Implementasi Modal Sosial Sebagai Strategi Dalam Pengembangan

Namun, tidak semua pedagang yang mengalami penurunan pendapatan setelah direlokasi ke Pasar Induk. Ada juga beberapa pedagang yang mengalami peningkatan pendapatan berdagang di Pasar Induk. Mereka adalah pedagang yang dulunya mendapati lokasi kios yang kurang strategis pada saat berjualan di Pasar Sentral, dan sekarang mendapat letak kios yang strategis di Pasar Induk. Dengan memiliki kios yang strategis di Pasar Induk menyebabkan pedagang mengalami kemudahan dalam menjual barang dagangannya. Pedagang yang memiliki posisi yang lebih strategis setelah dipindahkan ke Pasar Induk merasa sangat bersyukur dengan adanya relokasi pasar tersebut.

4.5 Implementasi Modal Sosial Sebagai Strategi Dalam Pengembangan

Usaha Pedagang Pasar Induk, Lau Cih 4.5.1 Jaringan Sosial Terbentuknya jaringan sosial dalam suatu masyarakat di dorong oleh adanya kepentingan dan tujuan yang sama. Sebagaimana kegiatan berdagang pada umumnya, jalinan hubungan antara pedagang baik itu perantara maupun pedagang pengecer dengan distributor merupakan hubungan yang cukup menentukan kelancaran perolehan penghasilan. Jaringan sosial yang dibangun dengan baik menyebabkan pedagang dengan mudah memperoleh akses terhadap hal-hal tertentu tanpa menghabiskan waktu dan biaya. Misalnya pedagang akan mudah memperoleh sumber daya dalam bentuk pertukaran informasi dan kemampuan untuk memobilisasi dukungan finansial mereka. Kemudahan dalam hal ini tentu memperlancar kegiatan perdagangan mereka. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana disampaikan oleh seorang informan yang bernama Maya br Surbakti, 39 tahun berikut: “..Kalau Kakak mau pesan barang, biasanya telepon aja ke agen Kakak yang di Berastagi. Kalau ada harga barang yang naik pun kita langsung tau dari dia. Jadi pas barang dikirim, kita tau menyipkan pembayaran. Kan lebih irit dan simpel seperti itu, gausah lagi kita jumpa distributor langsung ke Berastagi ya kan..” wawancara dengan Ibu Maya br Surbakti, 2016. Dengan demikian jaringan sosial yang dibentuk oleh pedagang Pasar Induk, Lau Cih memberikan pengaruh positif bagi keberlangsungan perdagangan. Jaringan sosial bukan hanya terjadi antara agen dengan pedagang, namun berdasarkan hasil wawancara, seorang agen juga memanfaatkan jaringan sosial dalam menjelaskan dan mendukung kinerjanya sebagai distributor atau pemasok barang. Jaringan sosial perdagangan umumnya dilakukan atas dasar kepercayaan yang dibentuk oleh aktor pasar. Sebagaimana diungkapkan oleh Damsar 2005: 167 bahwa dengan adanya jaringan sosial aktor-aktor dalam suatu rangkaian jaringan dihubungkan, direkat, atau diikat oleh unsur kepercayaan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga individu-individu ikut serta dalam tindakan resiprositas dan melalui hubungan itu pula diperoleh kesepakatan bagian-bagian informasi dan sumber daya. Dalam upaya mengembangkn usaha, terdapat jaringan sosial atau hubungan- hubungan yang terbentuk antar sesama pelaku yang terlibat didalamnya. Jaringan sosial yang terbentuk diantara aktor sangat mempengaruhi kebertahanan suatu usaha, karena suatu usaha tidak akan pernah lepas dari adanya pengaruh orang Universitas Sumatera Utara lain sebagai pendukung kegiatan usaha tersebut. Pedagang Pasar Induk , Lau Cih memiliki jaringan sosial dalam hal perolehan barang dagangan, maupun proses pemasaran atau penjualan barang dagangannya. Dimana pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah pedagang, penyalur barang agen, pekerja jasa becak, dan pembeli. Berikut ini adalah penjelasan maing-masing jaringan yang terbentuk dalam kegiatan jual beli di Pasar Induk. 