54
3.6. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh tidak langsung dari objeknya, tetapi dari sumber lain melalui tulisan
jurnal-jurnal penelitian, mendownload laporan keuangan tahunan bank syariah. alasan kenapa peneliti memilih data sekunder karena : 1 Lebih
mudah diperoleh, 2 Menghemat waktu dan biaya. Sumber data yang di dapat berasal dari website masing-masing bank.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh adalah data sekunder. Data ini diperoleh tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui laporan keuangan tahunan bank
syariah yang terdapat di website masing-masing bank syariah tersebut. Dari data tersebut penulis membaca, meneliti dan mempelajarinya dan hasilnya
dijadikan bahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3.8. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah menjadi data-data variabel agar siap dilakukan pengujian hipotesis. Pengolah data ini akan dibantu melalui
aplikasi SPSS. Sebelum data diolah dengan metode analisis, terlebih dahulu data harus diuji dengan uji asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas, uji
multikolineritas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi antar variabel independen untuk memastikan apakah model analisis digunakan tidak
masalah sehingga dapat dijadikan alat prediksi dan estimasi yang memadai. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.
Universitas Sumatera Utara
55
3.8.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
Sugiyono, 2008. Statistik deskriptif digunakan untuk
mendiskripsikan suatu data yng dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimun. Pengujian ini dilakukan
untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Uji penyimpangan asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi beberapa penyimpangan yang terjadi pada data yang digunakan untuk
penelitian. Hal ini agar model regresi bersifat BLUE. Dalam penelitian ini akan menggunakan empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.8.2.1. Uji Normalitas
Tujuan dari dilakukannya uji normalitas ialah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau
residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2005: 110. Metode yang digunakan ialah normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal,
Universitas Sumatera Utara
56 dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. 3.8.2.2.
Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara dependen. Pengertian dari uji
multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variable bebas satu dengan variabel bebas lainnya. untuk
menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang diajukan
tidak terdapat gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka model regresi yang diajukan terdapat
gejala multikoloniertitas. 3.8.2.3.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda
Universitas Sumatera Utara
57 adalah dengan melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi
variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
.
3.8.2.4. Uji Autokorelasi
Pengujian dengan uji autokorelasi dalam penelitiaan ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ghozali, 2006.
3.8.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi berganda. Model ini digunakan
untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran rasio dalam sutu
persamaan linear. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
58
Y= α + βı Xı + β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4 +
e
Dimana: Y : Pembiayaan Murabahah
α : Konstanta Intercept X
1
: Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO X
2
:
Rasio Kecukupan Modal X
3 :
Financing to Deposit Ratio FDR X
4 :
Dana Pihak Ketiga e : Besaran Nilai Residu Standar Error
3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependennya. Koefisien determinasi digunakan R² untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.
3.8.3.2. Uji t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial individual dalam
menerangkan variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika t
hitung
α 0,05; maka H1 diterima.
Universitas Sumatera Utara
59 Jika t
hitung
α 0,05; maka H1 ditolak. 3.8.3.3.
Uji F Uji silmultan dengan F-test bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel pemoderasinya. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan signifikan F hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika F
hitung
α 0,05; maka H1 diterima. Jika F
hitung
α 0,05; maka H1 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Perkembangan Bank Syariah
Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian
penting dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek–praktek seperti menerima titipan harta, meminjam uang untuk
keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW.
Di zaman modern sekarang ini, usaha pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada
pertengahantahun 1940-an, tetapi usaha ini tidak sukses. Namun demikian, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses dan
inovatifdimasa modern ini didirikan di Mesir pada tahun 1963 dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank. Dengan bantuan
permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Mit Ghamr Bank dianggap
berhasil memadukan manajemen perbankan Jerman dengan prinsip muamalah Islam dengan menerjemahkannya dalam produk-produk
bank yang sesuai untuk daerah pedesaan yang sebagian besar orientasinya adalah industri pertanian. Namun karena persoalan politik
pada tahun 1967 Bank Islam Mit Ghamr ditutup, kemudian pada tahun
Universitas Sumatera Utara
61 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama
Nasser Social Bank, hanya tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil. Kesuksesan Mit-Ghamrini memberi inspirasi bagi umat
muslim diseluruh dunia, sehingga timbulah kesadaran bahwa prinsip- prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasikan dalam bisnis modern.
