Dampak Relokasi Pasar Sentral Ke Pasar Induk Terhadap Para

tutup pake tenda, besok gimana kita tinggalkan gitu kita dapat, amanlah disini gak usa takut hilang. Karena udah ada dibuat pengelola pasar yang bertugas untuk itu semua. Jadi udah lah wajib kita menjalin hubungan baik sama pengelola pasar, udah aman buatnya kita jualan disini ya kan ” wawancara dengan Ibu Helmi br Ginting, 2016. Hal yang sama juga diutarakan oleh Kepala Pasar Induk, Lau Cih, Bapak Eddy Sembiring, mengatakan bahwa : “ Sudah menjadi tugas kami mengamankan dan membuat kondisi aman di Pasar Induk ini, karena untuk itu kami ditugaskan disini. Kami menjalin interaksi dan komunikasi yang baik dengan semua pihak yang ada di Pasar Induk ini, baik pedagang, pembeli, dan sesama pengelola pasar. Tugas kami mengamankan dan mengatur Pasar Induk agar aman dan tidak kacau, maka masing-masing pihak harus menjaga dan menjalankan peran sesuai dengan tugas masing- masing, agar tujuan kita bersama dapat terwujut” wawancara dengan Bapak Eddy Sembiring, 2016

4.4 Dampak Relokasi Pasar Sentral Ke Pasar Induk Terhadap Para

Pedagang Relokasi merupakan upaya pemindahan sebagian atau seluruh aktivitas berikut sarana dan prasarana penunjang aktivitas dari satu tempat ke tempat lain guna mempertinggi faktor keamanan, kelayakan, legalitas pemanfaatan dengan tetap memperhatikan keterkaitan antara yang dipindah dengan lingkungan alami dan binaan di tempat tujuan. Pasar Induk Kota Medan telah beroperasi lebih dari setahun, yaitu sejak diresmikan pada tanggal 19 Juni 2015, tetapi hingga saat ini masih ada saja pedagang yang tidak mau berjualan di Pasar Induk, justru masih berjualan di sekitar Jalan Sentral. Universitas Sumatera Utara Pembangunan Pasar Induk Kota Medan membawa dampak sosial dan ekonomi yang positif dan negatif bagi kehidupan sosial pedagang yang direlokasi. Salah satu dampak positif nya adalah pembangunan Pasar Induk Kota Medan memberi banyak kemajuan kepada para pedagang, kemajuan tersebut berwujud kenyamanan dalam lokasi berjualan. Lokasi Pasar Induk Kota Medan sangat berbeda jika dibandingkan dengan Pasar Sentral yang terlihat terlalu padat oleh penjual dan kurang tertata dengan baik. Lokasi berjualan yang ditempati oleh pedagang di Pasar Induk dirasakan lebih tertata dengan rapi dan baik dalam penataan los maupun kios serta lebih bersih. Dampak positif lainnya yang dirasakan oleh pedagang adalah meningkatnya kenyamanan ketika melakukan aktivitas berdagang tanpa gangguan dari preman maupun pihak-pihak yang merugikan pedagang lainnya. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang dirasakan beberapa pedagang di Pasar Sentral yang selalu dihadapkan dengan kehadiran preman yang meminta uang kepada para pedagang. Selain itu, fasilitas pendukung juga sangat menambah keunggulan bagi Pasar Induk dibandingkan dengan Pasar sekitar Jalan Sentral. Fasilitas tersebut seperti Kantin, Mushollah, dan toilet yang bersih dan nyaman, dan lokasi parkir yang cukup luas. Fasilitas kantin terdiri dari 1 kantin induk dan kantin tambahan yang berjumlah 38 unit. Kantin menyediakan makanan dan minuman bagi para pedagang maupun pembeli di Pasar Induk. Selain kantin, ada Mushollah yang dapat digunakan bagi kaum Muslim untuk beribadah. Toilet terdiri dari 24 unit, yang terbagi atas 12 toilet wanita dan 12 toilet pria. Lokasi parkir yang dikelola dengan baik, dimana lokasi parkir yang cukup luas yang dapat menampung kendaraan para pengunjung Pasar Induk. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan keunggulan dari segi kondisi pasar yang sangat baik, yaitu dari segi kondisi bangunan yang sangat memadai, berbagai fasilitas penunjang bagi berlangsungnya proses jual beli, ada hal yang paling utama yang dapat dirasakan oleh hampir seluruh pedagang, yaitu keamanan dan kenyamanan. Faktor kenyamanan dan keamanan inilah yang menyebabkan para pedagang sudah mau dan betah untuk berjualan di sini. Sehubungan dengan hal keamanan, tentu angka kriminalitas di Kota Medan sudah berkurang, karena para preman sudah kehilangan pekerjaannya untuk memeras para pedagang di sekitaran Pasar Sentral. Berbicara mengenai dampak, suatu pembangunan tentu menimbulkan dampak, yaitu dampak positif dan negatif. Mengenai dampak positif telah dibahas diatas, mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan Pasar Induk, Lau Cih adalah penurunan pendapatan yang dialami oleh sebagian besar pedagang. Hal ini disebabkan minimnya jumlah pembeli yang berbelanja di Pasar Induk. Minimnya minat pembeli untuk berbelanja di pasaar induk adalah kurang lengkapnya ketersediaan komoditas barang yang ditawarkan di Pasar Induk. Seperti minyalnya barang untuk kebutuhan sembako seperti beras, gula, minyak, dan sembako lainnya tidak ada dijual di Pasar Induk. Begitu jugan dengan ketersediaan ikan dan daging, belum ada pedagang yang berjualan kebutuhan akan ikan dan dan daging di Pasar Induk. Sehingga pembeli harus mengeluarkan biaya lebih karena harus bebrbelanja di pasar lain untuk membeli kebutuhan ikan, daging, dan sembako. Pembeli enggan berbelanja ke Pasar Induk hanya untuk membeli sayur mayur dan buah saja, sedangkan untuk kebutuhan lainnya harus berbelanja ke tempat yang lain karena di Pasar Induk hanya menyediakan sayur Universitas Sumatera Utara mayur dan buah saja. Hal tersebut menyebabkan sepinya jumlah pembeli di Pasar Induk, menyebabkan pendapatan pedagang menjadi menurun. Selain itu, jarak tempuh yang lebih jauh dan kurangnya transportasi untuk sampai ke Pasar Induk menjadi kendala bagi pembeli untuk berbelanja di Pasar Induk. Lokasi Pasar Induk yang berada jauh dari jalan protocol membuat pembeli mengalami kesulitan untuk berbelanja ke Pasar Induk, disertai juga dengan belum banyak alat transportasi yang sampai ke lokasi Pasar Induk pada jam-jam tertentu. Jarak yang jauh dan kurangnya ketersediaan alat transportasi umum membuat kurangnya minat pembeli untuk berbelanja di Pasar Induk. Kurangnya minat pembeli untuk berbelanja ke Pasar Induk sudah pasti mempengaruhi pendapatan dan hasil penjualan pedagang. Dimana hasil penjualan pedagang menjadi menurun jika dibanding saat berjualan di pasar sebelumnya, yaitu Pasar Sentral. Sehingga membuat banyak pedagang yang direlokasi ke Pasar Induk mengeluh dengan penurunan pendapatan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di lapangan, hal tersebut didukung oleh pernyataan salah seorang informan yang bernama Bahtra Tarigan, 43 tahun, yaitu : “Kalau masalah pendapatan, menurun lah berjualan di Pasar Induk ini, sepi pembeli disini. Kalau sudah lewat jam empat, udah susah laku barang, jadi harus cepat datang ke pajak biar cepat barang laku. Karena jumlah pembeli disini kurang, gak kayak di Pasar Sentral kemaren, udah mau terang pun hari masih banyak pembeli di Pasar ”. wawamcara dengan Bapak Bahtra Tarigan, 2016 Universitas Sumatera Utara Namun, tidak semua pedagang yang mengalami penurunan pendapatan setelah direlokasi ke Pasar Induk. Ada juga beberapa pedagang yang mengalami peningkatan pendapatan berdagang di Pasar Induk. Mereka adalah pedagang yang dulunya mendapati lokasi kios yang kurang strategis pada saat berjualan di Pasar Sentral, dan sekarang mendapat letak kios yang strategis di Pasar Induk. Dengan memiliki kios yang strategis di Pasar Induk menyebabkan pedagang mengalami kemudahan dalam menjual barang dagangannya. Pedagang yang memiliki posisi yang lebih strategis setelah dipindahkan ke Pasar Induk merasa sangat bersyukur dengan adanya relokasi pasar tersebut.

4.5 Implementasi Modal Sosial Sebagai Strategi Dalam Pengembangan