Saran Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat KUR Nasional, 2014

79 nilai standardizedcoefficients sebesar 0,.691, sedangkan variabel Kredit Usaha Rakyat KUR sebesar 0,297 4. Pengaruh modal awal dan Kredit Usaha Rakyat KUR terhadap pendapatan petani salak yang dilihat secara simultan atau gabungan, yaitu variabel modal sendiri dan Kredit Usaha Rakyat KUR secara simultan atau gabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. 5. Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,654berarti 65,4 variabel pendapatan petani salak Y dapat dijelaskan oleh variable modal sendiri X 1 dan Kredit Usaha Rakyat X 2 ..

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya pihak Pemerintah Daerah setempat dan bank-bank penyalur Kredit Usaha Rakyat KUR lebih mengawasi dan memperhatikan pengalokasian dana bantuan yang diberikan kepada masyarakat digunakan untuk apa. Apakah digunakan untuk pengembangan usaha masyarakat tersebut atau tidak, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat di daerah tersebut. 2. Pihak bank-bank penyalur Kredit Usaha Rakyat KUR sebaiknya lebih selektif dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat KUR kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara 80 Guna memberikan kredit tersebut tepat pada sasaran yaitu kepada para UMK termasuk petani salak yang ingin mengembangkan usahanya, dan tidak menggunakan dana tersebut lebih banyak untuk kegiatan konsumtif. 3. Sebaiknya para penerima Kredit Usaha Rakyat KUR termasuk para petani salak menggunakan dana kredit yang diberikan tersebut digunakan untuk pengembangan usaha dan juga menyadari bahwa apabila dana kredit yang diberikan tersebut digunakan untuk pengembangan usaha maka pendapatan masyarakat juga akan meningkat. Universitas Sumatera Utara 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kredit Usaha Rakyat

2.1.1 Pengertian Kreditan Usaha Rakyat

Kredit Usaha Rakyat KUR adalah adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSPUSP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana komite-kur.com. Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Mikro dan Kecil masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen, permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, serta kemitraan. Universitas Sumatera Utara 6 Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi UMKM-K dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70 sementara sisanya sebesar 30 ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 7 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri BSM.

2.1.2 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat KUR

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135PMK.052008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.10PMK.052009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut : a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan : 1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur Universitas Sumatera Utara 7 SID pada saat Permohonan KreditPembiayaan diajukan dan atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah 2.. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama MoU Penjaminan KUR dan sebelum addendum I tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008, maka fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada debitur belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya 3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja investasi dengan ketentuan : 1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24 efektif pertahun. 2. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 16 efektif pertahun. c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat KUR berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 8

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat

Tujuan Program KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sector sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Untuk agribisnis, bidang usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian.

2.1.4 Tingkat Bunga Kreditan Usaha Rakyat

Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat KUR adalah sebesar 16. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha mikro dan kecil yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat KUR dengan tujuan memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil UMK yang ada di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 9

2.1.5 Perkembangan Kreditan Usaha Rakyat di Indonesia

Hingga bulan September 2014 ini, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 tujuh bank yaitu Bank Nasional Indonesia BNI, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara BTN, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri BSM dan Bank Negara Indonesia Syariah BNI Syariah. Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafond mencapai Rp. 110,06 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafondnya sebesar Rp. 20,09 triliun dan Rp. 89,97 triliun, debiturnya 114.591 UMK dan 10.901.101 UMK, rata-rata kredit Rp. 175,4 jutadebitur dan Rp. 8,3 jutadebitur, serta NPL penyaluran masing-masing 3,4 dan 2,0. Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Mandiri dengan total plafond sebesar Rp. 16,85 triliun, debiturnya sebanyak 382.124 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 44,1 jutadebitur serta nilai NPL sebesar 3,9. Di urutan ketiga adalah BNI dengan total plafond sebesar Rp. 15,23 triliun, debiturnya sebanyak 215.178 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 70,8 jutadebitur serta nilai NPL sebesar 3,8. Selanjutnya berturut-turut yaitu BTN dengan plafond Rp. 4,56 triliun, BSM dengan plafond Rp. 3,87 triliun, Bank Bukopin dengan plafond 1,81 triliun dan BNI Syariah dengan plafond Rp. 306.019 miliar. Secara keseluruhan, nilai Non Performing Loan NPL penyaluran KUR oleh bank pelaksana ini masih dibawah 5 yaitu sebesar 3,6. Diharapkan pada periode-periode berikutnya nilai NPL pada bank yang masih di atas 5 bisa turun sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran Universitas Sumatera Utara 10 Tabel 2.1 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional 30 September 2014 NO BANK REALISASI PENYALURAN KUR NPL Plafond Rp juta Outstanding Rp juta Debitur Rata-rata Kredit Rp juta 1 BNI 15,238,602 3,478,169 215,178 70.8 3.8 2 BRI KUR Ritel 20,094,974 7,616,531 114,591 175.4 3.4 3 BRI KUR Mikro 89,971,641 23,226,308 10,901,101 8.3 2.0 4 BANK MANDIRI 16,857,192 6,654,876 382,124 44.1 3.9 5 BTN 4,567,269 1,715,613 25,104 181.9 11.9 6 BUKOPIN 1,810,662 528,715 12,114 149.5 5.4 7 BSM 3,871,659 1,278,982 59,164 65.4 20.0 8 BNI SYARIAH 306,019 140,676 1,376 222.4 2.9 TOTAL 152,718,020 44,639,870 11,710,752 13.0

