46
3.6 Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar
pertanyaan Kuesioner kepada para petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah, situs internet dan berbagai informasi yang dimiliki oleh
Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan tentang pertanian.
3.7 Metode Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara dan kuesioner. Wawancaraadalah
teknikpengumpulandatayangdigunakanuntuk mendapatkan keterangan-
keterangan lisan melalui berbicaradan berhadapanmuka denganorangyangdapatmemberikanketerangankepadapenelitiMardalis: 1995
yangdipandu dengan kuesioner.
3.8 Pengolahan Data
Data penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program computer SPSS 17.0, dan menggunakan program
MicrosoftOffice2007 dalampenulisanpenelitiansebagaiprogrampembantu,
Universitas Sumatera Utara
47
dengantujuanuntuk meminimalkankesalahandalam pencatatan data jika
dibandingkan pencatatanulang secara manual.
3.9 Teknik Analisis Data
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode analisis deskriptif, dimana metode ini merupakan suatu metode analisis. data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.
3.9.1 Uji Beda Sampel Data Berpasangan Paired Sample Test
Unttuk Menguji perbedaan yang berarti dalam jumlah pendapatan petani salak sebelum menerima kredit dan setelah menerima kredit, digunakan Uji-t
Paired Sample Test atau sampel data berpasangan. Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan sebuah kelompok sampel data yang sama dengan objek atau
orang yang sama, tetapi mendapatkan perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Rumus Hipotesis :
- Ho : X1 = X2 Tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan
X2 -
Ho : X1 ≠ X2 Terdapat Perbedaan yang berarti antara X1 dan X2
Kriteria : -
H0 diterima jika t-stat ≤ t-tabel, artinya tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2
Universitas Sumatera Utara
48
- H0 ditolak jika t-statt-tabel, artinya terdapat perbedaan yang berarti
antara X1 dan X2
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik
yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5, maka jika nilai Asymp.sig. 2-tailed diatas nilai signifikan 5
artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang, 2008:97. 2. Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel bebas adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel terikat homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan
5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
49
3. Uji Multikolinieritas Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas tidak terjadi
multikonieritas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama
variabel bebas sama dengan nol dengan kriteria sebagai berikut: Melihat nilai VIF Variance Inflation Factor
a. Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.
b. Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui peranan kredit usaha rakyat KUR terhadap peningkatan pendapatan petani salak di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten
Tapanuli Selatan digunakan Analisis Regresi LinierBerganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
hubungan dan pengaruh variabel bebas yang jumlahnya lebih dari atau sama dengan dua X
1
dan X
2
terhadap variabel terikat Y. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak software
SPSS Statistical Package for the Social Sciens dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
50
Y= α + β1X1+ β2X2+ ε
Dimana: Y
= Pendapatan Petani Salak X1
= Modal sendirimodal awal X2
= Kredit yang diterima α
= Konstanta β1
= Koefisien Regresi Berganda Untuk X1 β2
= Koefisien Regresi Berganda Untuk X2 ε
= Standard Error Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut
- JikaterjadikenaikanpadaX1,makaY mengalami kenaikan, cateris paribus.
- Jikaterjadikenaikan padaX2,maka Y mengalami kenaikan, cateris paribus.
3.9.4 Uji Hipotesis
Untuk menguji apakah modal awal dan tambahan modal dari kredit usaha rakyat KUR secara parsial atau masing-masing variabel bebasnya berpengaruh
terhadap variabel terikatnya yaitu pendapatan petani salak digunakan : 1.
Uji Signifikan Parsial Uji-t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel bebas secara parsial individual terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
- H
: b
1
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
- H
: b
1
≠
0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
51
Kriteria pengambilan keputusan adalah: -
H diterima jika t
hitung
t
tabel
pada
α
= 5 -
H ditolak jika t
hitung
t
tabel
pada
α
= 5
Untuk menguji apakah modal awal dan tambahan modal dari kredit usaha rakyat KUR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
peningkatan pendapatan petani salak digunakan : 2.