4.1.2 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Arifin 1999:26Pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan
Paket Kebijakan Oktober Pakto yang mengatur deregulasi industri perbankan di Indonesia. Para ulama itu telah berusaha mendirikan
bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang-
undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0 persen. Setelah adanya Lokakarya Ulama tentang bunga
bank dan perbankan di Bogor pada Agustus 1990, kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No.71992 tentang perbankan dimana
perbankanbagi hasil mulai diakomodasi, maka berdirilah Bank Muamalat Indonesia BMI, yang merupakan bank umum Islam
pertama di Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 pemerintah menetapkan UU No. 10 tahun 1998 yang mengatur dengan rinci
landasan hukum serta jenis-jenis yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, undang-undang tersebut juga
memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka
Universitas Sumatera Utara
62 cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi
bank syariah. Peluang tersebut disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sebagian bank mulai membuka divisi atau cabang syariah
dalam institusinya, ada juga bank yang mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah. Kini perbankan syariah telah mengalami
perkembangan yang pesat dan menyebar ke banyak negara, berdasarkan laporan perkembangan Perbankan Syariah Bank
Indonesia, pertumbuhan bank syariah saat ini menunjukkan besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan syariah. Hal ini
tercermin dari pertumbuhan jumlah bank yang signifikan dari jaringan kantor maupun kinerja keuangan perbankan syariah selama tahun
2011, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mengalami peningkatan. Kondisi perbankan syariah
pada tahun mendatang diperkirakan akan terus membaik. Ini terbukti dengan masih tingginya minat masyarakat terhadap perbankan
syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan dapat memberikan
pengaruh pada minat masyarakat. Di sisi lain, secara internasional peluang memanfaatkan investasi asing, khususnya dari Timur Tengah
ke dalam sistem perekonomian Indonesia masih terbuka lebar.
Universitas Sumatera Utara
63
4.2. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi,terlebih dahulu disajikan statistik deskriptif yang dapat dilihat dalam
tabel 4.1berikut ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation MURABAHAH
36 25.40
31.18 29.3550
1.36175 BOPO
36 74.10
99.51 87.4075
7.39155 CAR
36 10.60
76.40 19.4467
12.31351 FDR
36 68.92
102.70 87.7669
8.17167 DPK
36 27.05
31.76 30.0686
1.24991 Valid N listwise
36
Sumber : Data diolah Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai murabahah adalah
adalah antara 25,40 sampai dengan 31,18 dengan rata-rata sebesar 29,36 dan standar deviasi sebesar 1,36. Agar analisis tidak bias maka
untuk mencari pengaruh terhadap murabahah, maka nilai murabahah tersebut diabsolutkan. Nilai BOPO antara 74,10 sampai dengan 99,51
dengan rata-rata sebesar 87,41 dan standar deviasi sebesar 7,40. Nilai CAR antara 10,60 sampai dengan 76,40 dengan rata-rata sebesar
19,45 dan standar deviasi sebesar 12,31. Sedangkan FDR adalah berkisar antara 68,92 sampai dengan 102,70 dengan rata-rata sebesar
87,77 dan standar deviasi sebesar 8,17. Nilai DPK adalah antara 27,05
Universitas Sumatera Utara
64 sampai dengan 31,76 dengan rata-rata sebesar 30,07 dan standar
deviasi sebesar 1.25.
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
Ghozali, 2006. Uji normalitas yang dipergunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya Ghozali, 2006.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data
Sumber : Data diolah, SPSS 16
Gambar menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik telah mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu diagonal atau
Universitas Sumatera Utara
65 membentuk sudut 45 derajat dengan garis mendatar. Interpretasinya
adalah bahwa nilai residual pada kedua model telah terdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara
dependen. Pengertian dari uji multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya.
untuk menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang diajukan tidak
terdapat gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka model regresi yang diajukan terdapat gejala multikoloniertitas.
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Sumber: Data Diolah, SPSS 16
Model Unstandardized Coefficients
Collinearity Statistics B
Std. Error Tolerance
VIF 1
Constant 6.060
2.543 BOPO
.011 .010
.893 1.120
CAR -.036
.008 .514
1.944 FDR
.000 .009
.831 1.204
DPK .766
.074 .543
1.842 a. Dependent Variable: MURABAHAH
Universitas Sumatera Utara
66 Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
menunjukkan tidak ada variable independen yang nilai tolerance kurang dari 0,1. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen. Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari Tabel
4.2 juga dapat diketahui bahwa pada model regresi, semua variabel independen memiliki nilai VIF yang dibawah angka 10 yang berarti
bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang menunjukkan faktor pengganggu error tidak konstan. Dalam hal ini terjadi korelasi
antara faktor pengganggu dengan variabel penjelas. Untuk mendeteksi Heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Diolah, SPSS 16
Universitas Sumatera Utara
67 Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi murabahah.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai
Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi.
