Pengaruh Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pendapatan Usaha Tani Salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan

(1)

Lampiran I :

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PENDAPATAN USAHA TANI SALAK DI KECAMATAN ANGKOLA BARAT

KABUPATEN TAPANULI SELATAN

No. Responden:...

I. Petunjuk Pengisian

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu kepada responden, saya sebagai peneliti mengharapkan:

1. Saudara/i menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya, dan perlu diketahui bahwa jawaban Anda tidak berhubungan dengan benar atau salah.

2. Memberikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang di beri gambar .

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Status Pernikahan : Ya Tidak a. Jumlah Anak :


(2)

II.KarateristikUsaha Tani Salak

1. Jumlahmodal Usaha :

a. Modal Sendiri Rp……….. b. Peneriman Kredit Rp ……….

2. Rata-rata penghasilan per 3 bulan sebelummenggunakan kredit: Rp……….

3. Rata-rata penghasilan per 3 bulan setelahmenggunakan KreditUsaha Rakyat : Rp……….

4. Kemana digunakan kredit yang diterima :

< 50% digunakan untukpengembangan usaha 50% - 75%digunakan untuk pengembangan usaha 76% - 100%digunakanuntuk pengembangan usaha

5. Setelah Mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), apakah penghasilan : Meningkat

Sama saja Menurun


(3)

Lampiran II

Tabel Pendapatan Petani Salak Sebelum dan Sesudah Menerima KUR, Modal Sendiri dan KUR yang diterima

No

Pendapatan Sebelum

KUR

Pendapatan

Setelah KUR Modal Sendiri KUR yang diterima

1 2300 3200 4200 5400

2 2200 3000 4500 5000

3 750 1500 2100 5000

4 2000 2500 4000 6000

5 2500 3200 4500 7000

6 1200 2000 2500 5000

7 2500 3500 4200 6000

8 2900 4200 4500 9000

9 2500 3500 4500 7000

10 800 1300 2000 5000

11 2200 3000 4300 5000

12 1700 2500 4500 4000

13 1200 2000 2200 6000

14 1600 2500 2500 5600

15 2600 3500 3800 5000

16 1250 2000 2500 5000

17 2250 3500 3500 9000

18 2200 3000 4000 8000

19 1200 1500 2200 6000

20 2100 3000 4000 6000

21 1900 2500 4500 5000

22 2300 3500 4000 6000

23 2850 4000 5500 8000

24 2400 3300 3500 7000

25 1800 2800 3000 7000

26 2100 3200 4000 9000

27 1400 2100 4000 6000

28 1500 2400 2500 6000

29 2600 3500 4500 10000

30 2200 3000 4200 6400

31 1200 1500 2800 7000

32 2000 3250 4000 9000

33 2150 2800 4000 5000

34 3300 4000 5500 5000

35 3300 4100 6000 12000

36 2500 3500 6000 10000

37 2000 3300 3500 11000


(4)

39 3700 4300 6500 8000

40 2800 3500 5000 7000

41 2000 2800 5500 6000

42 3500 4200 6000 6000

43 1500 2400 2400 6000

44 1500 2000 2000 7000

45 1000 1550 2500 6000

46 1600 2000 2500 5000

47 1700 2500 2800 6000

48 1600 2500 2400 6000

49 2000 3200 3500 9000

50 2200 3500 4000 9000

51 2200 3000 3500 6000

52 800 1500 1500 6000

53 2000 3200 3000 10000

54 2100 3000 4500 7000

55 1500 2600 2500 6000

56 2500 3500 3500 13000

57 2100 3000 4000 6400

58 1700 2500 2000 8000

59 2000 3300 2800 10400

60 1500 2200 3500 8000

61 2600 3000 5800 7000

62 1500 2000 3000 8000

63 1600 2400 1500 8600

64 1600 2500 2500 6000

65 1850 2300 3500 6000

66 1250 2000 2500 9000

67 2250 3350 4000 7000

68 1950 2800 3500 6000

69 1100 1500 1800 5000

70 2100 3000 4000 7000

71 2500 3500 4500 10000

72 2500 3250 5500 9100

73 1200 1700 2500 6000

74 2500 3500 4000 10000

75 2900 4000 4500 8000

76 2800 3600 4500 7000

77 800 1500 2000 8000

78 2200 3300 4000 7000

79 2000 2800 4000 8000

80 2450 3200 4200 11000

81 1200 2000 2000 6000

82 2100 3000 3000 8000

83 1800 2800 3200 5000


(5)

85 2100 3100 4200 7500

86 1700 2400 4400 4500

87 1800 2850 3700 6000

88 2100 2700 5100 7000

89 2200 2900 4100 5500

90 2300 3100 5600 8000


(6)

Lampiran 3 :

Tabel Data Uji Beda Sampel Data Berpasangan (Paired Sample Test)

(dalam Ribuan) No Pendapatan Setelah

KUR Pendapatan sebelum KUR (X2)

1 3200 2300

2 3000 2200

3 1500 750

4 2500 2000

5 3200 2500

6 2000 1200

7 3500 2500

8 4200 2900

9 3500 2500

10 1300 800

11 3000 2200

12 2500 1700

13 2000 1200

14 2500 1600

15 3500 2600

16 2000 1250

17 3500 2250

18 3000 2200

19 1500 1200

20 3000 2100

21 2500 1900

22 3500 2300

23 4000 2850

24 3300 2400

25 2800 1800

26 3200 2100

27 2100 1400

28 2400 1500

29 3500 2600

30 3000 2200

31 1500 1200

32 3250 2000

33 2800 2150

34 4000 3300

35 4100 3300

36 3500 2500

37 3300 2000

38 2700 2100

39 4300 3700

40 3500 2800

41 2800 2000

42 4200 3500

43 2400 1500

44 2000 1500

45 1550 1000


(7)

47 2500 1700

48 2500 1600

49 3200 2000

50 3500 2200

51 3000 2200

52 1500 800

53 3200 2000

54 3000 2100

55 2600 1500

56 3500 2500

57 3000 2100

58 2500 1700

59 3300 2000

60 2200 1500

61 3000 2600

62 2000 1500

63 2400 1600

64 2500 1600

65 2300 1850

66 2000 1250

67 3350 2250

68 2800 1950

69 1500 1100

70 3000 2100

71 3500 2500

72 3250 2500

73 1700 1200

74 3500 2500

75 4000 2900

76 3600 2800

77 1500 800

78 3300 2200

79 2800 2000

80 3200 2450

81 2000 1200

82 3000 2100

83 2800 1800

84 2650 1700

85 3100 2100

86 2400 1700

87 2850 1800

88 2700 2100

89 2900 2200

90 3100 2300

91 2750 2100


(8)

Lampiran 5 : OUTPUT SPSS 17

Paired Samples Test Paired Differences

T df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Setelah_KUR - Sebelum_KUR

832,418 232,901 24,415 783,914 880,992 34,095 90 .000

2. Uji Normalitas

Regression Standardized Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3 Frequency 20 15 10 5 0 Histogram

Dependent Variable: Setelah_KUR

Mean =-4.64E-16 Std. Dev. =0.989


(9)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 436,101 208,583 2,091 ,039

Modal_Sendiri ,427 ,040 ,691 10,774 ,000 KUR_yang_diterima ,116 ,025 ,297 4,628 ,000 a Dependent Variable: Setelah_KUR

Regression Studentized Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3 Regressi on St andardi zed Predi ct ed Va lu e 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot


(10)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 29267949,

052 2 14633974,526 83,210 ,000(a)

Residual 15476446,

552 88 175868,711

Total 44744395,

604 90

a Predictors: (Constant), KUR_yang_diterima, Modal_Sendiri b Dependent Variable: Setelah_KUR

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 91

Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000

Std. Deviation 414,68122365

Most Extreme Differences

Absolute ,090

Positive ,071

Negative -,090

Kolmogorov-Smirnov Z ,862

Asymp. Sig. (2-tailed) ,447

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Koefisien Determinasi (��)

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,809(a) ,654 ,646 419,367

a Predictors: (Constant), KUR_yang_diterima, Modal_Sendiri b Dependent Variable: Setelah_KUR


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2003. Metode Riset Untuk Penelitian Bisnis. Jakarta : Erlangga.

