20
2.4.  Air
Semen  tidak  bisa  menjadi  pasta  tanpa  air.  Air  harus  selalu  ada  didalam beton  cair,  tidak  saja  untuk  hidrasi  semen,  tetapi  juga  untuk  mengubahnya
menjadi suatu pasta sehingga betonnya lecak workable. Jumlah air yang terikat dalam  beton  dengan  faktor  air-semen  0.65adalah  sekitar  20  dari  berat  semen
pada  umur  4  minggu.  Dihitung  dari  komposisi  material  semen.  Jumlah  air  yang diperlukan untuk hidrasi secara teoritis adalah 35-37 dari berat semen Nugraha
P, 2007. Air  yang  digunakan  untuk  campuran  beton  harus  bersih,  tidak  boleh
mengandung  minyak,  asam  alkali,  zat  organis  atau  bahan  lainnya  yang  dapat merusak beton atau tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum.
Air  yang  diperlukan  dipengaruhi  factor-faktor  dibawah  ini  Nugraha P.,2007 :
- Ukuran  agregat  maksimum  :  diameter  membesar    kebutuhan  air  menurun
begitu pula jumlah mortar yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit. -
Bentuk butir : bentuk bulat  kebutuhan air menurun batu pecah perlu lebih banyak air.
- Gradasi agregat : gradasi baik  kebutuhan air menurun untuk kelecakan yang
sama. -
Kotoran dalam agreat : makin banyak slit, tanah liat dan lumpur, kebutuhan air meningkat.
- Jumlah agregat halus dibandingkan dengan agregat kasar, atau hk : agregat
halus lebih sedikit  kebutuhan air menurun.
Universitas Sumatera Utara
21
2.5.  Bahan Kima Pembantu
Bahan  kimia  pembantu  chemical  admixtures  dan  bahan-bahanlain merupakan  bahan  tambahan  additivies  kepada  beton.  Jumlahnya  relatif  sedikit
tetapi pengaruhnya cukup besar pada beton sehingga banyak digunakan. Produk- produk  bahan  kimia  pembantu  yang  komersial,  jenisnya  sering  dikombinasikan.
Jarang bisa diperoleh informasi terperinci, terutama tentang komposisi kimianya, sehingga sukar untuk  mengistimasi  semua pengaruhnya pada beton.  Oleh karena
itu perlu dipertimbangkan untuk memakai produkmerek yang sudah dikenal. Bila perlu  dicoba  dengan  campuran  percobaan  trial  mix.  Efek  dapat  berbeda  untuk
merk semen yang berbeda Nugraha P, 2007. Menurut  standar  ASTM.  C.  494  1995:  .254  terdapat  beberapa  tipe  bahan
tambah kimia, antara lain : a.
Tipe A “Water-Reducing Admixtures” Water-Reducing  Admixtures
adalah  bahan  tambah  yang  mengurangi  air pencampur  yang  diperlukan  untuk  menghasilkan  beton  dengan  konsistensi
tertentu. Bahan tambah ini pada umumnya mengurangi pemakaian air sebanyak 5 -
12  dari  pemakaian pada  desain  mix  beton  normal.    Penggunaan  bahan  tambah ini harus memperhatikan pengaruhnya pada waktu ikat setting beton segar yang
pada  umumnya  akan  menjadi  lebih  cepat  dari  beton  normal  --  pelaksanaan finishing  harus  dipersiapkan dengan  baik  supaya  tidak  terlambat  dimulai  dan
diselesaikan.
Universitas Sumatera Utara
22
b. Tipe B “Retarding Admixtures”
Retarding  Admixtures adalah  bahan  tambah  yang  berfungsi  untuk
menghambat  waktu  pengikatan  beton.  Penggunaanya  untuk  menunda  waktu pengikatan beton setting time misalnya karena   kondisi  cuaca  yang panas, atau
memperpanjang  waktu  untuk  pemadatan  untuk  menghindari  cold  joints  dan menghindari  dampak  penurunan  saat  beton  segar  pada  saat  pengecoran
dilaksanakan.  Bahan  tambah  dengan  fungsi  retarding  digunakan  dengan  tujuan utama  menunda  waktu  initial  dan  final  setting  dari  adukan  beton  segar,  dan
mempertahankan workability beton. c.
Tipe C “Accelerating Admixtures” Accelerating  Admixtures
adalah  bahan  tambah  yang  berfunsi  untuk mempercepat  pengikatan  dan  pengembangan  kekuatan  awal  beton.  Bahan  ini
digunkan  untuk  mengurangi  lamanya  waktu  pengeringan  hidrasi,  dan mempercepat pencapaian kekuatan beton.
