15 bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah
ataupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akan dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian akad yang terdapat
di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah Islam.
Antonio 1997:1 Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yakni bank yang
operasionalnya mengikuti ketentuan syariah khususnya menyangkut tata cara ber muamalat secara Islam.
Ascarya 2007:30 Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil
melalui aktivitas kegiatan usaha jual-beli, investasi dan lainnya berdasarkan prinsip syariah yaitu aturan perjanjian antara hukum
islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro. Adapun nilai-nilai makro yang dimaksud adalah keadilan, maslahah,
sistem zakat, bebas dari bunga riba, bebas dari kegiatan spekulatif dan yang non produktif seperti perjudian maysir, bebas dari hal-hal
yang tidak jelas dan merugikan gharar, bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah bathil dan penggunaan uang sebagai alat tukar.
Sementara itu nilai-nilai mikro yang harus dimiliki oleh pelaku perbankan syariah adalah sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, yaitu shiddiq, amanah, tablig dan fatanah.
2.2.2. Fungsi Utama Bank Syariah
Ismail 2011:39 menyatakan bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan
dalam bentuk jasa perbankan syariah.
Universitas Sumatera Utara
16
2.2.3. Ciri-Ciri bank Syariah
Sudarsono 2003:41 menyatakan Bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan bank konvensional, adapun ciri-ciri bank
syariah adalah : a.
Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang
besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar. Beban biaya tersebut
hanya dikenakan sampai batas waktu sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak.
b. Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan
pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat pada sisi utang mesipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
c. Di dalam kontral-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak
menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan di muka, karena pada hakikatnya yang
mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang dibiayai bank hanyalah Allah semata.
d. Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan
oleh penyimpan dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank
yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah sehingga pada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
e. Dewan pengawas syariah DPS bertugas untuk mengawasi
operasionalisasi bank dari sudut syariahnya. Selain itu manajer dan pimpinan bank Islam harus menguasai dasar-dasar
muamalah Islam.
f. Fungsi kelembagaan syariah selain menjembatani antara pihak
pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah, artinya
berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana
diambil pemiliknya.
2.2.4. Perbedaan Sistem Bank Syariah dengan Bank Konvensional