Badan PusatStatistik. 2013, Tapanuli Selatan dalam Angka 2013.

Kasmir, 2003. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir, 2008. BankdanLembagaKeuanganlainnya,Jakarta:PT.RajaGravindo

Persada. Edisi Revisi.

Mankiw, N. Gregory, 2007. Makro Ekonomi. Jakarta Erlangga.

Mardalis, 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Mudrajad Kuncoro, Suhardjono, 2002. manajemen Perbankan : teori danAplikasi, BPFE Yogyakarta.

Romenah, 2008. Lahan Potensial dan Lahan Kritis.

Soeranto dan Arsyad, Lincolin, 2007. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudjana, 2006. Metode Statistika, Edisi 6, Bandung: Tarsito. Sugiyono, 2006. Operasional Variabel, Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Sukirno,Sadono, 2005. Mikroekonomi,TeoriPengantar.Edisiketiga.Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.

Sukirno,Sadono, 2002. PengantarTeoriMikroEkonomi.Jakarta:RajaGrafin Persada.

Sumanjaya,Rakhmad,SyahrirHakimNasution,danH.B.Tarmizi, 2008. TeoriEkonomi Mikro. Medan: USU Press.

Tika, Pabundu, 2006. Metodologi Riset Bisnis, Jakarta: PT.Bumi Aksara. WahanaKomputer, 2009. SPSS17:UntukPengolahanDataStatistik.Penerbit


(12)

akhirmh.blogspot.co.id id.wikipedia.org

usahadanbisnismudah.blogspot.co.id wordpress.com

www.langkatkab.go.id www.komite-KUR.com


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulandataatau informasiempirisgunamemecahkanpermasalahan menuju hipotesis penelitian. Adapun metode penelitian yang dipergunakan penulis dalampenelitianini adalah sebagai berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, Bungin (2011: 89) menyatakan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu social

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan Angkola Barat dan subjek penelitian adalah masyarakat petani salak .


(14)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Juni sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Respondenpenelitianadalahpara petani salak yangmenerimaKredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan yang diambil secara acak.

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dibuat suatu batasan operasional antara lain:

1. Variabel Bebas : (X1) Pendapatan setelah menerima KUR. (X2) Pendapatan sebelum menerima KUR. 2. Variabel Terikat : ( Y ) Kredit (KUR) yang diterima masyarakat.

3.4 Definisi Operasional

1. Pendapatan setelah menerima KURPetani Salak (X1)adalahjumlahuang yangditerimaPetani Salaksetelah mendapatkan pinjaman Kredit dari Bank BRI cabang Padang Sidimpuan.

2. Pendapatan sebelum menerima KURPetani Salak (X2)adalahjumlah pendapatan Petani Salaksebelum mendapatkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat.

3. Kredit Usaha Rakyat yang diterima (Y) adalah jumlah kredit yang diterima oleh para Petani Salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.


(15)

Metode dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dimanateknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik tertentu. Adapun karakter yang telah ditentukan adalah para petani salak yang mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tingkatkesalahanyangdiambilsebesar10%. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menggunakan rumus Slovin, dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2004:89) :

� = �

1 +� (�)2 Keterangan: n = ukuran sampel

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel

Adapun populasi petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan Kelurahan adalah sebesar 3839 orang, dan populasi petani salak yang mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sebesar 1026 orang petani salak, maka sampel dari penelitian ini berdasarkan populasi adalah sebagai berikut :

� = �

1 +� (�)2

�= 1026

1 + 1026 (0,1)2 � = 91,11


(16)

Populasi Petani dan Petani Salak di Kecamatan Angkola Barat Berdasarkan Kelurahan

No Kelurahan

Populasi Seluruh

Petani

Populasi Petani Salak

Populasi Petani Salak

yang Mendapatkan

KUR

1 Panobasan Lombang 2700 250 88

2 Panobasan 1050 534 84

3 Simatorkis 3108 500 90

4 Sihuhom 1925 781 114

5 Sitinjak 2159 322 91

6 Sigumuruh 343 60 24

7 Sisundung 727 220 85

8 Sibangkua 673 300 119

9 Aek Nabara 525 200 98

10 Parsalakan 906 87 41

11 Sialogo 411 75 32

12 Lobu Layan 747 198 63

13 Sitaratoit 781 227 71

14 Lembah Lubuk

Raya 685 85 26

Jumlah 16740 3839 1026


(17)

3.6 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan (Kuesioner) kepada para petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah, situs internet dan berbagai informasi yang dimiliki oleh Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan tentang pertanian.

3.7 Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara dan kuesioner. Wawancaraadalah teknikpengumpulandatayangdigunakanuntuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui berbicaradan berhadapanmuka denganorangyangdapatmemberikanketerangankepadapeneliti(Mardalis: 1995) yangdipandu dengan kuesioner.

3.8 Pengolahan Data

Data penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program computer SPSS 17.0, dan menggunakan program MicrosoftOffice2007 dalampenulisanpenelitiansebagaiprogrampembantu,


(18)

dengantujuanuntuk meminimalkankesalahandalam pencatatan data jika dibandingkan pencatatanulang secara manual.

3.9 Teknik Analisis Data

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalahdengan menggunakan metode analisis deskriptif, dimana metode ini merupakan suatu metode analisis. data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.9.1 Uji Beda Sampel Data Berpasangan (Paired Sample Test)

Unttuk Menguji perbedaan yang berarti dalam jumlah pendapatan petani salak sebelum menerima kredit dan setelah menerima kredit, digunakan Uji-t Paired Sample Test atau sampel data berpasangan. Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan sebuah kelompok sampel data yang sama dengan objek atau orang yang sama, tetapi mendapatkan perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Rumus Hipotesis :

- Ho : X1 = X2 ( Tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2 )

- Ho : X1 ≠ X2 ( Terdapat Perbedaan yang berarti antara X1 dan X2 ) Kriteria :

- H0 diterima jika t-stat ≤ t-tabel, artinya tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2


(19)

- H0 ditolak jika t-stat>t-tabel, artinya terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%, maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:97).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel bebas adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel terikat (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.


(20)

3. Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikonieritas). Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol dengan kriteria sebagai berikut:

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

a. Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

b. Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.

3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui peranan kredit usaha rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan digunakan Analisis Regresi LinierBerganda.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel bebas yang jumlahnya lebih dari atau sama dengan dua (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak software SPSS (Statistical Package for the Social Sciens) dengan rumus :


(21)

Y= α + β1X1+ β2X2+ ε

Dimana:

Y = Pendapatan Petani Salak X1 = Modal sendiri(modal awal) X2 = Kredit yang diterima α = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Berganda Untuk X1 β2 = Koefisien Regresi Berganda Untuk X2 ε = Standard Error

Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut - JikaterjadikenaikanpadaX1,makaY mengalami kenaikan, cateris paribus. - Jikaterjadikenaikan padaX2,maka Y mengalami kenaikan, cateris paribus.

3.9.4 Uji Hipotesis

Untuk menguji apakah modal awal dan tambahan modal dari kredit usaha rakyat (KUR) secara parsial atau masing-masing variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikatnya yaitu pendapatan petani salak digunakan :

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.