3.6 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat KUR Nasional, 2014

Dilihat dari sisi sektor ekonomi hingga Bulan September 2014, penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana masih didominasi oleh sektor perdagangan. Penyaluran disektor ini mencapai Rp. 95,1 triliun dengan jumlah debitur UMKMK sebesar 7,81 juta debitur. Sektor pertanian menjadi sektor kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank pelaksana yaitu sebesar Rp. 29,41 triliun dengan jumlah debitur mencapai 1,92 juta debitur, dan diikuti oleh sektor- sektor lainnya seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 11 Tabel 2.2 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi 30 September 2014 NO SEKTOR EKONOMI TOTAL Plafon Rp juta Outstanding Rp juta Debitur 1 Pertanian 29,419,457 10,728,385 1,927,170 2 Perikanan 921,816 193,257 16,511 3 Pertambangan 140,452 57,451 4,879 4 Industri pengolahan 4,708,579 1,706,453 259,850 5 Listrik, gas dan air 88,899 35,227 3,148 6 Konstruksi 2,170,757 513,534 13,042 7 Perdagangan 95,194,082 29,380,391 7,814,392 8 Penyediaan akomodasi 1,225,043 339,625 48,973 9 Transportasi 2,239,404 925,295 62,467 10 Perantara keuangan 1,140,894 282,723 7,620 11 usaha persewaan 8,245,066 3,149,407 443,321 12 Adm. Pemerintahan 59,386 36,321 3,440 13 Jasa pendidikan 95,706 22,732 747 14 Jasa kesehatan 413,915 97,663 3,406 15 Jasa kemasyarakatan 4,644,406 1,044,513 116,355 16 Jasa perorangan 163,339 44,676 1,303 17 Badan internasional 75 - 1 18 Lainnya 17,445,724 1,789,336 1,180,218 Total 168,317,001 50,346,989 11,906,844 Dari sebaran wilayahnya, penyerapan KUR masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan plafond masing-masing Rp. 27,01 triliun dan Rp. 25,6 triliun. Jawa Tengah masih merupakan provinsi terbesar yang menyerap KUR dari Bank Pelaksana. Diharapkan dengan adanya BPD dapat meningkatkan penyaluran KUR di luar pulau Jawa Universitas Sumatera Utara 12 Tabel 2.3 Realisasi KUR Menurut Propinsi 30 September 2014 NO PROVINSI TOTAL TOTAL Rp juta Outstanding Rp juta Debitur 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 2,615,992 690,957 184,427 2 SUMATERA UTARA 8,269,326 2,763,994 482,065 3 SUMATERA BARAT 5,400,996 1,740,472 283,926 4 RIAU 4,624,015 1,575,708 194,101 5 JAMBI 2,675,048 786,409 156,502 6 SUMATERA SELATAN 6,002,537 2,182,423 217,814 7 BENGKULU 1,232,813 373,736 90,000 8 LAMPUNG 3,736,831 1,055,471 284,164 9 KEPULAUAN RIAU 1,175,382 409,845 41,769 10 BANGKA BELITUNG 600,415 202,535 37,287 11 DKI JAKARTA 7,712,991 2,191,743 281,466 12 JAWA BARAT 21,792,116 6,214,639 1,713,681 13 JAWA TENGAH 27,011,330 7,269,075 2,762,851 14 D.I. YOGYAKARTA 3,406,766 1,038,859 306,905 15 JAWA TIMUR 25,613,923 7,045,469 2,092,546 16 BANTEN 3,487,919 977,848 196,275 17 BALI 3,756,490 1,182,243 273,409 18 NTB 2,180,198 645,899 185,582 19 NTT 1,798,312 537,284 120,964 20 KALIMANTAN BARAT 3,732,015 1,733,428 133,952 21 KALIMANTAN TENGAH 2,541,859 890,251 115,454 22 KALIMANTAN SELATAN 4,100,988 1,493,819 223,104 23 KALIMANTAN TIMUR 4,224,612 1,419,158 194,620 24 SULAWESI UTARA 1,676,586 526,775 113,839 25 SULAWESI TENGAH 2,050,404 667,082 149,986 Universitas Sumatera Utara 13 26 SULAWESI SELATAN 9,094,056 2,423,100 628,608 27 SULAWESI TENGGARA 1,410,518 371,997 105,874 28 GORONTALO 849,320 238,763 73,417 29 SULAWESI BARAT 841,696 227,538 58,819 30 MALUKU 1,135,695 264,243 60,796 31 MALUKU UTARA 698,544 181,945 29,998 32 PAPUA BARAT 866,263 286,034 31,720 33 PAPUA 2,001,046 738,247 80,923 TOTAL 168,317,001 50,346,989 11,906,844 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat KUR Nasional, 2014

2.2 Bank