Waktu Operasional Sebagai Patokan Penghasilan pedagang Modal Usaha Pedagang

jika tidak ada keprcayaan diantara mereka maka tidak akan mungkin distributor memasukan atau mengirim barang barang mereka tanpa adanya pembayaran utang terlebih dahulu. Bukan hanya itu saja, kepercayaan diantara pedagang dan aktor yang terlibat dalam pasar lainnya memunculkan sifat toleransi dikalangan sesama aktor terhadap kesepakatan yang telah dijanjikan. Selain adanya toleransi, kepercayaan yang terjalin dikalangan aktor yang terlibat juga menghilangkan rasa curiga terhadap penyedia barang dalam meenyediakan barang dan kualitas barang yang dipasok kepada pedagang perantara, pedagang pengecer, maupun kepada pembeli atau langganan. Sesuai dengan penuturan salah satu informan bernama Ibu Sutrisna Surbakti, mengatakan bahwa : “ Dengan adanya saling percaya diantara kami pedagang dan pemasok barang, pemesanan barang bisa lewat telpon saja, kita telepon lah misalnya siang barang kita apa aja, malam nanti udah sampe barang kita di pajak. Kalau untuk kualitas dan harga udah gak usa takut-takut lagi. Karna bukan baru sekali dua kali kita pesan barang, pokoknya kepercayaan lah kuncinya kalo dalam dagang ini” wawancara dengan Ibu Sutrisna Br Surbakti, 2016

4.6 Waktu Operasional Sebagai Patokan Penghasilan pedagang

Waktu dapat mempengaruhi segala aktivitas yang mereka lakukan dan waktu juga dapat menjadi salah satu alat ukur untuk mendapat hasil penjualan yang maksimal. Di Pasar Induk, jumlah pembeli tidak selalu ramai, pembeli ramai Universitas Sumatera Utara di Pasar Induk pada jam-jam sekitar pukul 00.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB, apabila sudah lewat pukul 04.00 maka jumlah pembeli akan langsung berkurang dan akan mempengaruhi penjualan pedagang. Sehingga untuk mengantisipasi agar barang dagangan tidak merugi dan laku banyak, strategi yang dilakukan pedagang di Pasar Induk adalah dengan cara berangkat lebih cepat ke pasar. Berikut hasil wawancara dengan salah satu informan bernama Ibu Tari br Sembiring, 45 tahun, yaitu : “ Pembeli di sini gak selalu rame, Cuma jam duabelas sampe jam empat pagi lah lumayan pembeli, kalo udah lewat jam empat udah susah laku barang. Yang lewat pun kurang udah pembeli, jadi harus cepat-cepat ke pajak, biar dapat baraang cepat, jualan pun bisa cepat. Kalo lama ke pajak, lama kita dapat baarang, lama juga lah kita bisa mulaai jual barang, lama lah laku barang. Kalo udah jam empat masih banyak barang, udah susah laku itu, udah rugi lah. ” hasil wawancara dengan Ibu Tari br Sembiring, 2016