(22)

Kriteria pengambilan keputusan adalah: - H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% - H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5%

Untuk menguji apakah modal awal dan tambahan modal dari kredit usaha rakyat (KUR) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peningkatan pendapatan petani salak digunakan :

2. Uji Siginifikan Simultan (Uji-F Statistik)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas (Modal awal dan Kredit yang diterima) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Pendapatan). Kriteria pengujiannya adalah:

- H0 : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- H0 : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: - H0 diterima jika F hitung< F tabelpada α= 5% - H0 ditolak jika F hitung> F tabelpada α= 5%

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dan seberapa besar variabel-variabel bebasmya (Modal awal dan Kredit yang diterima) dapat


(23)

menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya (Pendapan petani salak), digunakan :

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 GambaranDaerah Penelitian 4.1.1 LetakGeografis

SecaraGeografis Kabupaten Tapanuli Selatan yang letak geografisnya berada pada 0o58’35’ sampai dengan 2o7’33’ Lintang Utara dan 98o42’50’ sampai dengan 99o34’16’ Bujur Timur. Di sebelah utara, kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara. Di bagian timur, berbatasan dengan kabupaten padang lawas dan padang lawas utara, sebelah barat dan selatan berbatasan dengan kabupaten mandailing, dan tepat di tengah wilayahnya, terdapat kota Padangsidimpuan yang seluruhnya dikelilingi oleh kabupaten ini..

Adapun yangmembatasiwilayah iniadalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara

Sebelah Selatan : Kabupaten Mandailing Natal dan Propinsi Sumatera Barat

Sebelah Timur : Kabupaten Padang Lawas

Sebelah Barat : Kabupaten Mandailing Natal dan Samudera Indonesia

4.1.2 Iklim

KecamatanAngkola Barat beriklim tropisdenganpergantianmusimpenghujan dankemarau.Musim penghujanantarabulanNopember–Aprildipengaruhioleh


(25)

dipengaruhiolehanginmusimtimur.Sedangjumlahcurahhujan

2.572.00 mm dan jumlah hari hujan 171.0 hari dengan rata-rata curah hujan 220,09mm.

4.1.3 Demografis

Penduduk Kecamatan Angkola Barat berjumlah 24.915 jiwa(berdasarkan sensus penduduk 2015), dimana laki-lakisebanyak 12.226 jiwa, dan perempuan 12.689 jiwa. Pada umumnya suku-suku yangmendiamiwilayah Kecamatan Angkola Barat mayoritas bersuku Batak Tapanuli, sedangkan agamamayoritas yang dianut adalah Islam.

4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian dan Potensi Wilayah

Padaumumnyadaerah Kecamatan Angkola Barat memilikipotensisebagailahan pertanian yang cukup luas yang hasilpertaniannya

cukup besar.Kontribusisektoralyang menonjolterhadap pembentukan PDRB Angkola Barat yaitu sektor pertanian sebesar52,42 %, sektorindustripengolahan sebesar18,61 %, sektorperdagangan, hoteldanrestoransebesar12,09 %,sektorjasa-jasasebesar6,07 %,sektor konstruksisebesar4,11 %,sektorkeuangansebesar3,29%, sektorangkutandan komunikasisebesar2,79 %,sektorlistrik,gasdanairbersihsebesar0,53 %,serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,09%.


(26)

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1 KarakteristikResponden

Respondenpenelitian adalalah para petani salak

yangmenerimaKreditUsahaRakyat(KUR)dari bank-bank penyalur KURdi KecamatanAngkola Barat KabupatenTapanuli Selatan.Dalam melakukanpenelitianini,penulis memilih responden dari beberapa petani salak

yang mendapat KUR secaraacaksebanyak 9 1

orangdenganberbagailatarbelakangkelompokumur dan tingkatpendidikanyang di anggap dapat mewakili keseluruhan populasi.

4.2.2 Deskripsi Responden

RealisasiKreditUsaha Rakyat(KUR)yangdisalurkan olehbank-bank penyalur KUR di KecamatanAngkola Baratyangdiprioritaskanpada para petani salak yang mendapatkan KUR diharapkan dapat membangun/meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraanpara petani padi tentunyadenganmemanfaatkankredityang diterimadaribank-bank penyalur KUR

di Kecamatan Gebang secara efisien.

Dari91respondenyangdiwawancarai,sebanyak85,71 %penghasilnya meningkatsetelahmeminjam kreditusaharakyatdaribankBRIKecamatan Angkola Barat,9,89 %darirespondenpenghasilannya samasajaatautidakmengalami peningkatan,dan4,39 %penghasilannyamenurunsetelahmeminjam kreditkarena


(27)

penggunaankredit yang tidak produktif.

Tabel 4.1

Peningkatan Pendapatan Petani Salak Setelah Menerima Kredit Usaha Rakyat

Tingkat Pendapatan Jumlah Petani Salak

(Orang) %

Meningkat 78 85,71 %

Tetap 9 9,89 %

Menurun 4 4,39 %

Jumlah 91 100 %

Sumber: Data Primer yang diolah, 2016

1. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pendapatan

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi keberhasilan dalammeningkatkanpendapatan. Tingkatpendidikanlebihtinggi cendrung lebihmampumemanfaatkankredit lebihbaikdanefisiensehingga tingkatpendapatansemakinmeningkatdarihasilpenelitianterlihatbahwa tingkat pendidikan dari91 orang responden, 7 orang responden atau 7,69 %tamatanSD,24 orang responden atau 26,37 %tamatanSMP,35 orang responden atau 38,46% tamatan SMA, 9 orang responden atau 9,89%tamatan diatas SMA. Halinidapatdilihat dalam data tabel 4.2.


(28)

Tabel 4.2

HubunganTingkatPendidikan Dengan Tingkat Pendapatan Setelah MenerimaKredit Usaha Rakyat

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

2. Hubungan umur dengan tingkat pendapatan

Darihasilsurveiyangdilakukan,menunjukkan bahwa mayoritas usia responden adalah usia 21 - 40 tahun sebanyak 39 orang responden dengan presentase sebesar 42,85%, usia 41 - 60 tahun sebanyak 29 orang responden dengan persentase sebesar 31,86 %, dan usia ≥ 61 tahun sebanyak 10 orang responden dengan persentase sebesar 10,98 %. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.3.

No Tingkat Pendidikan

KONDISI PENDAPATAN RESPONDEN

MENINGKAT

(Orang) %

TETAP

(Orang) %

MENURUN

(Orang) %

TOTAL Orang %

1 SD 7 7,69 4 4,39 3 3,29 14 15,38

2 SMP 24 26,37 3 - - 27 29,67

3 SMA 35 38,46 2 2,19 1 1,09 42 46,15

4 Diatas SMA 9 9,89 - - - - 8 8,79


(29)

Tabel 4.3

Hubungan Umur Dengan Tingkat Pendapatan Setelah MenerimaKredit Usaha Rakyat

Sumber: Data Primer yang diolah, 2016

3. Hubungan jumlah tanggungan atau keluarga dengan tingkat pendapatan

Darihasilsurveiyangdilakukan,menunjukkan bahwa mayoritas jumlah tanggungan responden adalah 1 – 3 orang sebanyak 44 orang responden dengan presentase sebesar 48,35 %, 4 – 6 orang sebanyak 29 orang responden dengan persentase sebesar 31,86% dan ≥ 7 orang sebanyak 5 orang responden dengan persentase sebesar 5,49 %. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.4.

