maksimum

Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan 38,50 MPa 62 MPa, maka digunakan agregat kasar batu pecah dengan ukuran maksimum 20 mm, berdasarkan tabel 2.7.

3. Langkah 3: Menentukan Kadar Agregat Kasar Optimum

Karena ukuran agregat kasar maksimum 20 mm, maka dari Tabel 2.8 didapat fraksi berat kering agregat kasar optimum = 0,72. Nilai DRUW Dry- Rodded Unir Weight atau berat isi kering oven agregat kasar adalah 1511,14 kgm 3 . Universitas Sumatera Utara 63 Berat Kering Agregat OD = DRUW x DRUW Berat Kering Agregat OD = 0,72 x 1511,14 kgm 3 Berat Kering Agregat OD = 1088,02 kgm 3

4. Langkah 4: Estimasi Kadar Air Pencampuran dan Kadar Udara

Berdasarkan pada slump awal sebesar 50-75 mm dan ukuran maksimum agregat kasar 20 mm, dari tabel 2.9 didapat estimasi pertama kebutuhan air yaitu 175 kgm 3 dan kandungan udara terperangkap, untuk campuran yang menggunakan superplasticizer.. Dengan menggunakan persamaan, voids content pasir yang digunakan adalah: Void Content, V, = - x 100 V = 1 – 1000 x 100 = 36,10 Penyesuaian air campuran, dihitung dengan menggunakan persamaan : Koreksi Air Pencampur, kgm 3 = V - 35 x 4,74 Koreksi air campuran = 36,10 – 35 x 4,74 = 5,20 kgm 3 Maka, total air campuran yang diperlukan per m 3 beton = 180,20 kg. Air campuran yang diperlukan itu termasuk retarding admixture, tetapi tidak termasuk air dalam HRWR. 5. Langkah 5: Menentukan Wc+p Pada tabel 2.11 untuk beton yang dibuat dengan menggunakan superplasticizer dan ukuran maksimum agregat 20 mm, dan yang mempunyai kekuatan tekan rata-rata yang ditargetkan untuk kondisi laboratorium fcr’ sebesar 38,50 Mpa pada umur 28 hari. Universitas Sumatera Utara 64 0,90 x 38,50 = 34,65 Mpa Maka nilai Wc+p yang digunakan yaitu 0,45 karena fcr dibawah 48 Mpa makan digunakan Wc+p 48 Mpa

6. Langkah 6: Menghitung Kadar Bahan Semen