Uji Siginifikan Simultan Uji-F Statistik Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas Modal
awal dan Kredit yang diterima yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat Pendapatan.
Kriteria pengujiannya adalah: -
H : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. -
H : b1
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah: -
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α= 5 -
H ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α= 5
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dan seberapa besar variabel-variabel bebasmya Modal awal dan Kredit yang diterima dapat
Universitas Sumatera Utara
52
menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya Pendapan petani salak, digunakan :
3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi
R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
X adalah kecil terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti
terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 GambaranDaerah Penelitian
4.1.1 LetakGeografis
SecaraGeografis Kabupaten Tapanuli Selatan yang letak geografisnya berada pada 0o58’35’ sampai dengan 2o7’33’ Lintang Utara dan 98o42’50’
sampai dengan 99o34’16’ Bujur Timur. Di sebelah utara, kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara. Di bagian
timur, berbatasan dengan kabupaten padang lawas dan padang lawas utara, sebelah barat dan selatan berbatasan dengan kabupaten mandailing, dan tepat di
tengah wilayahnya, terdapat kota Padangsidimpuan yang seluruhnya dikelilingi oleh kabupaten ini..
Adapun yangmembatasiwilayah iniadalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kabupaten Padang Lawas Utara Sebelah Selatan
: Kabupaten Mandailing Natal dan Propinsi Sumatera Barat
Sebelah Timur : Kabupaten Padang Lawas
Sebelah Barat : Kabupaten Mandailing Natal dan Samudera Indonesia
4.1.2 Iklim
KecamatanAngkola Barat beriklim tropisdenganpergantianmusimpenghujan dankemarau.Musim
penghujanantarabulanNopember–Aprildipengaruhioleh anginmusimbaratsedangmusimkemarauantarabulanMei–Oktoberyang
Universitas Sumatera Utara
54
dipengaruhiolehanginmusimtimur.Sedangjumlahcurahhujan 2.572.00 mm dan jumlah hari hujan 171.0 hari dengan rata-rata curah hujan
220,09mm.
4.1.3 Demografis
Penduduk Kecamatan Angkola Barat berjumlah 24.915 jiwaberdasarkan sensus penduduk 2015, dimana laki-lakisebanyak 12.226 jiwa, dan perempuan
12.689 jiwa. Pada umumnya suku-suku yangmendiamiwilayah Kecamatan Angkola Barat mayoritas bersuku Batak Tapanuli, sedangkan agamamayoritas
yang dianut adalah Islam.
4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian dan Potensi Wilayah
Padaumumnyadaerah Kecamatan Angkola Barat memilikipotensisebagailahan pertanian yang cukup luas yang hasilpertaniannya
cukup besar.Kontribusisektoralyang menonjolterhadap pembentukan PDRB Angkola Barat yaitu sektor pertanian sebesar52,42 , sektorindustripengolahan
sebesar18,61 , sektorperdagangan, hoteldanrestoransebesar12,09 ,sektorjasa- jasasebesar6,07 ,sektor konstruksisebesar4,11 ,sektorkeuangansebesar3,29,
sektorangkutandan komunikasisebesar2,79 ,sektorlistrik,gasdanairbersihsebesar0,53 ,serta sektor pertambangan dan
penggalian sebesar 0,09.
4.2 Hasil Analisis Deskriptif
Universitas Sumatera Utara
55
Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi
jawaban terhadap masing-masing variabel.
4.2.1 KarakteristikResponden
Respondenpenelitian adalalah para petani salak
yangmenerimaKreditUsahaRakyatKURdari bank-bank penyalur KURdi KecamatanAngkola Barat KabupatenTapanuli Selatan.Dalam
melakukanpenelitianini,penulis memilih responden dari beberapa petani salak yang mendapat KUR secaraacaksebanyak
9 1 orangdenganberbagailatarbelakangkelompokumur dan tingkatpendidikanyang di
anggap dapat mewakili keseluruhan populasi.
4.2.2 Deskripsi Responden
RealisasiKreditUsaha RakyatKURyangdisalurkan olehbank-bank penyalur KUR di KecamatanAngkola Baratyangdiprioritaskanpada para petani
salak yang mendapatkan KUR diharapkan dapat membangunmeningkatkan pendapatan dan kesejahteraanpara petani padi
tentunyadenganmemanfaatkankredityang diterimadaribank-bank penyalur KUR di Kecamatan Gebang secara efisien.
Dari91respondenyangdiwawancarai,sebanyak85,71 penghasilnya meningkatsetelahmeminjam kreditusaharakyatdaribankBRIKecamatan Angkola
Barat,9,89 darirespondenpenghasilannya samasajaatautidakmengalami peningkatan,dan4,39 penghasilannyamenurunsetelahmeminjam kreditkarena
Universitas Sumatera Utara
56
penggunaankredit yang tidak produktif.
Tabel 4.1 Peningkatan Pendapatan Petani Salak Setelah Menerima Kredit Usaha
Rakyat
Tingkat Pendapatan Jumlah Petani Salak
Orang Meningkat
78 85,71
Tetap
9 9,89
Menurun 4
4,39
Jumlah 91
100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
1. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pendapatan Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi
keberhasilan dalammeningkatkanpendapatan. Tingkatpendidikanlebihtinggi cendrung lebihmampumemanfaatkankredit
lebihbaikdanefisiensehingga tingkatpendapatansemakinmeningkatdarihasilpenelitianterlihatbahwa tingkat
pendidikan dari91 orang responden, 7 orang responden atau 7,69 tamatanSD,24 orang responden atau 26,37 tamatanSMP,35 orang
responden atau 38,46 tamatan SMA, 9 orang responden atau 9,89tamatan diatas SMA. Halinidapatdilihat dalam data tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.2 HubunganTingkatPendidikan Dengan Tingkat Pendapatan
Setelah MenerimaKredit Usaha Rakyat
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
2. Hubungan umur dengan tingkat pendapatan Darihasilsurveiyangdilakukan,menunjukkan bahwa mayoritas usia responden
adalah usia 21 - 40 tahun sebanyak 39 orang responden dengan presentase sebesar 42,85, usia 41 - 60 tahun sebanyak 29 orang responden dengan
persentase sebesar 31,86 , dan usia ≥ 61 tahun sebanyak 10 orang responden
dengan persentase sebesar 10,98 . Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.3.
No Tingkat
Pendidikan
KONDISI PENDAPATAN RESPONDEN
MENINGKAT Orang
TETAP Orang
MENURUN Orang
TOTAL
Orang
1
SD
7 7,69
4 4,39
3 3,29
14 15,38
2
SMP
24 26,37
3 -
- 27
29,67 3
SMA
35 38,46
2 2,19
1 1,09
42 46,15
4
Diatas SMA
9 9,89
- -
- -
8 8,79
Jumlah
78 82,41
9 6,58
4 4,38
91 100
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.3 Hubungan Umur Dengan Tingkat Pendapatan Setelah MenerimaKredit
Usaha Rakyat
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
3. Hubungan jumlah tanggungan atau keluarga dengan tingkat pendapatan Darihasilsurveiyangdilakukan,menunjukkan bahwa mayoritas jumlah
tanggungan responden adalah 1 – 3 orang sebanyak 44 orang responden dengan presentase sebesar 48,35 , 4 – 6 orang sebanyak 29 orang responden
dengan persentase sebesar 31,86 dan ≥ 7 orang sebanyak 5 orang responden
dengan persentase sebesar 5,49 . Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.4.