No Umur (Tahun)

KONDISI PENDAPATAN RESPONDEN

MENINGKAT

(Orang) %

TETAP

(Orang) %

MENURUN

(Orang) %

TOTAL Orang %

1 21 -40 39 42,85 6 6,59 3 3,29 48 52,74

2 41 – 60 29 31,86 2 2,19 1 1,09 33 36,26

3 ≥ 61 10 10,98 1 1,09 - - 10 10,98


(30)

Tabel 4.4

Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Tingkat Pendapatan Setelah Menerima Kredit Usaha Rakyat

Sumber: Data Primer yang diolah, 2016

Selanjutnya disini juga akan dilihat kearah mana Kredit Usaha Rakyat yang diterima oleh para petani salak di Kecamatan Angkola Barat Tapanuli Selatan dipergunakan. Apakah untuk pengembangan dan peningkatan usaha taninya atau dipergunakan untuk konsumtif.

Dari 91 orang responden petani salak, terdapat 43 orang atau sebesar 52,44 % yang menggunakan kredit yang diterima untuk pengembangan usahanya sebesar 76 % - 100 %, selanjutnya terdapat 29 orang atau sebesar 35,36 % yang menggunakan kredit yang diterima untuk pengembangan usahanya sebesar 50 % - 75 % dan terdapat 10 orang atau sebesar 12,20 % yang menggunakan kredit yang diterima untuk pengembangan usahanya kurang dari 50 %. Kondisi inilah yang menyebabkan pendapatan mengalami penurunan atau tetap setelah menerima kredit. Ini dikarenakan kredit yang diterima lebih banyak digunakan untuk konsumtif dari pada pengembangan usaha taninya. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.5.

No

Jumlah Tanggung an (Orang)

KONDISI PENDAPATAN RESPONDEN

MENINGKAT

(Orang) %

TETAP

(Orang) %

MENURUN

(Orang) %

TOTAL Orang %

1 1-3 44 48,35 3 3,29 1 1,09 52 57,14

2 4-6 29 31,86 5 5,49 2 2,19 27 29,67

3 ≥ 7 5 5,49 1 1,09 1 1,09 12 13,18


(31)

Tabel 4.5

Penggunaan Kredit Usaha Rakyat Oleh Petani Padi dalam Pengembangan Usahanya

No Persentase Penggunaan

Kredit Oleh Petani Salak

Jumlah

Petani Salak (Orang)

Persentase ( %)

1 < 50 % 19 20,87 %

2 50 % - 75 % 43 47,25 %

3 76 % - 100 % 29 31,86 %

Jumlah 91 100

Sumber: Data Primer yang diolah, 2016

4.3 Uji Beda Sampel Data Berpasangan (Paired Sample Test)

Uji-t Paired Sample Test atau sampel data berpasangan digunakan untuk melihat perbedaan sebuah kelompok sampel data yang sama dengan objek atau orang yang sama, tetapi mendapatkan perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Pada pengujian ini akan dilihat perbedaan pendapatan petani padi setelah menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pendapatan petani sebelum menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan menggunakan sampel data yang sama dengan objek yang sama yaitu para petani padi yang menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Adapun pengujian Paired Sample Test dilakukan secara manual adalah sebagai berikut :


(32)

Tabel 4.6

Pendapatan Petani Salak Setelah Menerima KUR dan Sebelum Menerima KUR (dalam Ribuan)

No Pendapatan setelah KUR (X1) Pendapatan sebelum KUR (X2)

Di = (X1i-X2i) ���= (��� − ���)�

1 3200 2300 900 810000

2 3000 2200 800 640000

3 1500 750 750 562500

4 2500 2000 500 250000

5 3200 2500 700 490000

6 2000 1200 800 640000

7 3500 2500 1000 1000000

8 4200 2900 1300 1690000

9 3500 2500 1000 1000000

10 1300 800 500 250000

11 3000 2200 800 640000

12 2500 1700 800 640000

13 2000 1200 800 640000

14 2500 1600 900 810000

15 3500 2600 900 810000

16 2000 1250 750 562500

17 3500 2250 1250 1562500

18 3000 2200 800 640000

19 1500 1200 300 90000

20 3000 2100 900 810000

21 2500 1900 600 360000

22 3500 2300 1200 1440000

23 4000 2850 1150 1322500

24 3300 2400 900 810000

25 2800 1800 1000 1000000

26 3200 2100 1100 1210000

27 2100 1400 700 490000

28 2400 1500 900 810000

29 3500 2600 900 810000

30 3000 2200 800 640000

31 1500 1200 300 90000

32 3250 2000 1250 1562500

33 2800 2150 650 422500

34 4000 3300 700 490000

35 4100 3300 800 640000

36 3500 2500 1000 1000000

37 3300 2000 1300 1690000

38 2700 2100 600 360000

39 4300 3700 600 360000

40 3500 2800 700 490000

41 2800 2000 800 640000

42 4200 3500 700 490000

43 2400 1500 900 810000

44 2000 1500 500 250000


(33)

46 2000 1600 400 160000

47 2500 1700 800 640000

48 2500 1600 900 810000

49 3200 2000 1200 1440000

50 3500 2200 1300 1690000

51 3000 2200 800 640000

52 1500 800 700 490000

53 3200 2000 1200 1440000

54 3000 2100 900 810000

55 2600 1500 1100 1210000

56 3500 2500 1000 1000000

57 3000 2100 900 810000

58 2500 1700 800 640000

59 3300 2000 1300 1690000

60 2200 1500 700 490000

61 3000 2600 400 160000

62 2000 1500 500 250000

63 2400 1600 800 640000

64 2500 1600 900 810000

65 2300 1850 450 202500

66 2000 1250 750 562500

67 3350 2250 1100 1210000

68 2800 1950 850 722500

69 1500 1100 400 160000

70 3000 2100 900 810000

71 3500 2500 1000 1000000

72 3250 2500 750 562500

73 1700 1200 500 250000

74 3500 2500 1000 1000000

75 4000 2900 1100 1210000

76 3600 2800 800 640000

77 1500 800 700 490000

78 3300 2200 1100 1210000

79 2800 2000 800 640000

80 3200 2450 750 562500

81 2000 1200 800 640000

82 3000 2100 900 810000

83 2800 1800 1000 1000000

84 2650 1700 950 902500

85 3100 2100 1000 1000000

86 2400 1700 700 490000

87 2850 1800 1050 1102500

88 2700 2100 600 360000

89 2900 2200 700 490000

90 3100 2300 800 640000

91 2750 2100 650 422500

� 257550 181.800 75750 67937500

Sumber : Data Primer yang diolah, 2016

Pada pengujian beda sampel data berpasangan Paired Sample test untuk melihat perbedaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 17


(34)

sebagai berikut :

Tabel 4.7 Paired Samples Test Paired Differences

T df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Setelah_KUR - Sebelum_KUR

832,418 232,901 24,415 783,914 880,992 34,095 90 .000

Rumus Hipotesis :

- Ho : X1 = X2 ( Tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2 )

- Ho : X1 ≠ X2 ( Terdapat Perbedaan yang berarti antara X1 dan X2 ) Kriteria :

- H0 diterima jika t-stat ≤ t-tabel, artinya tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2

- H0 ditolak jika t-stat>t-tabel, artinya terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2

Dari Tabel Paired Samples Test dan perhitungan secara manual didapat bahwa : - t hitung adalah sebesar 34,095

- t tabel adalah sebesar 1,666, dengan df = (n-1) = 91 – 1 = 90 dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05

Maka didapat kesimpulan bahwa t-stat>t-tabel = 34,095 > 1,666 yang berarti terdapat perbedaan pendapatan petani salak sebelum menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pendapatan petani salak setelah menerima Kredit Usaha


(35)

Rakyat (KUR)

4.4 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

a. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil Output SPSS terlihat seperti Gambar


(36)

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah SPSS 17) Gambar 4.1

Pengujian Normalitas Histogram

Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melennceng kanan maupun melennceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.


(37)

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah SPSS 17) Gambar 4.2

Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

b. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Berikut ini


(38)

pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.8

Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 91

Normal

Parameters(a,b)

Mean ,0000000

Std. Deviation 414,68122365 Most Extreme

Differences

Absolute ,090

Positive ,071

Negative -,090

Kolmogorov-Smirnov Z ,862

Asymp. Sig. (2-tailed) ,447

Berdasarkan Tabel 4,8 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,447, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05), dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :


(39)

a. Analisis Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah SPSS 17) Gambar 4.3

Heterokedastisitas Scaterrplot

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.


(40)

b. Analisis Statistik

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikonieritas). Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol

Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah SPSS 17)

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas adalah lebih kecil dari 5,00. Artinya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolinieritas) pada model regresi.


(41)

4.5 Analisi Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari modal sendiri (X1) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diterima (X2) terhadap variabel terikat yaitu pendapatan petani padi (Y).

Tabel 4.10

Analisis Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 436,101 208,583 2,091 .039

Modal_Sendiri_(X1) .427 .040 .691 10,774 .000

KUR_(X2) .116 .025 .297 4,628 .000

a. Dependent Variable: setelah kur

Sumber : Hasil Penelitian 2016, (data diolah SPSS 17)

Berdasarkan Tabel 4.10 maka persamaan analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = 436,101 + 0,427 X1 + 0,116 X2 + ε

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 436,101, ini menunjukkan nilai konstanta, dimana jika variabel modal sendiri (X1) dan KUR yang diterima (X2) = 0, maka pendapatan petani salak(Y) = 436,101.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,427, ini berarti bahwa variabel modal sendiri (X1) berpengaruh positif terhadap pendapatan petani salak (Y), atau dengan kata


(42)

lain jika modal sendiri (X1) ditingkatkan sebesar Rp.1000, maka pendapatan petani salak (Y) juga akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 427. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel modal sendiri dengan pendapatan petani salak, semakin naik variabel modal sendiri maka akan diikuti dengan naiknya pendapatan petani salak.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,116, ini berarti bahwa variabel KUR yang diterima (X2) berpengaruh positif terhadap pendapatan petani salak (Y), atau dengan kata lain jika KUR yang diterima (X2) ditingkatkan sebesar Rp.1000, maka pendapatan petani salak (Y) juga akan mengalami peningkatan sebesar Rp.116. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel KUR yang diterima dengan pendapatan petani salak, semakin naik variabel KUR yang diterima maka akan diikuti dengan naiknya pendapatan petani salak.

4.6 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

- Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.


(43)

- Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% - Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5% Hasil pengujian adalah :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel, n = 91

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3

Derajat kebebasan / degree of freedom (df) =(n-k) = 91-3 = 88

Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan adalah t0,05 (88) = 1,66235

Tabel 4.13

Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 436,101 208,583 2,091 .039

Modal_Sendiri_(X1) .427 .040 .691 10,774 .000

KUR_(X2) .116 .025 .297 4,628 .000

a. Dependent Variable: setelah kur

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah SPSS 17)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa: a. Variabel Modal Sendiri (X1)

Nilai thitung variabel modal sendiri adalah 2,091 dan nilai ttabel 1,66235 maka thitung> ttabel (2,091 > 1,66437) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel modal awal berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,05)


(44)

secara parsial terhadap pendapatan petani salak. Artinya, jika variabel modal sendiri ditingkatkan sebesar satu satuan, maka pendapatan petani padi akan meningkat sebesar 0,437.

b. Variabel KUR yang diterima (X2)

Nilai thitung variabel KUR yang diterima adalah 4,628 dan nilai ttabel 1,66235 maka thitung> ttabel (5,279 > 1,66437) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel KUR yang diterima berpengaruh positif dan signifikan (0,000 < 0,05) secara parsial terhadap pendapatan petani salak. Artinya, jika variabel KUR yang diterima ditingkatkan sebesar satu satuan, maka pendapatan petani padi akan meningkat sebesar 0,116

2. Pengujian Signifikan Simultan ( Uji-F Statistik)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

- Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

- Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

- Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5% - Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α= 5%

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:


(45)

- df (Pembilang) = k – 1 - df (Penyebut) = n – k

Keterangan :

n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 91 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2 2. df (penyebut) = 91 – 3 = 88

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabelpada tingkat α = 5% yaitu 3,10.

Tabel 4.15

Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 29267949,052 2 14633974,526 83,210 .000a

Residual 15476446,552 88 175868,711

Total 44744395,604 90

a. Predictors: (Constant), KUR, Modal_Sendiri

b. Dependent Variable: Pendapatan_Petani_Padi

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah SPSS 17)

Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 83,210 dengan tingkat signifikansi = 0,000, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,10, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung> Ftabel (83,210 > 3,10).


(46)

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung> Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000 < 0.05), menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas modal sendiri dan KUR yang diterima secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu pendapatan petani salak.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.15

Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .809a .654 .646 419,367

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah SPSS 17)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa :

1. R = 0,809 berarti hubungan antara variabel modal sendiri (X1) dan KUR yang diterima (X2) terhadap pendapatan petani padi (Y) sebesar 80,9%. Artinya hubungannya cukup erat.


(47)

2. Nilai R Square sebesar 0.654 berarti 65,4% variabel pendapatan petani padi (Y) dapat dijelaskan oleh variable modal sendiri (X1) dan KUR yang diterima (X2).

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 419,367 Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.7 Pembahasan

Berdasarkan uji beda sampel data berpasangan Paired Sample Test yang telah dilakukan, dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pendapatan petani salak sebelum menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pendapatan petani salak sesudah menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Ini bisa dilihat pada nilai t hitung pada pengujian Paired Sample Test baik dilakukan secara manual maupun dilakukan dengan bantuan program SPSS 17, dengan nilai t hitung sebesar 2,091 dengan tingkat kepercayaan sebesar 5 % (0,05) dan derajat kebebasan (df) sebesar 91-1 = 90 sehingga didapat t tabel sebesar 1,66235 Maka didapat kesimpulan bahwa t-stat>t-tabel yaitu 2,091 > 1,66388 yang berarti terdapat perbedaan pemdapatan petani salak sebelum dan sesudah menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

4.7.1 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Pendapatan Petani Salak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal sendiri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan petani salak. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,427 dan nilai


(48)

thitung(4,628) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,66235) dengan tingkat signifikansi 0,000.Artinya jika modal sendiri ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka pendapatan petani salak juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,427

4.7.2 Pengaruh KUR yang diterima Terhadap Pendapatan Petani Salak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel KUR yang diterima memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan petani salak. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,116 dan nilai thitung (4,628) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,66235) dengan tingkat signifikansi 0,000. Artinya jika KUR yang diterima ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka pendapatan petani padi juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,311


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan uji beda sampel data berpasangan atau paired sample test yang dilakukan secara manual dan dengan bantuan program SPSS 17, didapat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pendapatan petani salak sebelum menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pendapatan petani salak setelah menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR).

2. Setelah dilakukan uji normalitas, maka didapati seluruh variabel memiliki data yang normal. Setelah dilakukan uji heterokedastisitas, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Setelah dilakukan uji multikolinieritas, tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolinieritas) pada model regresi, artinya model regresi dinyatakan baik, sehingga dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.