4.5.1.1 Jaringan Sosial Antara Pedagang Dengan Distributor Agen Dalam proses perolehan barang dagangan, terdapat jaringan sosial atau hubungn-hubungan yang terjalin antara sesama pihak yang terlibat. Dalam pemerolehan barang dagangan terjadi hubungan yang saling membutuhkan antara pedagang dengan pemilik barang. Pemasok barang dapat berhubungan langsung dengan petani atau agen yang mengumpulkan barang dari petani dan menyalurkannya kepada pedagang. Dalam memperoleh barang dagangan, pedagang mempunyai agen atau distributor langganan untuk memasok barangnya. Jaringan yang terjadi antara pedagang dan distributor terjalin dalam proses pemesanan barang dan pengiriman barang. Itulah gunanya adanya jaringan, jika terjadi kelangkaann barang, pedagang tidak perlu khawatir tidak memiliki barang, distributor langganan akan mengusahakan barang pedagang. Walau dengan jumlah yang sedikit, namun distributor akan mengusahakan agar setiap pedagang langganannya memperoleh barang. Hubungan inilah yang dijalin antara pedagang dan distributor dalam hal perolehan barang. Begitu juga dengan proses pemesanan pembayaran, dengan adanya jaringan yang sudah terbangun dengan baik antara pedagang dengan distributor. Pemesanan barang dapat dilakukan dengan menggunakan via telpon, pedagang Universitas Sumatera Utara cukup menelepon distributor dan memesan barang nya, untuk urusan pembayaran dapat dilakukan setelah barang sampai di pasar, bahkan dapat dibayar di pagi hari, setelah barang dijual pedagang. Hal tersebut dinyatakan oleh seorang informan bernama Maya br Surbakti, 39 tahun, yaitu : “ Kakak biasanya mesan barang via telpon aja, pesan barang- barang sama distributor, malam nanti udah sampe di Pasar Induk pesanan kita, kalo untuk pembayaran setelah barang sudah kita terima, ada juga agen yang mengutip pembayaran di pagi hari sekitar jam-jam 7 pagi, jadi bisa kita jual dulu, baru bayar.” wawancara dengan Ibu Maya br Surbakti, 2016. Hal senada juga diutarakan oleh informan bernama Nurleni br Karo, 31 tahun, yaitu : “ Kalo Kakak ambil barang langsung ke petani dekku, barang Kakak dari Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi. Kalo kakak udah ada langganan, tiap kampung dekku. Jadi tiap panen petani itu dihubunginya kakak via telpon, atau kakak yang menghubungi petani itu. Barang kakak gak tetap, apa yang panen di petani langganan kakak itu lah kakak bawak ke Pasar Induk ini. Gitulah jaringan yang kakak bina sama petani langganan kakak, saling kontak lah kami ” wawancara dengan Ibu Nurleni, 2016. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa jaringann sosial yang terjalin antara pedagang dan distributor dalam hal pemerolehan barang dagangan dilkukan dengan adanya langganan yang terjalin dalam waktu yang sudah lama. Jaringan sosial yang terjalin diantara pedagang dan distributor dilakukan untuk Universitas Sumatera Utara kemajuan usaha masing-masing pihak. Hubungan kerjasama dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan dagang pedagang dan distributor. 