No Umur
Tahun
KONDISI PENDAPATAN RESPONDEN
MENINGKAT Orang
TETAP Orang
MENURUN Orang
TOTAL
Orang
1 21 -40
39 42,85
6 6,59
3 3,29
48 52,74
2 41 – 60
29 31,86
2 2,19
1 1,09
33 36,26
3 ≥ 61
10 10,98
1 1,09
- -
10 10,98
Jumlah
78 85,81
9 9,87
4 4,38
91 100
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 4.4 Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Tingkat Pendapatan Setelah
Menerima Kredit Usaha Rakyat
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
Selanjutnya disini juga akan dilihat kearah mana Kredit Usaha Rakyat yang diterima oleh para petani salak di Kecamatan Angkola Barat Tapanuli
Selatan dipergunakan. Apakah untuk pengembangan dan peningkatan usaha taninya atau dipergunakan untuk konsumtif.
Dari 91 orang responden petani salak, terdapat 43 orang atau sebesar 52,44 yang menggunakan kredit yang diterima untuk pengembangan usahanya
sebesar 76 - 100 , selanjutnya terdapat 29 orang atau sebesar 35,36 yang menggunakan kredit yang diterima untuk pengembangan usahanya sebesar 50
- 75 dan terdapat 10 orang atau sebesar 12,20 yang menggunakan kredit yang diterima untuk pengembangan usahanya kurang dari 50 . Kondisi inilah
yang menyebabkan pendapatan mengalami penurunan atau tetap setelah menerima kredit. Ini dikarenakan kredit yang diterima lebih banyak digunakan
untuk konsumtif dari pada pengembangan usaha taninya. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.5.
No Jumlah
Tanggung an
Orang
KONDISI PENDAPATAN RESPONDEN
MENINGKAT Orang
TETAP Orang
MENURUN Orang
TOTAL
Orang
1 1-3
44 48,35
3 3,29
1 1,09
52 57,14
2 4-6
29 31,86
5 5,49
2 2,19
27 29,67
3 ≥ 7
5 5,49
1 1,09
1 1,09
12 13,18
Jumlah 78
85,70 9
9,87 4
4,37 91
100
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.5 Penggunaan Kredit Usaha Rakyat Oleh Petani Padi dalam Pengembangan
Usahanya No
Persentase Penggunaan Kredit Oleh Petani Salak
Jumlah Petani Salak
Orang
Persentase 1
50 19
20,87
2 50 - 75
43 47,25
3 76 - 100
29 31,86
Jumlah
91 100
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016
4.3 Uji Beda Sampel Data Berpasangan Paired Sample Test
Uji-t Paired Sample Test atau sampel data berpasangan digunakan untuk melihat perbedaan sebuah kelompok sampel data yang sama dengan objek atau
orang yang sama, tetapi mendapatkan perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Pada pengujian ini akan dilihat perbedaan pendapatan petani padi setelah
menerima Kredit Usaha Rakyat KUR dan pendapatan petani sebelum menerima Kredit Usaha Rakyat KUR dengan menggunakan sampel data yang sama dengan
objek yang sama yaitu para petani padi yang menerima Kredit Usaha Rakyat KUR. Adapun pengujian Paired Sample Test dilakukan secara manual adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.6 Pendapatan Petani Salak Setelah Menerima KUR dan Sebelum Menerima
KUR dalam Ribuan
No Pendapatan
setelah KUR X1
Pendapatan sebelum KUR
X2 Di = X1i-X2i
��
�
= ��� − ���
�
1 3200
2300 900
810000 2
3000 2200
800 640000
3 1500
750 750
562500 4
2500 2000
500 250000
5 3200
2500 700
490000 6
2000 1200
800 640000
7 3500
2500 1000
1000000 8
4200 2900
1300 1690000
9 3500
2500 1000
1000000 10
1300 800
500 250000
11 3000
2200 800
640000 12
2500 1700
800 640000
13 2000
1200 800
640000 14
2500 1600
900 810000
15 3500
2600 900
810000 16
2000 1250
750 562500
17 3500
2250 1250
1562500 18
3000 2200
800 640000
19 1500
1200 300
90000 20
3000 2100
900 810000
21 2500
1900 600
360000 22
3500 2300
1200 1440000
23 4000
2850 1150
1322500 24
3300 2400
900 810000
25 2800
1800 1000
1000000 26
3200 2100
1100 1210000
27 2100
1400 700
490000 28
2400 1500
900 810000
29 3500
2600 900
810000 30
3000 2200
800 640000
31 1500
1200 300
90000 32
3250 2000
1250 1562500
33 2800
2150 650
422500 34
4000 3300
700 490000
35 4100
3300 800
640000 36
3500 2500
1000 1000000
37 3300
2000 1300
1690000 38
2700 2100
600 360000
39 4300
3700 600
360000 40
3500 2800
700 490000
41 2800
2000 800
640000 42
4200 3500
700 490000
43 2400
1500 900
810000 44
2000 1500
500 250000
45 1550
1000 550
302500
Universitas Sumatera Utara
62
46 2000
1600 400
160000 47
2500 1700
800 640000
48 2500
1600 900
810000 49
3200 2000
1200 1440000
50 3500
2200 1300
1690000 51
3000 2200
800 640000
52 1500
800 700
490000 53
3200 2000
1200 1440000
54 3000
2100 900
810000 55
2600 1500
1100 1210000
56 3500
2500 1000
1000000 57
3000 2100
900 810000
58 2500
1700 800
640000 59
3300 2000
1300 1690000
60 2200
1500 700
490000 61
3000 2600
400 160000
62 2000
1500 500
250000 63
2400 1600
800 640000
64 2500
1600 900
810000 65
2300 1850
450 202500
66 2000
1250 750
562500 67
3350 2250
1100 1210000
68 2800
1950 850
722500 69
1500 1100
400 160000
70 3000
2100 900
810000 71
3500 2500
1000 1000000
72 3250
2500 750
562500 73
1700 1200
500 250000
74 3500
2500 1000
1000000 75
4000 2900
1100 1210000
76 3600
2800 800
640000 77
1500 800
700 490000
78 3300
2200 1100
1210000 79
2800 2000
800 640000
80 3200
2450 750
562500 81
2000 1200
800 640000
82 3000
2100 900
810000 83
2800 1800
1000 1000000
84 2650
1700 950
902500 85
3100 2100
1000 1000000
86 2400
1700 700
490000 87
2850 1800
1050 1102500
88 2700
2100 600
360000 89
2900 2200
700 490000
90 3100
2300 800
640000 91
2750 2100
650 422500
�
257550 181.800
75750 67937500
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Pada pengujian beda sampel data berpasangan Paired Sample test untuk melihat perbedaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 17
Universitas Sumatera Utara
63
sebagai berikut :
Tabel 4.7 Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. 2-tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Setelah_KUR -
Sebelum_KUR 832,418 232,901
24,415 783,914
880,992 34,095
90 .000
Rumus Hipotesis : -
Ho : X1 = X2 Tidak ada terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2
- Ho : X1
≠ X2 Terdapat Perbedaan yang berarti antara X1 dan X2 Kriteria :
- H0 diterima jika t-stat ≤ t-tabel, artinya tidak ada terdapat perbedaan yang
berarti antara X1 dan X2 -
H0 ditolak jika t-statt-tabel, artinya terdapat perbedaan yang berarti antara X1 dan X2
Dari Tabel Paired Samples Test dan perhitungan secara manual didapat bahwa : -
t hitung adalah sebesar 34,095 -
t tabel adalah sebesar 1,666, dengan df = n-1 = 91 – 1 = 90 dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05
Maka didapat kesimpulan bahwa t-statt-tabel = 34,095 1,666 yang berarti terdapat perbedaan pendapatan petani salak sebelum menerima Kredit Usaha
Rakyat KUR dan pendapatan petani salak setelah menerima Kredit Usaha
Universitas Sumatera Utara
64
Rakyat KUR
4.4 Uji Asumsi Klasik