3. Pengaruh modal sendiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pendapatan petani salak secara parsial, yaitu bahwa variabel modal sendiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Walaupun kedua variabel bebas ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan petani salak, tetapi variabel modal sendiri lebih dominan ini ditunjukan dengan


(50)

nilai standardizedcoefficients sebesar 0,.691, sedangkan variabel Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 0,297

4. Pengaruh modal awal dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pendapatan petani salak yang dilihat secara simultan atau gabungan, yaitu variabel modal sendiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara simultan atau gabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

5. Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,654berarti 65,4 % variabel

pendapatan petani salak (Y) dapat dijelaskan oleh variable modal sendiri (X1) dan Kredit Usaha Rakyat (X2)..

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya pihak Pemerintah Daerah setempat dan bank-bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih mengawasi dan memperhatikan pengalokasian dana bantuan yang diberikan kepada masyarakat digunakan untuk apa. Apakah digunakan untuk pengembangan usaha masyarakat tersebut atau tidak, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat di daerah tersebut.

2. Pihak bank-bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebaiknya lebih selektif dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada masyarakat.


(51)

Guna memberikan kredit tersebut tepat pada sasaran yaitu kepada para UMK termasuk petani salak yang ingin mengembangkan usahanya, dan tidak menggunakan dana tersebut lebih banyak untuk kegiatan konsumtif.

3. Sebaiknya para penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) termasuk para petani salak menggunakan dana kredit yang diberikan tersebut digunakan untuk pengembangan usaha dan juga menyadari bahwa apabila dana kredit yang diberikan tersebut digunakan untuk pengembangan usaha maka pendapatan masyarakat juga akan meningkat.


(52)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Rakyat

2.1.1 Pengertian Kreditan Usaha Rakyat

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana (komite-kur.com).

Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Mikro dan Kecil masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen, permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.


(53)

Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 7 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

2.1.2 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :

a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :

1. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur


(54)

(SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah

2.. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I (tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada debitur belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya

3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan

b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja investasi dengan ketentuan :

1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun.

2. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 16% efektif pertahun.

c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.


(55)

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat

Tujuan Program KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sector sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Untuk agribisnis, bidang usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian.

2.1.4 Tingkat Bunga Kreditan Usaha Rakyat

Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha mikro dan kecil yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang ada di Indonesia.


(56)

2.1.5 Perkembangan Kreditan Usaha Rakyat di Indonesia

Hingga bulan September 2014 ini, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 (tujuh) bank yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah). Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafond mencapai Rp. 110,06 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafondnya sebesar Rp. 20,09 triliun dan Rp. 89,97 triliun, debiturnya 114.591 UMK dan 10.901.101 UMK, rata-rata kredit Rp. 175,4 juta/debitur dan Rp. 8,3 juta/debitur, serta NPL penyaluran masing-masing 3,4% dan 2,0%. Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Mandiri dengan total plafond sebesar Rp. 16,85 triliun, debiturnya sebanyak 382.124 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 44,1 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 3,9%. Di urutan ketiga adalah BNI dengan total plafond sebesar Rp. 15,23 triliun, debiturnya sebanyak 215.178 UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 70,8 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 3,8%. Selanjutnya berturut-turut yaitu BTN dengan plafond Rp. 4,56 triliun, BSM dengan plafond Rp. 3,87 triliun, Bank Bukopin dengan plafond 1,81 triliun dan BNI Syariah dengan plafond Rp. 306.019 miliar. Secara keseluruhan, nilai Non Performing Loan (NPL) penyaluran KUR oleh bank pelaksana ini masih dibawah 5% yaitu sebesar 3,6%. Diharapkan pada periode-periode berikutnya nilai NPL pada bank yang masih di atas 5% bisa turun sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran


(57)

Tabel 2.1 Realisasi dan NPL Penyaluran KUR Bank Nasional (30 September 2014)

NO BANK

REALISASI PENYALURAN KUR

NPL (%) Plafond

(Rp juta)

Outstanding

(Rp juta) Debitur

Rata-rata Kredit (Rp juta)

1 BNI 15,238,602 3,478,169 215,178 70.8 3.8

2 BRI (KUR Ritel) 20,094,974 7,616,531 114,591 175.4 3.4 3 BRI (KUR Mikro) 89,971,641 23,226,308 10,901,101 8.3 2.0 4 BANK MANDIRI 16,857,192 6,654,876 382,124 44.1 3.9

5 BTN 4,567,269 1,715,613 25,104 181.9 11.9

6 BUKOPIN 1,810,662 528,715 12,114 149.5 5.4

7 BSM 3,871,659 1,278,982 59,164 65.4 20.0

8 BNI SYARIAH 306,019 140,676 1,376 222.4 2.9

TOTAL 152,718,020 44,639,870 11,710,752 13.0 3.6 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional, 2014

Dilihat dari sisi sektor ekonomi hingga Bulan September 2014, penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana masih didominasi oleh sektor perdagangan. Penyaluran disektor ini mencapai Rp. 95,1 triliun dengan jumlah debitur UMKMK sebesar 7,81 juta debitur. Sektor pertanian menjadi sektor kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank pelaksana yaitu sebesar Rp. 29,41 triliun dengan jumlah debitur mencapai 1,92 juta debitur, dan diikuti oleh sektor-sektor lainnya seperti yang ditunjukan pada tabel dibawah ini :


(58)

Tabel 2.2 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi (30 September 2014)

NO SEKTOR EKONOMI

TOTAL Plafon

(Rp juta)

Outstanding

(Rp juta) Debitur

1 Pertanian 29,419,457 10,728,385 1,927,170

2 Perikanan 921,816 193,257 16,511

3 Pertambangan 140,452 57,451 4,879

4 Industri pengolahan 4,708,579 1,706,453 259,850

5 Listrik, gas dan air 88,899 35,227 3,148

6 Konstruksi 2,170,757 513,534 13,042

7 Perdagangan 95,194,082 29,380,391 7,814,392

8 Penyediaan akomodasi 1,225,043 339,625 48,973

9 Transportasi 2,239,404 925,295 62,467

10 Perantara keuangan 1,140,894 282,723 7,620

11 usaha persewaan 8,245,066 3,149,407 443,321

12 Adm. Pemerintahan 59,386 36,321 3,440

13 Jasa pendidikan 95,706 22,732 747

14 Jasa kesehatan 413,915 97,663 3,406

15 Jasa kemasyarakatan 4,644,406 1,044,513 116,355

16 Jasa perorangan 163,339 44,676 1,303

17 Badan internasional 75 - 1

18 Lainnya 17,445,724 1,789,336 1,180,218

Total 168,317,001 50,346,989 11,906,844

Dari sebaran wilayahnya, penyerapan KUR masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan plafond masing-masing Rp. 27,01 triliun dan Rp. 25,6 triliun. Jawa Tengah masih merupakan provinsi

terbesar yang menyerap KUR dari Bank Pelaksana. Diharapkan dengan adanya BPD dapat meningkatkan penyaluran KUR di luar pulau Jawa


(59)

Tabel 2.3 Realisasi KUR Menurut Propinsi (30 September 2014)

NO PROVINSI

TOTAL TOTAL

(Rp juta)