4.5.1.2 Jaringan Sosial Pedagang Dengan Pembeli Pelanggan Jaringan sosial yang dilakukan oleh pedagang dalam pemasaran barang adalah dengn cara meminta nomor handphone langganannya. Dengan adanya nomor handphone dapat memudahkan pedagang menghubungi pelanggan dan menayakan barang pesanan pelanggan. Bila pelanggan belum datang ke kios pedagang, biasanya pedagang akan menelpon pelanggan dan menanyakan mengapa belum mendatangi kios, biasanya pelanggan akan segera datang ke kios pedagang atau memesan lewat telpon saja. Hal tersebut diutarakan oleh seorang informan bernama Agustina br Lumban Gaol, 31 tahun, sebagai berikut : “ Terkadang kita via telpon aja dek, kalo kira-kira langganan Kakak belum datang, barang kakak masih banyak, kakak teleponi langganan-langganan kakak, siapa tau dia lupa kan bisa aja ya kan, kakak tawarkan lah barang kakak, biasanya dipesan orang itu nya, itulah karena udah langganan itu” wawancara dengan Ibu Agustina br Lumban Gaol, 2016. Hal yang sama juga disampaikan oleh informan yang bernama Nande Andre, 43 tahun, yaitu : “kita kan sudah ada langganan selama ini, jadi untuk memasarkan barang kita kita kan sudah menyimpan nomor hp langganan. Telepon aja kalo barang udah sampe di kios, tanyakan barang apa yang dipesan hari ini, jadi bisa kita siapkan langsung, datang nanti dia udah tinggal angkat brangnya. Itu lah gunanya langganan” wawancara dengan Nande Andre, 2016 Universitas Sumatera Utara 4.5.1.3 Jaringan Sosial Pedagang Dengan Pekerja Jasa Becak Jaringan sosial yang terjalin dalam proses pengiriman barang dari pedagang hingga sampai ke pelanggan adalah dengan adanya pekerja jasa beck yang sudah menjadi langganan pedagang maupun langganan pelanggan sendiri. Dalam mengirim barang, pedagang menggunakan jasa becak untuk mengantarkan barang dagangannya yang telah dipesan pelanggan. Jasa becak yang dipkai adalah pekerja becak yang sudah menjadi langganan. Sehingga baik pedagang dan pembeli merasa aman barangnya diantar ioleh pekerja jasa becak. Biasanya pedagang hanya menelpon pekerja jasa beck untuk mengangkut dan mengantarkan barang dagangannya kepada pelanggan. Bisanya pedagang akan mencarikan pekerja becak untuk pelanggannya, namun ada juga pelanggan yang sudah memiliki langganan pekerja jasa becak sendiri. Jaringan sosial yang terjalin dalam hal pengiriman barang dilkukan dengan kepercayaan yang tinggi antara pedagang, pelanggan dan jasa becak. Karena tidak jarang pelanggan memesan barang melalui telpon, barang pesanannya dibawa oleh jasa becak tanpa ada yang mengawasi becak tersebut. Hanya bermodalkn kepercayaan saja jaringan yang ada akan terjalin dengan kuat. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan bernama Tari br Sembiring, 45 tahun, sebagai berikut : “ Kalo untuk mengirim barang kepada pelanggan yang memesan batang via telpon, kita pake jasa becak ajalah. Kita kan punya langganan becak, udah percaya lah kita sama tukang becak itu, karena udah biasa kita suruh, sama pelanggan juga udah seringnya dia ngantar barangnya, modal kepercayaan ajalah”wawancara dengan Ibu Tari br Sembiring, 2016. Universitas Sumatera Utara 4.5.2 Kepercayaan Trust Yang Terjalin Antara Pedagang, Distributor, Pembeli, dan Pekerja Jasa Becak 4.5.2.1 Kepercayaan Askriptif Kepercayaan askriptif adalah kepercayaan yang muncul dari hubungan yang diperoleh berdasarkan ciri-ciri yang melekat pada pribadi seseorang, seperti latar belakang kekerabatan, etnis, dan keturunan yang dimiliki. Pada usaha tenun milik Ibu Hotmin, faktor kepercayaan askriptif ini berlaku, tetapi tidak terlalu kuat, karena hubungan antara pedagang, pemasok distributor, pembeli, dan pekerja jasa becak terjadi atas dasar kepentingan bersama, dan bukan hanya karena ada pertalian darah atau kesamaan etnis, yaitu etnis Karo sebagai mayoritas. Kepercayaan yang terjalin antara pedagang, distributor, pembeli dan pelanggan dan pekerja jasa becak didasari dengan kepercayaan yang muncul dari hubungan yang berasal dari latar belakang keturunan etnis dan keturunanyang dimiliki. Karena mayoritas pedagang, distributor, pelanggan