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
.01722 Cases Test Value
18 Cases = Test Value
18 Total Cases
36 Number of Runs
20 Z
.169 Asymp. Sig. 2-tailed
.866 a. Median
Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa residual dalam
persamaan regresi random atau acak dengan nilai signifikansi 0,866
Universitas Sumatera Utara
68 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam
data tersebut
4.4. Uji Hipotesis
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya.
Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu,maka variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .961
a
.923 .913
.40117 a. Predictors: Constant, DPK, BOPO, FDR, CAR
b. Dependent Variable: MURABAHAH
Sumber: Data Diolah, SPSS 16
Berdasarkan tampilan output pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai R adalah sebesar 96,1 yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh
yang sangat kuat. Nilai R Square sebesar 92,3 dan nilai Adjusted R Square sebesar 91,3. Hal ini berarti bahwa nilai koefisien
determinasi yang disesuaikan sebesar 0,923 yang berarti sebanyak 92,3 variabel Murabahah dapat dijelaskan oleh variabel BOPO,
Universitas Sumatera Utara
69 CAR, FDR, dan DPK dan sisanya 7,7 dipengaruhi oleh variabel lain
diluar variabel yang diteliti.
4.4.2 Uji t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara masing - masing variabel independen untuk menjelaskan variabel
dependen dengan tingkat signifikansi 5 atau 0,05. Apabila nilai probabilitas 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan H
1
diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien
regresi tidak signifikan dan H
1
ditolak.
Tabel 4.5 Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 6.060
2.543 2.383
.023 BOPO
.011 .010
.057 1.082
.288 CAR
-.036 .008
-.324 -4.662
.000 FDR
.000 .009
.003 .050
.960 DPK
.766 .074
.703 10.402
.000 a. Dependent Variable: MURABAHAH
Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Tabel 4.5 merupakan hasil dari pengujian variabel independen
yaitu BOPO, CAR, FDR, dan DPK terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah secara parsial dengan hasil:
1. Pengaruh BOPO terhadap Pembiayaan Murabahah
Universitas Sumatera Utara
70 Variabel BOPO mempunyai angka signifikan sebesar 0,288
karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka H
1
ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa BOPO tidak memiliki
pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah secara signifikan. 2.
Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel CAR mempunyai angka signifikansi sebesar
0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji t negative maka H
2
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif terhadap Pembiayaan
Murabahah. 3.
Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel FDR mempunyai angka signifikansi sebesar
0,960 karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H
3
ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa FDR tidak memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah secara signifikan.
4. Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah
Variabel DPK mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji
t positif maka H
4
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa DPK memiliki pengaruh positif terhadap Pembiayaan
Murabahah.
Universitas Sumatera Utara
71
4.6.3 Uji F
Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen. Apabila nilai signifikansi 0,05 maka H
5
diterima. Pengaruh secara simultan variable CAR, Modal Sendiri, DPK, dan
SBIS terhadap Murabahah dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
59.914 4
14.978 93.069
.000
a
Residual 4.989
31 .161
Total 64.903
35 a. Predictors: Constant, DPK, BOPO, FDR, CAR
b. Dependent Variable: MURABAHAH
Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Hasil pengolahan data dalam Tabel 4.6 melalui uji Anova atau
F-test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Nilai signifikan pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan model regresi
dapat digunakan secara bersama - sama untuk memprediksi Murabahah. Hal ini membuktikan bahwa variable BOPO, CAR, FDR,
dan DPK bersama – sama secara simultan berpengaruh positif terhadap Murabahah. Hal ini menyimpulkan bahwa H
5
diterima dalam model regresi penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
72
4.5. Uji Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.5 dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Murabahah = 6,060+0,011BOPO – 0,036CAR + 0,000FDR+ 0,766DPK + Ɛ
Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut:
1 Jika segala sesuatu pada variabel independen dianggap konstan, maka
nilai Pembiayaan Murabahah adalah sebesar 6,060 . 2
Nilai koefisien regresi BOPO sebesar 0,011. Tetapi nilai signifikan menunjukkan diatas 0,05 yaitu sebesar 0,288 dalam hal ini
menunjukkan bahwa variabel BOPO tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan.
3 Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0,036 yang berarti setiap
peningkatan CAR sebesar 1 akan menurukan pembiayaan murabahah sebesar 0,036, dengan catatan variabel lain dianggap
tetap cateris paribus. 4
Variabel FDR memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,000. Tetapi nilai signifikan menunjukkan diatas 0,05 yaitu sebesar 0.960
dalam hal ini menunjukkan bahwa variabel FDR tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan.
5 Variabel DPK memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,766. Nilai
koefisien regresi positif menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif
Universitas Sumatera Utara
73 terhadap Murabahah. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap
kenaikan 1 variabel DPK, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Murabahah sebesar 0,766. Probabilitas
menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000.
4.6. Pembahasan