Outstanding

(Rp juta) Debitur

1 NANGGROE ACEH

DARUSSALAM 2,615,992 690,957 184,427

2 SUMATERA UTARA 8,269,326 2,763,994 482,065

3 SUMATERA BARAT 5,400,996 1,740,472 283,926

4 RIAU 4,624,015 1,575,708 194,101

5 JAMBI 2,675,048 786,409 156,502

6 SUMATERA SELATAN 6,002,537 2,182,423 217,814

7 BENGKULU 1,232,813 373,736 90,000

8 LAMPUNG 3,736,831 1,055,471 284,164

9 KEPULAUAN RIAU 1,175,382 409,845 41,769

10 BANGKA BELITUNG 600,415 202,535 37,287

11 DKI JAKARTA 7,712,991 2,191,743 281,466

12 JAWA BARAT 21,792,116 6,214,639 1,713,681

13 JAWA TENGAH 27,011,330 7,269,075 2,762,851

14 D.I. YOGYAKARTA 3,406,766 1,038,859 306,905

15 JAWA TIMUR 25,613,923 7,045,469 2,092,546

16 BANTEN 3,487,919 977,848 196,275

17 BALI 3,756,490 1,182,243 273,409

18 NTB 2,180,198 645,899 185,582

19 NTT 1,798,312 537,284 120,964

20 KALIMANTAN BARAT 3,732,015 1,733,428 133,952

21 KALIMANTAN TENGAH 2,541,859 890,251 115,454

22 KALIMANTAN SELATAN 4,100,988 1,493,819 223,104

23 KALIMANTAN TIMUR 4,224,612 1,419,158 194,620

24 SULAWESI UTARA 1,676,586 526,775 113,839


(60)

26 SULAWESI SELATAN 9,094,056 2,423,100 628,608

27 SULAWESI TENGGARA 1,410,518 371,997 105,874

28 GORONTALO 849,320 238,763 73,417

29 SULAWESI BARAT 841,696 227,538 58,819

30 MALUKU 1,135,695 264,243 60,796

31 MALUKU UTARA 698,544 181,945 29,998

32 PAPUA BARAT 866,263 286,034 31,720

33 PAPUA 2,001,046 738,247 80,923

TOTAL 168,317,001 50,346,989 11,906,844 Sumber : Komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional, 2014

2.2 Bank

2.2.1 Pengertian Bank

AsaldarikataBank adalahdari bahasaItaliayaitu bancayang berarti tempatpenukaranuang.Secaraumum pengertianBankadalahsebuahlembaga intermediasikeuangan yangumumnyadidirikandengan kewenanganuntuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

Banksebagailembagayangmenjalankanusaha dibidangjasakeuangan bukanlahsembarangusahamelainkanyangsecarahukum memilikistatusyang kuatdengan kekayaansendiri yangmampumelayanikebutuhanmasyarakat.Bank merupakansalah satu badanusahalembagakeuanganyangbertujuanmemberikan kredit,baikdenganalat pembayaransendiri,denganuangyangdiperolehnyadari orang lain, dengan jalanmengedarkan alat-alat pembayaran baru berupagiral.

Bank termasuk dalam salah satu perusahaan industri jasa, karena produknya banyak memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Pokok-pokok


(61)

kegiatan Bankmeliputi tigaha

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalamkegiatan ekonomi

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana darimasyarakat 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya

Definisidaribank(Kuncoro,2002:68)adalah lembaga keuanganyang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebutke masyarakatdalam bentukkreditsertamemberikanjasa-jasadalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatanusahanyasehari-hariban harusmempunyaidanaagardapatmemberikan kreditkepadamasyarakat.Dana tersebut dapatdiperoleh dari pemilikbank (pemegangsaham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupunmasyarakatdalam negeri.Danadaripemilikbankberupasetoranmodal yang dilakukan pada saat pendirian bank.

Danadaripemerintah diperoleh apabilabank yang bersangkutan ditunjuk olehpemerintahuntuk menyalurkandana-danabantuanyangberkaitandengan pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal. Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana

tersebutuntukmendapatkankeuntungan,misalnyadipinjamkandalam bentuk pinjamanantarbank(interbank callmoney)berjangka1harihingga1 minggu.

Keuntunganbankdiperolehdariselisihantarahargajual danhargabelidana tersebutsetelahdikurangidengan biayaoperasional.Dana-danamasyarakatini


(62)

dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dariGiro, Deposito dan Tabungan.

MenurutUndangUndangNo.10Tahun1998,bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarah hidup orang banyak.

Berdasarkandefinisi-definisitentangbank,dalam praktiknyabankdibagi dalam beberapajenis.Jikaditinjaudarisegifungsinyabankdikelompokkan menjadi 3 jenis (ryadguru.blogspot.com), yaitu :

1. Bank Sentral

FungsiBankIndonesia disampingsebagaibank sentraladalahsebagai banksirkulasi,bankto bankdanlenderofthe resort.Fungsisebagai banksirkulasiadalah mengaturperedarankeuangansuatuNegara. Sedangkanfungsisebagaibanktobankadalah mengaturperbankandi suatu Negara. Kemudian fungsi sebagai lender of the last resort adalah sebagai tempat peminjamanyang terakhir. Pelayanan yang diberikan olehBankIndonesialebihbanyakkepadapihak pemerintahdandunia perbankan. DengankatalainnasabahBankIndonesiadalam halini lebih banyak kepada lembaga Perbankan. Tujuan utama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilannilairupiah. Untukmencapaitujuan

tersebutBankSentral mempunyaitugasmenetapkandan


(63)

divisasertamengaturdan mengawasi bank. 2. Bank Umum

Bankumummerupakanbankyangbertugasmelayaniseluruh jasa-jasa perbankan dan melayanisegenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan

maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga

dikenaldengannamabankkomersildandikelompokkankedalam 2 jenis yaitu:bank umum devisa dan bank umumnon devisa.

3. Bank Perkreditan Rakyat(BPR)

Bank PerkreditanRakyat(BPR)adalahBankyangmelaksanakan kegiatanusahasecara konvensionalatauprinsipsyariahyangdalam kegiatannyatidak memberikanjasa dalamlalu lintas pembayaran.

Berdasarkan pasal5Undang–UndangNo.10Tahun1998 tentangPerubahan Undang-Undang No. 7Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkanundang-undang,yaitu:

1. Dilihat dariSegi Fungsinya : a. Bank umum

Bank umum adalahBankyangdalam pengumpulandananyaterutama menerimasimpanandalam bentukgirodan depositodalam usahanya terutamadalam memberikankredit jangkapendek.Termasukdalam kategoriBank umumialah bank yang melakukan kegiatan secara konvensional dan bank yang menjalankan prinsip syari’ah yang

melaksanakan kegiatan usaha memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.Sifatjasayangdiberikanadalah umum,dalamartidapat


(64)

memberikanseluruhjasaperbankan yangada.Begitupuladenganwilayah operasinya dapatdilakukandiseluruhwilayah. Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama antara lain (Howard D.Crosse, George H. Hempel, 1980):

1. Penciptaankredit 2. Fungsi giral

3. Penanamandan penagihan

4. Akumulasi tabungan daninvestasi 5. Jasa-jasatrust

6. Jasa-jasalain

7. Perolehanlaba untuk imbalan para pemegang saham b. Bank Perkreditan Rakyat

BankPerkreditanRakyatadalahBankyangmelaksanakan kegiatan usahasecarakonvensionalatauberdasarkanprinsipsyariah yangdalam kegiatannya tidakmemberikanjasadalam lalulintaspembayaran.Artinya

kegiatanBankPerkreditanRakyat jauhlebihsempitjikadibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Adapunbentukdari kegiatanBankPerkreditan Rakyatadalah menghimpundanadalam bentuksimpanantabungandansimpanan deposito, memberikan pinjaman kepada masyarakat, menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syari’ah.