4.7 Modal Usaha Pedagang

Dalam menjalankan suatu usaha, seseorang tidak dapat lepas dari yang namanya uang atau modal. Besar modal yang dibutuhkan tergantuk jenis usaha dan besarnya usaha yang dikelola. Ketika sudah mengetahui jenis uasaha yang dilakoni dan jumlah biaya yang dibutuhkan, maka selanjutnya mengkondisikan jumlah dana yang dimiliki. Apabila jumlah dana yang dimiliki tidak mencukupi, maka jaringan kekerabatan sangat berperan penting untuk membatu permasalahan kekurangan dana dalam menjalnkan sebuah usaha. Berdasarkan penuturan dari Universitas Sumatera Utara informan yang bernama Bapak Bahtra Tarigan yang menyatakan memperoleh pinjaman dana dari kerabat yang bekerja sebagai rentenir di pasar. Berikut penuturannya: “Kalau perlu uang untuk modal, biasanya bapak minjam sama yang bungakan uang. Kalo di pasar udah biasalah kalo pedagang minjam sama rentenir lah istilahnya. Kalau gak terlalu mendadak atau perlu dana cuma sedikit, minjam sama kawan sesama pedagang pun kadang. Saling tolong menolonglah sesama pedagang, bapak pun kalo ada kawan yang mau minjam, kalo ada ya bapak kasi juga ” Wawancara dengan Bapak Bahtra Tarigan, 2016 Selain dengan kerabat atau rentenir, ada juga pedagang yang memperoleh modal usaha dari keluarga. Seperti penuturan informan bernama Nurleni br Karo, sebagai berikut : “ Kalo untuk modal usaha, kalau uang tidak cukup untuk bayar barang, biasanya minjam sama keluarga yang biasa pedang uang banyak. Kayak kakak biasa minjam sama kakak, atasan ku. Pake dua hari atau seminggu gak usah bayar bunga kayak sama rentenir kan. Kalo gak ada uang keluarga bisa di pinjam, mau gak mau uang panas pun dipake lah”. Wawancara dengan Ibu Nurleni, 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Gambaran Kondisi Pedagang Sebelum Dan Sesudah Relokasi Aspek Kondisi Pedagang Sebelum Relokasi Sesudah Relokasi M O D A L Sumber Modal Pinjaman dari kerabat, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari keluarga. Pinjaman dari kerabat, pinjaman dari rentenir, pinjaman dari keluarga. Jumlah Modal Bekisar Rp 5.000.00,- sampai Rp.40.000.000,- tergantung jenis barang Bekisar Rp 5.000.000,- sampai Rp 30.000.000,- tergantung jenis barang P E N D A P A T A N Untung Rugi Nilai Nominal Keuntungan Bekisar Rp 200.000,- sampai Rp 1.500.000,- tergantung jenis barang Bekisar Rp 200.000,- sampai Rp 1.000.000,- tergantung jenis barang Faktor Mendapat Untung Barang kosong, harga cepat naik turun, pembeli ramai, waktu operasional lebih lama Barang kosong, perbedaan modal Faktor Merugi Terjadi hujan, banjir, masuk barang dari luar kota, kerusakan barang saat sampai di pasar Pembeli sedikit, masuknya barang dari luar kota, jarak tempuh jauh, alat transportasi umum minim, kerusakan barang saat sampai di pasar. Sumber Barang Ladang sendiri, ladang petani, agen dari pasar di Kabupaten Karo, Simalungun, dan Pakpak Ladang sendiri, ladang petani, agen dari pasar di Kabupaten Karo, Simalungun, dan Pakpak Waktu Operasional Pukul 22.30 WIB sampai 11.00 WIB Pukul 08.00 WIB sampai 08.00 WIB Universitas Sumatera Utara R E L A S I S O S I A L Pedagang –Pedagang Berhubungan baik, secara langsung Berhubungan baik, secara langsung Pedagang – Pembeli Berhubungan baik, secara langsung Berhubungan baik, secara langsung Pedagang - PD Pasar Tidak berhubungan langsung Berhubungan baik, secara langsung Pedagang - Pemilik Dana Berhubungan baik, secara langsung Berhubungan baik, secara langsung Pedagang - petugas bongkar muat Berhubungan kurang baik karena banyak pungutan liar, secara langsung Berhubungan baik, secara langsung Pedagang – petugas juru parkir Berhubungan kurang baik karena banyak pungutan liar, secara langsung Berhubungan dengan baik, secara langsung Pedagang – Petugas Jaga Malam Tidak ada petugas jaga malam Berhubungan dengan baik, secara langsung Pedagang – Masyarakat Tidak berhubungan secara langsung Tidak berhubungan secara langsung, tetapi belum pernah terjadi konflik Sumber : Olahan pribadi penulis, 2016 Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN