27
d. Kelemahan,
1. Slump loss perlu diperhatikan untuk tipe napthalene ; dipengaruhi oleh
temperatur dan kompatibilitas anatara merek semen dan superplasticizer. 2.
Kadar udara hanya 1,2-2,7, bahkan tanpa pemadatan apapun. 3.
Ada risiko pemisahan segregasi dan pendarahan bleeding jika mix design tidak dikontrol dengan baik.
4. Harga relatif mahal.
2.5.2. Retarder
Retarder adalah zat kimia untuk memperlambat proses ikatan campuran
beton Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Zat tambahan ini diantarannya berupa gula, sucrose, sodium gluconate,
glucose, citric acid, dan tartaric acid.
Retarder menunda proses pengikatan semen
dengan membentuk lapisan tipis pada partikel semen sehingga memperlambat reaksi dengan air.
Retarder akan membungkus butir semen dengan OH sehingga
memperlambat reaksi awal dari hidrasinya. Terbentuknya garam Ca dalam air mengurangi konsentrasi ion Ca dan memperlambat kristalisasi selama fase hidrasi
Paul N. Antoni, 2007.
2.6. Pengaruh Temperatur Pada Beton
Kondisi cuaca dilapangan, panas atau dingin, tenang dan berangin, mungkin sangat berbeda dengan kondisi optimum dilaboratorium atau kondisi yang
diperkirakan. Temperatur yang ideal adalah 10-16
º
C. Beberapa peraturan melarang pelaksanaan pengecoran pada temperatur lebih dari 29 - 32
º
C, apalagi bila disertai dengan angin dengan kecepatan lebih dari 1 kgmm
2
jam.
Universitas Sumatera Utara
28
Komite ACI 305 mendefinisikan cuaca panas sebagai “kombinasi dari temperatur tinggi, kadar lengas relatif yang rendah, dan kecepatan angin yang
cenderung memperlambab mutu beton segar atau beton keras, atau menghasilkan sifat yang tidak normal. “petunjuk FIP Federation Internationale du Beton
untuk konstruksi beton di cuaca panas memberikan tambahan faktor iklim dari radiasi matahari. Dalam terminologi kondisi iklim lokal :
a. Temperatur udara rata-rata 30±5
º
C ekstrem adalah 20
º
C sampai 38
º
C. b.
Kelembapan relatif 50-80 ekstrem adalah 30 sampai 100 c.
Kecepatan angin pada level tanah -10 sampai 20 kmjam Pengaruh temperatur pada beton segar adalah percepatan pada kecepatan
hidrasi semen. Ini mengakibatkan : a.
Slump loss yang tinggi Kenaikan temperatur beton segar dapat mempercepat turunnya nilai slump
beton slump loss. b.
Kebutuhan air meningkat Jika temperatur naik dari 20 ke 35
º
C maka perlu tambahan air 7 kgm
3
, untuk slump 75 mm yang sama. Tambahan air tersebut mengurangi kekuatan 12-
15. Penambahan air untuk menambah kelecekan harus dilarang. Kecuali bila dibuktikan bahwa batas faktor air semen belum dilampui.
c. Waktu pengikatan set lebih cepat
Ini diindikasikan oleh semakin singkatnya waktu setting semen tes vicat atau beton tes perlawanan penetrasi. Bertambahnya kecepatan evaporasi air
menghasilkan pengakuan lebih lanjut dari campuran. Bahan kimia tambahan set-retarding
diperlukan untuk memperpanjang waktu set, atau plasticiser
Universitas Sumatera Utara
29
untuk mengembalikan kelecakan. Pengerasan beton dengan air bisa mengakibatkan bertambahnya rasio airsemen efektif dan kehilangan kekuatan.
Waktu pengerjaan yang cepat ini memerlukan pengerjaan, penyelesaian perawatan yang lebih teliti, bertambahnya kemungkinan terbentuknya
sambungan dingin cold join dan bertambahnya kecendrungan untuk menambah air kedalam campuran.
d. Susut dan retak yang tinggi
Evaporasi air dengan cepat dari campuran beton sebelum penuangan mempromosikan pengakutan yang lebih cepat. Setelah penyelesaian,
kehilangan air akibat pendarahan dari permungkaan terekspos yang besar kelemban yang relatif rendah, tingginya kecepatan angin dan tingginya radiasi
matahari dari permungkaan yang tidak dilindungi, bisa mengakibatkan retak susut plastis. Untuk bagian yang tipis sangat berbahaya.
2.6.1. Pembetonan Pada Musim Dingin
Bilamana pembetonan berlangsung pada musim dingin dan bila suhu turun pada titik beku, tindakan seperlunya diambil untuk menjamin :
a. Agar air pada beton yang baru saja dicor tidak membeku
b. Agar beton dilindungi pada umur awalnya
c. Agar peningkatan kekuatan dipertahankan
Secara umum diketahui bahwa cara yang paling murah dan mudah untuk pemanasan awal beton ialah memanaskan air campurannya. Suhu yang
dibutuhkan pada air ini ialah antara 50
º
C sampai 60
º
C dan harus diperhatikan agar suhu air dapat dipastikan tak lebih dari 70
º
C. Bilamana air campuran
Universitas Sumatera Utara
30
dipanaskan diatas 60
º
C, akan menghasilkan pengikatan beton yang cepat atau mengurangi workabilitas kemudahan untuk dikerjakan .
2.6.2. Pembetonan Pada Cuaca Panas
Banyak spesifikasi yang menyebutkan batasan maksimum suhu beton ketika sedang dicor agar dapat dihindarkan terjadinya pengaruh yang buruk terhadap
kualitas dan durabilitas daya tahan dari bangunan yang telah selesai. Suhu beton maksimum 32
º
C disarankan oleh ACI American Concrete Institute sebagai batasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Telah terbukti dengan nyata bahwa kekuatan beton setelah umurnya beberapa hari, bertambah bila suhu selama masa perawatannya bertambah.
Penjelasan akan pengaruh suhu awal yang tinggi terhadap kekuatan beton kurang begitu jelas, tetapi tampaknya suhu awal pada praktek yang tinggi akan
mengurangi kekuatan 28 hari. Suatu penelitian pada pabrik beton berkekuatan tinggi pada iklim tropis menunjukkan reduksi sebesar 15 dalam kekuatan 28
hari, yaitu bilamana beton dicampur pada suhu yang tinggi tetapi dirawat pada suhu sekitar 23
º
C. Pada daerah tropis lainnya diperoleh hasil yang serupa. Hasil dari pekerjaan laboratorium telah menunjukkan bahwa beton yang dibuat pada
suhu 38
º
C memberikan hasil uji kubus 28 hari yang kira-kira 15 lebih rendah dari beton yang dihasilkan pada suhu 18
º
C. Didalam pekerjaan ini, semua kubus dirawat selama satu hari pada suhu dimana beton dicampur sebelum dicelupkan
dalam air yang suhunya 14
º
C -19
º
C.
2.7. Self Compacting Concrete