2. Dilihat dariSegi Kepemilikannya a. BankMilikPemerintah


(65)

Bankmilikpemerintah adalahbankdimanabaikakta pendirian maupunmodalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan

bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI),BankMandiri.Selainituadajugabankmilikpemerintahdaerah

yangterdapatdidaerahtingkatIdantingkatIImasing-masingprovinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya.

b. Bank MilikSwasta Nasional

Bank swastanasionaladalahbank yang seluruhatausebagianbesar modalnyadimilikioleh swastanasionalserta aktapendiriannyapun didirikanolehswasta, begitupulapembagiankeuntungannyajuga dipertunjukkanuntukswastapula. ContohBankSwasta adalah :Bank Mega, Bank Niaga, Bank Central Asia, Bank Danamon,Bank Lippo dan lain sebagainya.

c. Bank Asing

Bankjenisinimerupakancabangdaribankyangadadiluarnegeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya 100%

dimilikiolehpihakasing(luarnegeri).Contohbank-bankasingadalah : StandardCharteredBank,Bankof Tokyo,CityBank,Bankof America,

Hongkong Bank dan lain sebagainya. d. BankMilikKoperasi

Kepemilikansaham bankinidimilikiolehperusahaanyangberbadan hukum koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin).


(66)

e. Bank Campuran

Saham BankCampuraninidimiliki olehduabelahpihak,yaitupihak asingdan pihakswastanasional. Kepemilikansahamnyamayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Sebagaicontoh bank campuran antaralain:BankFinconesia,BankMerincorp,BankSakuraSwardana dan lainsebagainya.

3. Dilihat dariSegi Status

Bankumumdapatdiklasifikasikankedalam duamacam dilihatdarisegi kemampuannyadalam melayanimasyarakat.Pengklasifikasianiniberdasarkan kedudukan ataustatus banktersebut.Kedudukanataustatusini menunjukkan ukurankemampuanbankdalam melayanimasyarakatbaikdari jumlahproduk, modal, maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh statustersebutdiperlukanpenilaian-penilaiandengankriteristertentu.Status yang dimaksud adalah:

a. Bank Devisa

Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Bankdevisadapat menawarkanjasa-jasabank yangberkaitan dengan mata uang asing tersebutsepertitransferkeluarnegeri, jualbeli valutaasing,transaksi eksport import, dan jasa-jasa valuta asing lainnya. b. Bank non Devisa

Bank non Devisa adalah bank-bank yang melakukan kegiatan perbankankecualikegiatanyangdilakukanoleh bankdevisa.Bankumum


(67)

yangmasihberstatusnondevisahanyadapatmelayanitransaki-transaksi didalam negeri(domestik).Bankumum nondevisadapat meningkatkan statusnyamenjadibank devisasetelahmemenuhiketentuan-ketentuan antaralain: volumeusahaminimalmencapaijumlahtertentu, tingkat kesehatan,dankemampuannyadalammemobilisasidana, sertamemiliki tenaga kerjayang berpengalaman dalamvaluta asing.

4. Dilihat dariSegi Cara Menentukan Harga

Jenisbank jikadilihatdarisegiatau caranyadalammenentukanhargabaik harga jual maupun harga beli dapat dibagi ke dalam dua kelompok (Kasmir,2008 : 40-41),yaitu:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bankyangberkembangdiIndonesiaadalahbankyang berorientasi padaprinsip-prinsipkonvensional. Halini tidakterlepas dari sejarahbangsaIndonesia dimanaasalmulabankdiIndonesia dibawaoleh kolonial Belanda. Bank Konvensional adalah bank yang menerapkan sisteminsentifberupatingkat bungakepada nasabahnya.

b. Bank Berdasarkan prinsip Syari’ah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun,diluarnegeriterutamadiNegara-negaratimurtengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama.PerbankansyariahatauperbankanIslam adalahsuatusistem perbankan yangpelaksanaannyaberdasarkan hukum Islam(syariah). Pembentukansistem iniberdasarkanadanyalarangandalam agamaIslam


(1)

i

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadapat peningkatan pendapatan petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan metode primer. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuesioner.

Metode yang digunakan dalam analisis terhadap peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendatapan petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan adalah metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.

Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan petani salak, ini terlihat dari beberapa indicator seperti adanya peningkatan pendapatan petani padi di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pendapatan Petani Salak


(2)

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the role of the People's Business Credit (KUR) terhadapat increase farmers' income in the District of West Angkola South Tapanuli. The method used is descriptive method and deductive using primary methods. The data collected through interviews and questionnaires.

The method used in the analysis of the role of the People's Business Credit (KUR) to increase farmers pendatapan barking in the District of West Angkola South Tapanuli is Ordinary Least Square (OLS) by using analytical tools to process data by using SPSS 17.0 for Windows.

Based on the results of the research show that the People's Business Credit (KUR) positive effect of increasing farmers' income, is visible from several indicators such as the increase in the income of rice farmers in the District of West Angkola South Tapanuli.


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkah dan izin-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat berserta salam untuk Nabi Muhammad SAW yang telah memberi inspirasi kepada kita umatnya untuk selalu mencari ilmu dan mengamalkannya dengan baik. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penasihat akademi dan Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si. selaku dosen pembimbing

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membagi ilmu pengetahuan yang pasti akan bermanfaat bagi saya.


(4)

7. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam penyelesaian kelengkapan administrasi.

8. Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2013 Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, Oktober 2016


(5)

v

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 6

2.1.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)... 6

2.1.2 KetentuanKreditUsaha Rakyat (KUR )... 7

2.1.3 Tujuan danFungsi Kredit Usaha Rakyat... 9

2.1.4 Tingkat Bunga KreditUsaha Rakyat... 9

2.1.4 Perkembangan KUR di Indonesia…... 10

2.2 Bank...14

2.2.1 Pengertian Bank... 14

2.2.2 BankUmum dan JenisKegiatan Usahanya... 23

2.3 Pertanian... 25

2.3.1 Definisi Pertanian...25

2.3.2 Usaha Tani... 27

2.3.3 Usaha Tani sebagai salah satu sektor UMK... 28

2.3.4 Usaha Mikro dan Kecil (UMK )... 29

2.4 Pendapatan Petani Salak... 31

2.4.1 Tanaman Salak... 31

2.4.2 Faktor-faktoryang Mempengaruhi PendapatanUsaha Tani Salak... 36

2.5 Pendapatan ... 37

2.5.1 Pengertian Pendapatan... 37

2.5.2 Sumber–sumber Pendapatan... 39

2.6 Kerangka Konseptual... 40

2.7 Penelitian Terdahulu...42

2.8 Hipotesis... 43


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian... 44

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 45

3.2.1 Tempat Penelitian... 45

3.2.2 Waktu Penelitian... 45

3.3 Batasan Operasional... 45

3.4 Definisi Operasional... 45

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 46

3.6 Jenis Data... 48

3.7 Metode Pengumpulan Data... 48

3.8 Pengolahan Data... 48

3.9 Teknik Analisis Data...50

3.9.1 Uji Beda Sample Data Berpasangan (Paired Sample Test) ... 49

3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 50

3.9.3 Uji Regresi Linier Berganda... 53

3.9.4 Uji Hipotesis... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian... 56

4.1.1 Letak Geografis………... 56

4.1.2 Iklim………... 56

4.1.3 Demografis…………... 57

4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian dan Potensi Wilayah... 57

4.2 Hasil Analisis Deskriptif... 57

4.2.1 Karakteristik Responden... 58

4.2.2 Deskripsi Responden………... 58

4.3 Uji Beda Sample Data Berpasangan (Paired Sample Test).. 63

4.4 Uji Asumsi Klasik... 67

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda... 73

4.6 Uji Hipotesis... 74

4.7 Pembahasan... 79

4.7.1 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Pendapatan Petani Salak... 79

4.7.2 Pengaruh KUR yang diterima Terhadap Pendapatan Petani Salak...80

BAB V PENDAHULUAN 5.1 Kesimpulan... 81

5.2 Saran………... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN