Metode Pengumpulan Data Statistik Deskriptif Uji Regresi Linier Berganda

54

3.6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh tidak langsung dari objeknya, tetapi dari sumber lain melalui tulisan jurnal-jurnal penelitian, mendownload laporan keuangan tahunan bank syariah. alasan kenapa peneliti memilih data sekunder karena : 1 Lebih mudah diperoleh, 2 Menghemat waktu dan biaya. Sumber data yang di dapat berasal dari website masing-masing bank.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah data sekunder. Data ini diperoleh tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui laporan keuangan tahunan bank syariah yang terdapat di website masing-masing bank syariah tersebut. Dari data tersebut penulis membaca, meneliti dan mempelajarinya dan hasilnya dijadikan bahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3.8. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah menjadi data-data variabel agar siap dilakukan pengujian hipotesis. Pengolah data ini akan dibantu melalui aplikasi SPSS. Sebelum data diolah dengan metode analisis, terlebih dahulu data harus diuji dengan uji asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas, uji multikolineritas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi antar variabel independen untuk memastikan apakah model analisis digunakan tidak masalah sehingga dapat dijadikan alat prediksi dan estimasi yang memadai. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan. Universitas Sumatera Utara 55

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2008. Statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan suatu data yng dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimun. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Uji penyimpangan asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi beberapa penyimpangan yang terjadi pada data yang digunakan untuk penelitian. Hal ini agar model regresi bersifat BLUE. Dalam penelitian ini akan menggunakan empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 3.8.2.1. Uji Normalitas Tujuan dari dilakukannya uji normalitas ialah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2005: 110. Metode yang digunakan ialah normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, Universitas Sumatera Utara 56 dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. 3.8.2.2. Uji Multikolinearitas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara dependen. Pengertian dari uji multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variable bebas satu dengan variabel bebas lainnya. untuk menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang diajukan tidak terdapat gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka model regresi yang diajukan terdapat gejala multikoloniertitas. 3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda Universitas Sumatera Utara 57 adalah dengan melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas . 3.8.2.4. Uji Autokorelasi Pengujian dengan uji autokorelasi dalam penelitiaan ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ghozali, 2006.

3.8.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran rasio dalam sutu persamaan linear. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 58 Y= α + βı Xı + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e Dimana: Y : Pembiayaan Murabahah α : Konstanta Intercept X 1 : Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO X 2 : Rasio Kecukupan Modal X 3 : Financing to Deposit Ratio FDR X 4 : Dana Pihak Ketiga e : Besaran Nilai Residu Standar Error 3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi R² Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Koefisien determinasi digunakan R² untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. 3.8.3.2. Uji t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t hitung α 0,05; maka H1 diterima. Universitas Sumatera Utara 59 Jika t hitung α 0,05; maka H1 ditolak. 3.8.3.3. Uji F Uji silmultan dengan F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel pemoderasinya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan F hitung dengan ketentuan sebagai berikut: Jika F hitung α 0,05; maka H1 diterima. Jika F hitung α 0,05; maka H1 ditolak. Universitas Sumatera Utara 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Perkembangan Bank Syariah

Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian penting dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek–praktek seperti menerima titipan harta, meminjam uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Di zaman modern sekarang ini, usaha pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahantahun 1940-an, tetapi usaha ini tidak sukses. Namun demikian, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses dan inovatifdimasa modern ini didirikan di Mesir pada tahun 1963 dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank. Dengan bantuan permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Mit Ghamr Bank dianggap berhasil memadukan manajemen perbankan Jerman dengan prinsip muamalah Islam dengan menerjemahkannya dalam produk-produk bank yang sesuai untuk daerah pedesaan yang sebagian besar orientasinya adalah industri pertanian. Namun karena persoalan politik pada tahun 1967 Bank Islam Mit Ghamr ditutup, kemudian pada tahun Universitas Sumatera Utara 61 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama Nasser Social Bank, hanya tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil. Kesuksesan Mit-Ghamrini memberi inspirasi bagi umat muslim diseluruh dunia, sehingga timbulah kesadaran bahwa prinsip- prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasikan dalam bisnis modern.

4.1.2 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Arifin 1999:26Pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober Pakto yang mengatur deregulasi industri perbankan di Indonesia. Para ulama itu telah berusaha mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang- undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0 persen. Setelah adanya Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan di Bogor pada Agustus 1990, kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No.71992 tentang perbankan dimana perbankanbagi hasil mulai diakomodasi, maka berdirilah Bank Muamalat Indonesia BMI, yang merupakan bank umum Islam pertama di Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 pemerintah menetapkan UU No. 10 tahun 1998 yang mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka Universitas Sumatera Utara 62 cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Peluang tersebut disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sebagian bank mulai membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya, ada juga bank yang mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah. Kini perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang pesat dan menyebar ke banyak negara, berdasarkan laporan perkembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia, pertumbuhan bank syariah saat ini menunjukkan besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan syariah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan jumlah bank yang signifikan dari jaringan kantor maupun kinerja keuangan perbankan syariah selama tahun 2011, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mengalami peningkatan. Kondisi perbankan syariah pada tahun mendatang diperkirakan akan terus membaik. Ini terbukti dengan masih tingginya minat masyarakat terhadap perbankan syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan dapat memberikan pengaruh pada minat masyarakat. Di sisi lain, secara internasional peluang memanfaatkan investasi asing, khususnya dari Timur Tengah ke dalam sistem perekonomian Indonesia masih terbuka lebar. Universitas Sumatera Utara 63

4.2. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi,terlebih dahulu disajikan statistik deskriptif yang dapat dilihat dalam tabel 4.1berikut ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation MURABAHAH 36 25.40 31.18 29.3550 1.36175 BOPO 36 74.10 99.51 87.4075 7.39155 CAR 36 10.60 76.40 19.4467 12.31351 FDR 36 68.92 102.70 87.7669 8.17167 DPK 36 27.05 31.76 30.0686 1.24991 Valid N listwise 36 Sumber : Data diolah Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai murabahah adalah adalah antara 25,40 sampai dengan 31,18 dengan rata-rata sebesar 29,36 dan standar deviasi sebesar 1,36. Agar analisis tidak bias maka untuk mencari pengaruh terhadap murabahah, maka nilai murabahah tersebut diabsolutkan. Nilai BOPO antara 74,10 sampai dengan 99,51 dengan rata-rata sebesar 87,41 dan standar deviasi sebesar 7,40. Nilai CAR antara 10,60 sampai dengan 76,40 dengan rata-rata sebesar 19,45 dan standar deviasi sebesar 12,31. Sedangkan FDR adalah berkisar antara 68,92 sampai dengan 102,70 dengan rata-rata sebesar 87,77 dan standar deviasi sebesar 8,17. Nilai DPK adalah antara 27,05 Universitas Sumatera Utara 64 sampai dengan 31,76 dengan rata-rata sebesar 30,07 dan standar deviasi sebesar 1.25.

4.3. Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2006. Uji normalitas yang dipergunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2006. Gambar 4.1 Uji Normalitas Data Sumber : Data diolah, SPSS 16 Gambar menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik telah mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu diagonal atau Universitas Sumatera Utara 65 membentuk sudut 45 derajat dengan garis mendatar. Interpretasinya adalah bahwa nilai residual pada kedua model telah terdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi masing-masing variabel independen saling berhubungan secara dependen. Pengertian dari uji multikoloniertitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. untuk menguji ada tidaknya gejala multikoloniertitas digunakan VIF. Jika nilai VIF dibawah 10, maka model regresi yang diajukan tidak terdapat gejala multikoloniertitas, dan sebaliknya jika VIF diatas 10, maka model regresi yang diajukan terdapat gejala multikoloniertitas. Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas Coefficients a Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF 1 Constant 6.060 2.543 BOPO .011 .010 .893 1.120 CAR -.036 .008 .514 1.944 FDR .000 .009 .831 1.204 DPK .766 .074 .543 1.842 a. Dependent Variable: MURABAHAH Universitas Sumatera Utara 66 Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan menunjukkan tidak ada variable independen yang nilai tolerance kurang dari 0,1. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari Tabel 4.2 juga dapat diketahui bahwa pada model regresi, semua variabel independen memiliki nilai VIF yang dibawah angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang menunjukkan faktor pengganggu error tidak konstan. Dalam hal ini terjadi korelasi antara faktor pengganggu dengan variabel penjelas. Untuk mendeteksi Heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data Diolah, SPSS 16 Universitas Sumatera Utara 67 Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi murabahah.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Penelitian ini menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi. Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .01722 Cases Test Value 18 Cases = Test Value 18 Total Cases 36 Number of Runs 20 Z .169 Asymp. Sig. 2-tailed .866 a. Median Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan regresi random atau acak dengan nilai signifikansi 0,866 Universitas Sumatera Utara 68 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam data tersebut

4.4. Uji Hipotesis

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati satu,maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .961 a .923 .913 .40117 a. Predictors: Constant, DPK, BOPO, FDR, CAR b. Dependent Variable: MURABAHAH Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Berdasarkan tampilan output pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai R adalah sebesar 96,1 yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat. Nilai R Square sebesar 92,3 dan nilai Adjusted R Square sebesar 91,3. Hal ini berarti bahwa nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 0,923 yang berarti sebanyak 92,3 variabel Murabahah dapat dijelaskan oleh variabel BOPO, Universitas Sumatera Utara 69 CAR, FDR, dan DPK dan sisanya 7,7 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.

4.4.2 Uji t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara masing - masing variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5 atau 0,05. Apabila nilai probabilitas 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan H 1 diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan H 1 ditolak. Tabel 4.5 Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.060 2.543 2.383 .023 BOPO .011 .010 .057 1.082 .288 CAR -.036 .008 -.324 -4.662 .000 FDR .000 .009 .003 .050 .960 DPK .766 .074 .703 10.402 .000 a. Dependent Variable: MURABAHAH Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Tabel 4.5 merupakan hasil dari pengujian variabel independen yaitu BOPO, CAR, FDR, dan DPK terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah secara parsial dengan hasil: 1. Pengaruh BOPO terhadap Pembiayaan Murabahah Universitas Sumatera Utara 70 Variabel BOPO mempunyai angka signifikan sebesar 0,288 karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka H 1 ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah secara signifikan. 2. Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel CAR mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji t negative maka H 2 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif terhadap Pembiayaan Murabahah. 3. Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel FDR mempunyai angka signifikansi sebesar 0,960 karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 3 ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa FDR tidak memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah secara signifikan. 4. Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah Variabel DPK mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Uji t positif maka H 4 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa DPK memiliki pengaruh positif terhadap Pembiayaan Murabahah. Universitas Sumatera Utara 71

4.6.3 Uji F

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi 0,05 maka H 5 diterima. Pengaruh secara simultan variable CAR, Modal Sendiri, DPK, dan SBIS terhadap Murabahah dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 59.914 4 14.978 93.069 .000 a Residual 4.989 31 .161 Total 64.903 35 a. Predictors: Constant, DPK, BOPO, FDR, CAR b. Dependent Variable: MURABAHAH Sumber: Data Diolah, SPSS 16 Hasil pengolahan data dalam Tabel 4.6 melalui uji Anova atau F-test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Nilai signifikan pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan model regresi dapat digunakan secara bersama - sama untuk memprediksi Murabahah. Hal ini membuktikan bahwa variable BOPO, CAR, FDR, dan DPK bersama – sama secara simultan berpengaruh positif terhadap Murabahah. Hal ini menyimpulkan bahwa H 5 diterima dalam model regresi penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 72

4.5. Uji Regresi Linier Berganda

Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.5 dengan persamaan regresi sebagai berikut: Murabahah = 6,060+0,011BOPO – 0,036CAR + 0,000FDR+ 0,766DPK + Ɛ Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut: 1 Jika segala sesuatu pada variabel independen dianggap konstan, maka nilai Pembiayaan Murabahah adalah sebesar 6,060 . 2 Nilai koefisien regresi BOPO sebesar 0,011. Tetapi nilai signifikan menunjukkan diatas 0,05 yaitu sebesar 0,288 dalam hal ini menunjukkan bahwa variabel BOPO tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan. 3 Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0,036 yang berarti setiap peningkatan CAR sebesar 1 akan menurukan pembiayaan murabahah sebesar 0,036, dengan catatan variabel lain dianggap tetap cateris paribus. 4 Variabel FDR memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,000. Tetapi nilai signifikan menunjukkan diatas 0,05 yaitu sebesar 0.960 dalam hal ini menunjukkan bahwa variabel FDR tidak berpengaruh terhadap murabahah secara signifikan. 5 Variabel DPK memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,766. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif Universitas Sumatera Utara 73 terhadap Murabahah. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1 variabel DPK, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Murabahah sebesar 0,766. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000.

4.6. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 64 82

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2010-2014

4 36 130

Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Periode 2012-2015

0 4 104

Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 18