Bahan  tambah  dengan  fungsi  accelerating  digunakan  dengan  tujuan  utama mendapatkan  kekuatan awal  yang  lebih  tinggi  pada  beton  yang  dikerjakan,
misalkan  jika  elemen  struktur  beton  yang diperlukan  untuk  segera  dibebani oleh pekerjaan berikutnya dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan yang ketat.
d. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”
Water  Reducing  and  Retarding  Admixtures adalah  bahan  tambah  yang
berfungsi  ganda  yaitu  mengurangi  jumlah  air  pencampur  yang  diperlukan  untuk menghasilkan  beton  dengan  konsistensi  tertentu  dan  menghambat  pengikatan
awal.
Universitas Sumatera Utara
23
Jenis  bahan  tambah  yang  berfungsi  ganda  yaitu  untuk  mengurangi  jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi  tertentu  sekaligus  memperlambat  proses  pengikatan  awal  dan pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah
semen  dapat  dikurangi  sebanding  dengan  jumlah  air  yang  dikurangi.  Bahan  ini berbentuk  cair  sehingga  dalam  perencanaan  jumlah  air  pengaduk  beton,  maka
berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada beton. e.
Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures” Water  Reducing  and  Accelerating  Admixtures
adalah  bahan  tambah  yang berfungsi  ganda  yaitu  mengurangi  jumlah  air  pencampur  yang  diperlukan  untuk
menghasilkan  beton  dengan  konsistensi  tertentu  dan  menghambat  pengikatan awal.
Jenis  bahan  tambah  yang  berfungsi  ganda  yaitu  untuk  mengurangi  jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi  tertentu  sekaligus  mempercepat  proses  pengikatan  awal  dan pengerasan  beton.  Beton  yang  ditambah  dengan  bahan  tambah  jenis  ini  akan
dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi  tetap  workable.  Dengan  menggunakan  bahan  ini  diinginkan  beton  yang
mempunyai  kuat  tekan  tinggi  dengan  waktu  pengikatan  yang  lebih  cepat  beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi.
f. Tipe F “Water Reducing High Range Admixtures”
Water  Reducing  High  Range  Admixtures adalah  bahan  tambah  yang
berfungsi  untuk  mengurangi  jumlah  air  pencampur  yang  diperlukan  untuk menghasilkan beton dengan kondisi tertentu, sebanyak 12 atau lebih.
Universitas Sumatera Utara
24
Bahan tambah dengan fungsi HRWR digunakan untuk mendapatkan tingkat konsistensi  yang diinginkan atau ditetapkan spesifikasi dengan mengurangi berat
air  sebesar  12  atau  lebih  sampai  40.  Tujuan  dan  penggunaannya  sama dengan  bahan  tambah  tipe  A  dengan  pengurangan  berat  air  12.  HRWR  atau
bahan  tambah  tipe  F  pada  umumnya  diaplikasikan  atau  dicampurkan  di  lokasi pengececoran.
Dengan  menmbahkan  bahan  ini  ke  dalam  beton,  diinginkan  untuk mengurangi  jumlah  air  pengaduk  dalam  jumlah  yang  cukup  tinggi  sehingga
diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan workability beton juga lebih tinggi. Bahan tambah
jenis  ini  berupa  superplasticizer.  Yang  termasuk  jenis  superplasticizer  adalah  : kondensi  sulfonat  melamine  formaldehyde
dengan  kandungan  klorida  sebesar 0,005  ,  sulfonat  nafthalin  formaldehyde,  modifikasi  lignosulphonat  tanpa
kandungan  klorida.  Jenis  bahan  ini  dapat  mengurangi  jumlah  air  pada  campuran beton  dan  meningkatkan  slump  beton  sampai  208  mm.  Dosis  yang  dianjurkan
adalah 1  - 2  dari berat semen. g.
Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures” Water  Reducing,  High  Range  Retarding  admixtures
adalah  bahan  tambah yang  berfungsi  untuk  mengurangi  jumlah  air  pencampur  yang  diperlukan  untuk
menghasilkan  beton  dengan  konsistensi  tertentu,  sebanyak  12    atau  lebih sekaligus  menghambat  pengikatan  dan  pengerasan  beton.  Bahan  ini  merupakan
gabungan  superplasticizer  dengan  memperlambat  waktu  ikat  beton.  Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.
Universitas Sumatera Utara
25
Bahan  tambah  dengan  fungsi  HRWR  +  retarding  digunakan  untuk mendapatkan efek serupa dengan bahan tambah tipe D dengan pengurangan berat
air  yang  digunakan  sebesar  12  atau  lebih  sampai  40.  Tujuan  dan penggunaannya  sama  dengan  bahan  tambah  tipe  D.  Pencampuran  bahan  tambah
tipe  G  dapat  dilakukan  di  batcing  plant  atau  di  lokasi  proyek.  Beberapa  jenis superplasticizer
mempunyai klasifikasi sebagai bahan tambah tipe G.