dan pekerja jasa becak adalah suku Karo maka kepercayaan yang tergbjalin adalah dengn adanya kesamaan suku, yaitu Suku Karo. Meskipun bukan menjadi keharusan bagi pedagang, distributor, pelanggan dan pekerja jasa becak adalah suku Karo sehingga dapat menjalin kerjasama. Namun dengan adanya kesamaan latar belakang tersebut dapat menambah kepercayaan satu sama lain. 4.6.2.1 Kepercayaan Prosesual Kepercayaan prosesual yaitu kepercayaan yang muncul melalui proses interaksi sosial yang dibangun oleh para aktor yang terlibat. Dalam penelitian ini, aktor yang terlibat adalah pedagang, distributor, pelanggan atu pembeli dan pekerja jasa becak. Interaksi yang dilakukan secara terus-menerus, akan Universitas Sumatera Utara menghasilkan rasa percaya diantara pihak yang terlibat. Rasa percaya ini dapat digunakan untuk mendukung bertahannya suatu usaha. Kepercayaan yang terjalin antara pedagang, distributor, pembeli atau pelanggan dan pekerja jasa becak yang terjalin di Pasar Induk muncul akibat adanya proses interaksi yang terjalin dengan baik selama ini. Interaksi yang dilakukan oleh pedagang, distributor, pelanggan atu pembeli dan pekerja jasa becak yang dilakukan secara terus menerus selama ini menghasilkan rasa percaya pada sesama pihak mana pun. Pengalaman bekerjasama selama ini yang terjalin menghasilkan rasa percaya yang dapat menguntungkan semua pihak yang bersangkutan. Hubungan sosial yang merupakan hubungan yang tidak hanya dibatasi oleh pencarian keuntungan pada akhirnya membawa aktor yang terlibat di pasar baik itu distributor, pedagang, perantara, maupun pedagang pengecer kedalam suatu hubungan yang disebut keterlekatan. Keterlekatan yang terjadi salah satunya ditandainya dengaan adanya saling percaya atau trust. Trust diantara pedagang bukanlah terbentuk dalam waktu yang singkat dan terjadi dengan sendirinya, melainkan trust terjadi akibat adanya interaksi yang terus menerus dikalangan pedagang dan interaksi tersebut berlangsung cukup lama. Adanya hubungan saling percaya dikalangan pedagang dan pihak lainnya bukan hanya menjadikan transaksi ekonomi menjadi efektif dan efisien melainkan transaksi ekonomi juga berjalan secara fleksibel. Dengan bermodalkan kepercayaan seorang pedagang dapat dengan mudah memperoleh barang dagangan dari distributor tanpa membayar terlebih dahulu, Universitas Sumatera Utara jika tidak ada keprcayaan diantara mereka maka tidak akan mungkin distributor memasukan atau mengirim barang barang mereka tanpa adanya pembayaran utang terlebih dahulu. Bukan hanya itu saja, kepercayaan diantara pedagang dan aktor yang terlibat dalam pasar lainnya memunculkan sifat toleransi dikalangan sesama aktor terhadap kesepakatan yang telah dijanjikan. Selain adanya toleransi, kepercayaan yang terjalin dikalangan aktor yang terlibat juga menghilangkan rasa curiga terhadap penyedia barang dalam meenyediakan barang dan kualitas barang yang dipasok kepada pedagang perantara, pedagang pengecer, maupun kepada pembeli atau langganan. Sesuai dengan penuturan salah satu informan bernama Ibu Sutrisna Surbakti, mengatakan bahwa : “ Dengan adanya saling percaya diantara kami pedagang dan pemasok barang, pemesanan barang bisa lewat telpon saja, kita telepon lah misalnya siang barang kita apa aja, malam nanti udah sampe barang kita di pajak. Kalau untuk kualitas dan harga udah gak usa takut-takut lagi. Karna bukan baru sekali dua kali kita pesan barang, pokoknya kepercayaan lah kuncinya kalo dalam dagang ini” wawancara dengan Ibu Sutrisna Br Surbakti, 2016

4.6 Waktu Operasional Sebagai Patokan Penghasilan pedagang