2.5.1. Superplasticizer
Superplasticizer  High  Range  Water  Reducer  Admixture sangat
meningkatkan kelecekan campuran. Campuran dengan slump sebesar 7,5 cm akan menjadi  20  cm.  Digunakan  terutama  untuk  beton  mutu  tinggi,  karena  dapat
mengurangi air sampai 30. Superplasticizer
pertama  kali  diperkenalkan  di  Jepang  dan  kemudian  di Jerman  pada  awal  tahun  1960-an.  Garam  sodium  dari  formaldehyde  high
condesates  naphthalene  sulface  superplasticizer dikembangkan  di  Jepang  dan
melamine sulfonate formaldehyde condensates dikembangkan di Jerman.
a. Komposisi
Superplasticizer ini  juga  terbagi  atas  beberapa  jenis  yaitu  tipe  Sulphonate
melamine  formaldehyde  condensates SMFC,    sulphonate  napthalene
formaldehyde  condensates SNFC,  dan  yang  terbaru  adalah  tipe  Polycarbonate
ethers PCE.
Tipe  SMFC  dan  SNFC  adalah  garam  yang  bermuatan  negatif  atau  anion yang berukuran colloidal dengan sejumlah besar polar grup dalam masa rantai N
dan O sementara anion  terdiri dari sekitar 60 SO3 group. Struktural molekul dari
Universitas Sumatera Utara
26
polimer policarboxylate ether PCE terdiri dari carboxyl sebagai batang. Polimer
main chain dan oksida polyethylene sebagai cabang polimer side chain. b.
Dosis Dosis  yang  digunakan  tergantung  dosis  yang  disarankan  oleh  pembuat
superplaticizer. Pemberian dosis yang berlebihan selain tidak ekonomis juga akan dapat menyebabkan penundaan setting yang lama hingga justru beton kehilangan
kekuatan akhir. Pemakaian  dosis  yang  tinggi  pada  superplaticizer  dengan  bahan  dasar
napthalene atau  melamine  berkisar  pada  dosis  1.5  atau  lebih  akan
menyebabkan  mortar  sulit  mengeras  dan  kehilangan  kekuatannya,  sedangkan untuk  bahan dasar  polycarboxylate  hanya berpengaruh pada penurunan kekuatan
awal dan tidak berpengaruh pada kekuatan akhir. c.
Kegunaan, 1.
Meningkatkan workability sehingga menjadi lebih besar daripada water reducer
biasa. 2.
Mengurangi air kebutuhan air 25-35 3.
Mempermudah pembuatan beton yang sangat cair. Memungkinkan penuangan pada tulangan yang rapat atau pada bagian yang sulit dijangkau
oleh pemadatan yang memadai. 4.
Karena tidak terpengaruh oleh perawatan yang dipercepat, dapat membantu mempercepat pelepasan kabel prategang dan acuan.
5. Dapat membantu penuangan dalam air karena gangguan menyebarnya beton
dihindari.
Universitas Sumatera Utara
27
d. Kelemahan,
1. Slump loss perlu diperhatikan untuk tipe napthalene ; dipengaruhi oleh
temperatur dan kompatibilitas anatara merek semen dan superplasticizer. 2.
Kadar udara hanya 1,2-2,7, bahkan tanpa pemadatan apapun. 3.
Ada risiko pemisahan segregasi dan pendarahan bleeding jika mix design tidak dikontrol dengan baik.
4. Harga relatif mahal.
2.5.2. Retarder
Retarder adalah  zat  kimia  untuk  memperlambat  proses  ikatan  campuran
beton  Biasanya  diperlukan  untuk  beton  yang  tidak  dibuat  dilokasi  penuangan beton.  Zat  tambahan  ini  diantarannya  berupa  gula,  sucrose,  sodium  gluconate,
glucose, citric acid, dan tartaric acid.
Retarder menunda proses pengikatan semen
dengan  membentuk  lapisan  tipis  pada  partikel  semen  sehingga  memperlambat reaksi dengan air.
Retarder akan  membungkus  butir  semen  dengan  OH  sehingga
memperlambat  reaksi  awal  dari  hidrasinya.  Terbentuknya  garam  Ca  dalam  air mengurangi konsentrasi ion Ca dan memperlambat kristalisasi selama fase hidrasi
Paul N.  Antoni, 2007.
2.6.  Pengaruh Temperatur Pada Beton