Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2010-2014

(1)

PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH YANG

TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014

Oleh:

Masnurdiyansyah Gestama NIM: 1112081000139

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Masnurdiyansyah Gestama 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1993

3. Alamat : Jl. Sedap Malam A-2/29 Pamulang Indah (M.A), Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten

4. Telepon : 085717072380

5. Email : mgestama@mhs.uinjkt.ac.id

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Dharma Karya UT Tahun 1999-2005

2. SMP Negeri 68 Jakarta Tahun 2005-2008

3. MAN 4 Jakarta Tahun 2008-2011

4. Program Profesional TI Perbankan Syariah, Tahun 2011-2013 CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia

5. Program Sarjana S1 Manajemen, Tahun 2012-2015 FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Pelatihan Pengaplikasian MYOB Accounting Tahun 2011 2. Pelatihan Diagram Alur Logika GPSJakarta Consulting Tahun 2011 3. Kuliah Informal Ekonomi Islam FSI FE UI Tahun 2011 4. Kurus Bahasa Inggris LBPP LIA Tahun 2012 5. Pelatihan Software Ekonomika Bank Mini FEB UIN Tahun 2014 6. Sekolah Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia Tahun 2015


(7)

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Rohis SMPN 68 Jakarta Tahun 2007-2008 2. Sekretaris Umum Ikatan Remaja Masjid An-Naas Tahun 2011-2015 3. Sekretaris Umum KomDa FEB LDK Syahid UIN Tahun 2013-2014 4. Staff Departemen Kemahasiswaan BEM FEB Tahun 2013-2014 5. Koordinator Departemen Ekonomi Kreatif DEMA FEB Tahun 2015-2016

V. KEPANITIAAN

1. Anggota Divisi Perlengkapan Muharram Fair 2013 oleh KomDA FEB LDK

2. Ketua Divisi Perlengkapan Acara EKSPRESI 2014 (Eksplorasi Potensi Diri Islami) oleh LDK Syahid UIN Jakarta

3. Mentor Acara OPAK 2014 (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) oleh BEM FEB UIN

4. Wakil Ketua Acara Company Visit BEI 2014 oleh Komda FEB LDK Syahid

5. Ketua Panwaslu FEB Acara Pemilihan Umum Raya UIN 2014

6. Mentor Acara OPAK 2015 (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) oleh DEMA FEB UIN


(8)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of Mudharaba, Musyaraka, Financing to Deposit Ratio (FDR), and Inflation towards Profitability on Sharia Banking of Indonesia. This research using sharia bank has listed in Bank of Indonesia. The sampling technique used in this research is purposive sampling. Sharia banks are selected as the object of study as many as 7 BUS are still active in financing for five years of research to be analyzed as a sample. The data using in this research was 5 years from 2010 until 2014 periods which yearly data published financial reports sharia banking. This research used econometric and multiple linear regression techniques with methods of Ordinary Least Square (OLS) using the computer program of Eviews version 8.0 and Microsoft Excel 2013 with a significance level of alpha 0,050. The result of this research has find that the partially variable mudharaba has a positive to profitability with value 0,0008, musyaraka has a negative to profitability with value 0,0447, Whereas Financing To Deposit Ratio (FDR) and inflation doesn’t affect to profitability with value 0,5756 and 0,0680. And the relationship between the independent variable on the dependent variable is equal to 37,83%, which means that the rest is equal to 8,28% influenced by other variables not included in the model.

Keywords : Mudharaba, Musyaraka, Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi, and Profitability.


(9)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan mudharabah, musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah. Penelitian ini menggunakan sampel bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Bank umum syariah yang terpilih sebagai objek penelitian sebanyak 7 BUS yang masih aktif dalam pembiayaan dan selalu ada selama lima tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel.. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2014 yang telah dipublikasikan oleh bank umum syariah. Penelitian ini ekonometrik dan teknik regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menggunakan program computer Eviews versi 8.0 dan Microsoft Excel 2013 dengan tingkat signifikansi alfa 0,050. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas dengan nilai 0,0008, musyarakah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dengan nilai 0,0447, sedangkan variabel FDR dan inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan nilai 0,5756 dan 0,0680. Dan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 37,83%, yang berarti bahwa sisa nya sebesar 8,28% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Kata Kunci : Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi, dan profitabilitas


(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang mengadakan dan Yang mengembalikan makhluk-Nya, Yang Maha Membuat apa yang Dia kehendaki. Pemilik arsy yang agung, Pemberi petunjuk kepada hamba-hamba pilihan-Nya menuju aturan (manhaj)-Nya yang lurus dan “jalan” yang kokoh. Pemberi nikmat kepada mereka setelah menyatakan syahadat tauhid dengan memelihara akidah mereka dari kegelapan akibat keraguan dan kebimbangan. Syukur Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang telah dilimpahkan, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2010-2014”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(11)

1. Ibunda Nurmaini dan ayahanda Dr. Masno Marjohan, S.E., M.M tercinta yang telah memberikan dukungan moral, material, spiritual, kasih sayang, cinta, dan tidak pernah berhenti mendoakan serta mendidik penulis dengan penuh kesabaran. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini yang tidak terhingga. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada ibunda tercinta, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya meskipun tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka berikan, aamiin Ya Robbal ’Alamin.

2. Adikku tercinta Annisa Nurlita Putri yang turut memberikan dukungan serta doa kepada penulis. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada adikku kelak menjadi anak yang sholehah, anak kebanggaan kedua orangtua maupun keluarga serta cepet lulus kuliah nya, sehingga tercapai semua cita-citanya, aamiin Ya Robbal ’Alamin.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Dr. Amilin, S.E.Ak, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M.H, sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(12)

6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, S.E., M.A.B, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.

8. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis

9. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E., M.Si sebagai Dosen Penasehat Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.

10. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, M.M yang telah banyak membantu dan memberikan jalan bagi kami di konsentrasi MIPS ini.

11. Ibu Titi Dewi Warnida, S.E., M.M, sebagai Ketua Jurusan Manajemen 12. Ibu Ella Patriana, M.M, sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen

13. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis

14. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred, Pak Ali, Bu Halimah, Pak Rahmat, Pak Bonik, Pak Sofyan, Bang Arkom, dan Mas Ajiz


(13)

15. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

16. Sahabat-sahabatku yang telah kuanggap sebagai keluargaku Hafidz Nurizal, Nino Megiawan, Ahmad Rozali, Alfin Nurfaiz, Pramonosidi Wijanarko, Subarkah Yudi Wijaya, Riyan Apriansyah, dan Rindo Khossario.

17. Keluarga besar Komda FEB LDK Syahid periode 2014/2015, keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa FEB periode 2014/2015, keluarga besar Dewan Eksekutif Mahasiswa FEB periode 2015/2016. Yang telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga dalam kepengurusan ini serta selama masa perkuliahan yang menjadikan pribadi penulis lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga.

18. Teman-teman IRMAS An-Naas Pamulang Timur, seperti Farhan, Ari, Febri, Ferdi, Liga, Edo, Imus, Jimmy, Reza, Anggita, Ka Tisa, Anggi, Ulian, Aa Dadan yang mampu memberikan semangat moril untuk tetap melanjutkan penulisan skripsi ini sama selesai

19. Teman-teman GABUTERS yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam penulisan ini tapi mampu memberikan pengalaman, pelajaran, keceriaan yang begitu berharga, terutama saat trip ke Pulau Pahawang sehingga membuat penulis menjadi bersemangat untuk tetap melanjutkan skripsi ini sampai selesai,


(14)

20.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, tetapi mampu memberi semangat moril untuk tetap melanjutkan penulisan skripsi ini sampai dengan selesai.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, 24 Oktober 2015


(15)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... xi

Daftar Isi ... xiv

Daftar Tabel ... xviii

Daftar Gambar ... xix

Daftar Lampiran ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 17

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 18

1. Tujuan Penelitian ... 18

2. Manfaat Penelitian ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

A. Landasan Teori ... 20


(16)

2. Rasio Keuangan Bank ... 21

3. Pembiayaan ... 24

4. Al-Mudharabah ... 27

5. Al-Musyarakah ... 31

6. Inflasi ... 36

B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 37

1. Pengaruh Mudharabah terhadap Profitabilitas ... 37

2. Pengaruh Musyarakah terhadap Profitabilitas ... 38

3. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas ... 38

4. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas ... 39

C. Penelitian Terdahulu ... 39

D. Kerangka Pemikiran ... 46

E. Hipotesis ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 50

B. Metode Penentuan Sampel ... 50

C. Metode Pengumpulan Data ... 51

D. Metode Analisis Data ... 53

1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ... 53

a. Uji Normalitas ... 54

b. Uji Multikolinieritas ... 55

c. Uji Heteroskedastisitas ... 55


(17)

2. Analisis Regresi Linear Berganda ... 57

3. Uji Hipotesis ... 58

a. Uji Statistik F ... 58

b. Uji Statistik t ... 59

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 59

E. Operasional Variabel Penelitian ... 59

1. Variabel Dependen ... 60

2. Variabel Independen ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62

1. PT Bank Muamalat Indonesia ... 62

2. PT Bank BRI Syariah ... 64

3. PT Bank Jabar Banten Syariah ... 66

4. PT Bank BNI Syariah ... 68

5. PT Bank Syariah Mandiri ... 70

6. PT Bank Syariah Bukopin ... 74

7. PT BCA Syariah ... 76

B. Analisis Deskriptif ... 78

C. Hasil dan Pembahasan ... 80

1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ... 80

a. Uji Normalitas ... 80

b. Uji Multikolinieritas ... 81


(18)

d. Uji Autokorelasi ... 84

2. Analisis Regresi Linear Berganda ... 86

3. Uji Hipotesis ... 88

a. Uji Statistik F... 88

b. Uji Statistik t ... 89

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 92

D. Interpretasi ... 93

1. Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas ... 94

2. Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas ... 94

3. FDR terhadap Profitabilitas ... 95

4. Inflasi terhadap Profitabilitas... 96

BAB V PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan... 97

B. Saran ... 97

Daftar Pustaka ... 99


(19)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah ... 3

1.2 Perkembangan Jumlah Pembiayaan di BUS dan UUS ... 8

1.3 Perkembangan Rasio Keuangan di BUS dan UUS ... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ... 44

3.1 Metode Pengambilan Sampel Penelitian ... 51

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 79

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 81

4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 82

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 85

4.6 Hasil Analisis Regresi ... 86

4.7 Hasil Uji F ... 89

4.8 Hasil Uji t ... 90


(20)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema al-Mudharabah ... 28 2.2 Skema al-Musyarakah ... 33 2.3 Kerangka Pemikiran ... 47


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Penelitian ... 104 2 Deskriptif Statistik ... 104 3 Output Hasil Pengujian ... 104


(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu ukuran dari kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemajuan perekonominya. Sementara itu, yang menjadi salah satu faktor dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis. Adapun permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan sebagai pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (capital) untuk membiayai usahanya. Meskipun di Indonesia terdapat lembaga keuangan non bank, akan tetapi lembaga keuangan bank yang paling banyak memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan dana (modal) pada dunia bisnis. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan (Kasmir, 2011:13).

Maraknya perbankan syariah dewasa ini bukan merupakan gejala baru dalam dunia bisnis syariah. Keadaan ini ditandai dengan semangat tinggi dari berbagai kalangan, yaitu: ulama, akademisi, dan praktisi untuk mengembangkan perbankan tersebut dari sekitar pertengahan abad ke-20. Dewasa ini bank syariah sedang menjadi pilihan bagi pelaku bisnis


(23)

perbankan sampai dengan pertengahan tahun 2001 (Muhammad, 2008: 1). Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:26) perkembangan perbankan syari’ah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya UU No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syari’ah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syari’ah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi bank syari’ah.

Langkah Bank Indonesia yang mendorong jumlah pertumbuhan dan perkembangan bank syariah, menyebabkan beberapa bank konvensional membuka unit usaha syariah dan mengembangkan jaringannya. Hingga tahun 2007 terdapat terdapat 3 institusi bank umum syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 26 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 114 BPR Syariah

Dalam kiprah bisnis perbankan syariah, Bank Syariah Mandiri merupakan Bank Umum Syariah (BUS) dengan asset terbesar disusul Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Hingga September 2006, asset BSM tercatat sebesar Rp 8,89 Triliun dengan dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan masing-masing sebesar Rp 7,57


(24)

Triliun dan Rp 7,23 Triliun. Sedangkan aset BMI tercatat Rp 8,05 Triliun dan aset BSMI sebesar Rp 1,964 Triliun. Begitu pula dengan perkembangan laba perbankan syariah, perkembangan laba diambil dari tiga bank umum syariah di Indonesia berkembang cukup pesat yaitu Rp 258,10 miliar laba bank syariah per September 2006 atau meningkat 30,19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 198,25 miliar

Statistik perbankan syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) per April menunjukkan FDR perbankan syariah masih berada di level 101 persen dengan total pembiayaan mencapai Rp. 39,726 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp. 39,193 triliun. “Posisi FDR perbankan syariah saat ini sudah terlalu tinggi dan menjadi ancaman serius bagi likuiditas bank. Dampak krisis keuangan global masih terasa dan belum bisa dipastikan akan cepat membaik. Menurut Ahmad Riawan Amin (2009) FDR idealnya berada di posisi 80-90 persen, perbankan harus memperhatikan rasio FDR yang sudah terlampau tinggi dan harus diturunkan dari 101 persen menjadi 80-90 persen.

Tabel 1.1 Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah

Sumber : Statistik Perbankan Syariah

Kelompok Bank 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Umum Syariah 11 11 11 11 11

Unit Usaha Syariah 23 24 24 23 23

 Jumlah Kantor BUS dan UUS 1477 1737 2262 2588 2651

BPRS 150 155 158 163 163


(25)

Tabel 1.1 terlihat perkembangan jumlah lembaga perbankan syariah mengalami peningkatan yang pesat dari tahun per tahun. Pada tahun 2009 lalu terdapat 6 BUS, tahun 2010-2014 meningkat menjadi 11 BUS. Pada tahun 2009 lalu terdapat 25 UUS, kemudian pada tahun 2010 mengalami penurunan yakni sebesar 23 UUS, yang artinya sudah berdiri sendiri menjadi BUS, tahun 2011-2012 terdapat 24 UUS dan kemudian pada tahun 2013-2014 kembali mengalami penurunan menjadi 23 UUS. Pada tahun 2009 terdapat 138 BPRS, tahun 2010 terdapat 150 BPRS, tahun 2011 terdapat 155 BPRS, tahun 2012 terdapat 158 BPRS dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 163 BPRS. Kemudian di tahun 2014 terdapat 163 BPRS yang di mana sama dengan tahun sebelumnya.

Sebagaimana dengan bank konvensional, bank syariah juga memiliki peranan sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Untuk itu minat masyarakat dalam menyimpan dana di bank syariah semakin besar, hal ini ditandai dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yang dihimpun BUS dan UUS sepanjang tahun 2014 tercatat tumbuh sebesar 24,4% (yoy), sedangkan pada BPRS mencapai 24,8% (yoy). Dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 27,8% (yoy), pertumbuhan DPK BUS dan UUS tersebut melambat meskipun masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan nasional sebesar 13,6% (yoy). Berdasarkan jenis instrument, perlambatan pertumbuhan terutama terjadi


(26)

pada giro dan tabungan, masing-masing tumbuh sebesar 4,6% (yoy) untuk giro dan 26,9% untuk tabungan, sementara pertumbuhan deposito masih mencapai 27,2% (Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2014).

Dilihat dari perkembangan BUS dan UUS sampai akhir tahun 2014, maka sudah mulai terlihat kepercayaan dan keinginan masyarakat untuk menabung serta melakukan transaksi di Bank Syariah. Jumlah kantor BUS dan UUS yang meningkat secara signifikan sampai tahun 2014 (yoy) ini juga membuktikan bahwa terdapat animo masyarakat terhadap bank syariah sebagai dana pihak ketiga. Faktor lainnya juga terdapat peningkatan secara signifikan jumlah kantor BPRS sampai tahun 2014 (yoy) di dorong dengan tingkat kebutuhan masyarakat dalam melakukan pembiayaan di BPRS ini.

Aktivitas ekonomi dan bisnis ditentukan oleh kepentingan utama dalam bidang keuangan. Selama tahun 1900-an, pembahasan ekonomi dan keuangan menekankan pada masalah konsolidasi, merger, dan peraturan pemerintah. Artinya, masalah tersebut memperoleh perhatian yang cukup besar di bidang manajemen keuangan. Setelah keadaan ekonomi mulai meluas pada tahun 1920an, tekanan di bidang keuangan beralih ke masalah cara dan prosedur yang digunakan untuk memperoleh dana perusahaan. (Moeljadi, 2006:1)

Produk-produk pembiayaan bank syariah, khususnya pada bentuk pertama, ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan masyarakat ke sektor riil dengan tujuan produktif dalam bentuk investasi bersama


(27)

(investment financing) yang dilakukan bersama mitra usaha (kreditor) menggunakan pola bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan dalam bentuk investasi sendiri (trade financing) kepada yang membutuhkan pembiayaan menggunakan pola jual beli (murabahah, salam, dan istishna) dan pola sewa (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik)

Berdasarkan prinsip dasar produk tersebut, sesungguhnya bank syariah memiliki core product pembiayaan berupa produk bagi hasil yang dikembangkan dalam produk pembiayaan musyarakah dan mudharabah. Meskipun jenis produk pembiayaan dengan akad jual beli (murabahah, salam, dan istishna) dan sewa (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik) juga dapat dioperasionalkan, kenyataannya bank syariah tingkat dunia maupun di Indonesia, produk pembiayaannya masih di dominasi oleh produk pembiayaan dengan akad jual beli (tijarah). Sebagai dinyatakan oleh Karim (2001) bahwa “hampir semua bank syariah di dunia di dominasi dengan produk pembiayaan murabahah, sedangkan sistem bagi hasil sangat sedikit diterapkan, kecuali di dua Negara, yaitu Iran (48%) dan Sudan (62%).

Perbankan di Indonesia mengalami perkembangan dengan seiring berkembangnya pemikiran masyarakat tentang sistem syariah yang tanpa mengunakan bunga (riba). Bank terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank konvensional. Kedua jenis bank ini memiliki produk bank yang hampir sama, hanya berbeda pada sistem operasinya. Bank konvensional menggunakan sistem bunga, sedangkan bank syariah menerapkan sistem bagi hasil. Produk bank yang menerapkan sistem bagi hasil adalah pada


(28)

pembiayaan modal kerja dan investasi dalam bentuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah.

Pembiayaan tidak dapat lepas dari aktivitas bisnis. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan barang atau jasa. Pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya sangat membutuhkan modal usaha. Apabila pelaku tidak memiliki modal secara cukup, maka ia akan berhubungan dengan pihak lain, seperti bank guna mendapatkan suntikan dana (Muhammad, 2015: 16). Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 pasal 1 ayat 12).

Sedangkan menurut Muhammad (2005) pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah ini memiliki perbedaan pada pembagian modal dan pengelolaan usaha, serta pembagian keuntungan. Jika pembiayaan mudharabah, pihak bank 100% menyumbangkan modal, sedangkan pihak nasabah hanya mengelola usaha saja.


(29)

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Pembiayaan di BUS dan UUS

Sumber : Statistik Perbankan Syariah

Tabel 1.2 terlihat perkembangan jumlah pembiayaan di BUS dan UUS mengalami peningkatan secara signifikan (yoy). Pada tahun 2010 terdapat 865.920 jenis pembiayaan, pada tahun 2011 meningkat menjadi 1.399.690 jenis pembiayaan, pada tahun 2012 terdapat 2.512.295 jenis pembiayaan, kemudian pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 3.479.979 jenis pembiayaan, pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 3.637.152 jenis pembiayaan. Jadi pada data ini mengungkapkan bahwa dalam 5 tahun terakhir jumlah pembiayaan di BSM meningkat sebesar 131%.

Pembagian keuntungan berdasarkan besar modal yang disumbangkan. Jika pembiayaan musyarakah, pihak bank dan nasabah sama-sama menyumbangkan modal dan mengelola usaha, biasanya sebesar 60% : 40%. Pembagian keuntungan juga berdasarkan besar modal yang disertakan dalam usaha tersebut. Adanya mismatch antara kebutuhan pembiayaan dan penyediaan asset yang likuidi. Adanya opportunity cost (cost adanya dana yang idle karena di jadikan cadangan) pada dana

Jenis Pembiayaan 2010 2011 2012 2013 2014 Akad Mudharabah 39.844 46.510 48.725 46.461 46.134 Akad Musyarakah 22.799 29.951 40.470 50.267 59.677

 Akad Murabahah 586.706 797.912 1.754.412 2.776.068 3.035.995

 Akad Istishna’ 1.335 1.491 1.846 2.568 2.699

 Akad Ijarah 7.682 34.271 49.092 69.317 66.440

 Akad Qardh 207.554 489.555 617.750 535.298 426.207


(30)

likuiditas, bank harus membuat semua investasi/pembiayaan menguntungkan setelah mempunyai likuiditas yang cukup. Umumnya, produk pembiayaan bank syariah beroperasi dengan prinsip jual beli (murabahah), prinsip sewa (ijarah), serta bagi hasil (mudarabah).

Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 mengenai perbankan, penyediaan dana tidak hanya dalam bentuk kredit, tapi dapat pula berbentuk pembiayaan syariah. Adapun dalam pembiayaan bank syariah yaitu pembiayaan murabahah. Berdasarkan pembiayaan tersebut bank syariah akan berfungsi sebagai penjual yang menyediakan asset yang dibutuhkan oleh nasabah sebagai pembeli, transaksi murabahah tidak harus dalam bentuk pembayaran tangguh (kredit), melainkan dapat juga dalam bentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan mencicil setelah menerima barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus dikemudian hari. (PSAK 102 paragraf: 8).

Ada sejumlah alasan kenapa murabahah begitu populer dalam operasi investasi perbankan syariah. Menurut Usmani (2003), pertama, murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan dibandingkan dengan profit and loss sharing cukup memudahkan; kedua, mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan demikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam; ketiga, murabahah menjauhkan dari ketidakpastian yang ada pada pendapatan bisnis-bisnis dengan sistem profit and loss sharing;


(31)

keempat, murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis, karena bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan hutang-piutang dagang.

Dengan fenomena yang tergambar diatas maka dapat dikatakan proyeksi trend pembiayaan masih di dominasi skim murabahah, bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bersifat konsumtif. Kebutuhan yang paling mendesak adalah kebutuhan perumahan dan kendaraan. Tidak hanya itu produk pembiayaan mudharabah tentunya juga memiliki trend yang sangat penting untuk membantu nasabah dalam mendirikan sebuah usaha, dimana bank sebagai penyedia modal dan nasabah sebagai pengelola modal di dalam transaksi ini. Lain halnya dengan akad musyarakah, dimana pihak bank dan nasabah bersama memberikan kontribusi modal dalam sebuah usaha, serta bank tidak hanya berperan sebagai kreditor ataupun debitor pada nasabah tetapi juga berperan sebagai mitra di dalam usaha yang didirikan oleh nasabah tersebut.

Tiap produk bank memberikan keuntungan bagi pihak bank, sama halnya dengan kedua pembiayaan investasi tersebut. Keuntungan itu dapat dilihat dari tingkat profitabilitas yang diukur menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio Return On Equity (ROE) yaitu tingkat pengembalian modal bank tersebut. Alasan menggunakan rasio dikarenakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola modal


(32)

yang dimilikinya untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Rasio ini juga merupakan ukuran kepemilikan bersama dari pemilik bank tersebut.

Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha dan digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Dengan kata lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. (Kasmir, 2012: 327)

Athanasoglou et al. (2006), menyatakan bahwa profitabilitas bank merupakan fungsi dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor mikro atau faktor spesifik bank yang menentukan profitabilitas. Sedangkan faktor eksternal merupakan variabel-variabel yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank, tetapi faktor tersebut secara tidak langsung memberikan efek bagi perekonomian dan hukum yang akan berdampak pada kinerja lembaga keuangan. Menurut Ogunleye (2001), faktor yang tidak dapat dikontrol atau faktor eksternal dapat mempengaruhi kinerja bank.

Tabel 1.3 Perkembangan Rasio Keuangan di BUS dan UUS

Sumber : Statistik Perbankan Syariah

Jenis Rasio 2010 2011 2012 2013 2014 CAR 16,25 16,63 14,13 14,42 15,94

ROA 1,67 1,79 2,14 2,00 0,85

 ROE 17,58 15,73 24,06 13,18 8,55

 NPF 3,02 2,52 2,22 2,62 4,04

 FDR 89,67 88,94 100 100,32 98,65


(33)

Tabel 1.3 terlihat perkembangan rasio keuangan di BUS dan UUS mengalami fluktuatif (yoy). Rasio keuangan profitabilitas terendah terdapat pada tahun 2014 yakni ROA sebesar 0,85% dan tertinggi terdapat pada tahun 2012 yakni ROE sebesar 24,06%. Sedangkan rasio keuangan likuiditas terendah terdapat pada tahun 2011 yakni FDR sebesar 88,94% dan tertinggi terdapat pada tahun 2013 yakni FDR sebesar 100,32%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa BUS dan UUS terlalu sering dalam menggunakan aset nya namun.

Athanasoglou et al., (2006) menyatakan bahwa faktor eksternal yang perlu diperhatikan adalah inflasi, suku bunga dan siklus output, serta variabel yang mempresentasikan karakteristik pasar. Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang dialami.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi selama tahun 2013 di angka 8,38%. Mengutip data BPS, inflasi ini tercatat yang paling tinggi sejak 5 tahun terakhir. Di 2008, inflasi mencapai 11,06% karena dampak krisis ekonomi global. Bank Indonesia (BI) sendiri memprakirakan inflasi keseluruhan tahun 2013 dapat lebih rendah dari 8,5% dan terus menurun dalam kisaran target 4,5±1% pada tahun 2014. Inflasi di 2013 ini


(34)

juga ditopang akibat kenaikan harga BBM yang menyebabkan harga-harga ikut melambung.

Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang dialami oleh Indonesia adalah inflasi yang berkepanjangan. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga barang secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara (Khalwaty, 2000). Revell (1979) menyatakan adanya hubungan antara profitabilitas bank dengan inflasi, dia memberikan catatan bahwa dampak dari inflasi tergantung apakah gaji dan biaya operasional lain yang lebih cepat tinggi dibanding dengan inflasi. Selain itu, sebagian besar penelitian (Bourke 1989; Molyneux & Thornton 1992) melihat adanya hubungan positif antara inflasi atau suku bunga jangka panjang dengan profitabilitas. Serta adanya hubungan negatif antara inflasi dengan profitabilitas bank, seperti dimukakan oleh Uche (1996) dan Ogowewo & Uche (2006).

Dari uraian diatas, secara teoritis terdapat hubungan yang erat antara pembiayaan dengan profitabilitas bank syariah. Setiap bank pasti melakukan penghimpunan dana dan mengalokasikan dana nya untuk


(35)

kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan. Salah satu pengalokasian dana tersebut adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Kedua pembiayaan ini akan menghasilkan laba (profit) sesuai dengan perhitungan bagi hasil (profit sharing) nya. Keuntungan tersebut akan dibagi antara bank dan nasabah sebagai pengelolanya. Keuntungan tersebut akan digunakan untuk mengembalikan modal yang dialokasikan di dalam pembiayaan. Tingkat pengembalian modal tersebut dapat mengukur tingkat profitabilitas suatu bank dengan cara membandingkan keuntungan dan modal yang dmiliki nya. Kemudian adanya hubungan erat antara inflasi dengan profitabilitas bank, salah satu dampak dari inflasi tergantung pembayaran gaji dengan biaya operasional terhadap pendapatan operasional lain yang dimaan mengalami percepatan lebih tinggi dibanding dengan inflasi. Profitabilitas dan resiko memiliki keterikatan pada setiap keputusan dan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (Value of the firm). Profitabilitas dan resiko ditentukan oleh skala perusahaan, jenis peralatan operasional, proporsi hutang dengan sumber pembiayaan, posisi likuiditas, dll. Resiko tinggi maka keuntungan juga tinggi atau sebaliknya.

Alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah karena berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa aspek yang membantu bank syariah berhasil berkembang, dan memiliki eksistensi di dunia perekonomian. Salah satunya karena momentum perkembangan ekonomi yang kondusif dan kepercayaan


(36)

masyarakat yang cukup tinggi kepada bank syariah, terbukti dengan tingkat profitablitias yang terus meningkat.

Siew Chun Hong dan Sheikh Hamzah (2015) meneliti pengaruh jumlah GDP dan Inflasi terhadap profitabilitas pada Bank Islam di Malaysia. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa GDP Nominal berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Islam di Malaysia.

Russely Permata, Fransisca Yaningwati, dan Zahroh (2014) menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah dan musyarakah berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Pengaruh ini dilihat dari penyertaan modal pihak bank pada pembiayaan ini namun resiko yang ditanggung berbeda beda tiap pembiayaan tersebut

Hendra Gunawan (2013) meneliti pengaruh jumlah pembiayaan murabahah, mudharabah, dan Non Perfoming Financing (NPF) terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas, mudharabah berpengaruh negative terhadap profitabilitas, sedangkan non perfoming financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri


(37)

Aditya Satriawan dan Zainul Arifin (2012) meneliti analisis profitabilitas dari pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa seluruh variabel independen yaitu mudharabah, musyarakah, dan murabahah berpengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas.

Febrina Dwijayanthy dan Prima Naomi (2009) menganalisis pengaruh inflasi, BI rate, dan nilai tukar mata uang terhadap Profitabilitas Bank. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa inflasi dan nilai tukar mata uang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank

Rida Rahim dan Yuma Irpa (2008) menganalisa efisiensi operasional terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa BOPO dan NPL berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut, timbul keinginan penulis dalam menyusun sebuah Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia periode 2010-2014”


(38)

B. Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?

b. Bagaimana pengaruh pembiayaan Musyarakah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftari di Bank Indonesia?

c. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?

d. Bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?

e. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi secara simultan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?


(39)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?

b. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?

c. Untuk menganalisa pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?

d. Untuk menganalisa pengaruh variabel Inflasi terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?

e. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia?


(40)

2. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis yang di mana sangat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang praktek manajemen perbankan syariah khususnya tentang masalah yang berkaitan dengan profitabilitas dan pembiayaan.

b. Bagi Perbankan

Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk membantu pihak manajemen bank terhadap pengaruh pembiayaan dalam meningkatkan profitabilitas sebagai pengukuran keberhasilan operasional bank.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini akan menambah kepusatakaan di bidang manajemen perbankan syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pembiayaan pada perbankan syariah terhadap profitabilitas. Penelian ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.


(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya. Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan keberadaan beberapa tujuan atau sasaran, karena penilaian untuk apakah suatu keputusan keuangan efisien atau tidak harus berdasarkan pada standar tertentu. Umumnya tujuan dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan yang ada saat ini (Horne dan Wachowicz, 2005:4)

Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi yang efektif, pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara efisien, dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh (Moeljadi, 2006:9)

Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Dari


(42)

definisi tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen keuangan adalah berkutat di sekitar (Fahmi, 2013:2).:

1. Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usahanya 2. Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan

tercapai

3. Bagaimana perusahaan mengelola asset yang dimiliki secara efisien dan efektif

Dari pengertian tersebut dalam disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan berhubungan erat dengan bagaimana mengelola keuangan di perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrumen keuangan dan lembaga keuangan salah satunya adalah bank.

2. Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b) income statement atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan tersebut, yaitu a) analisis trend (historical analysis), b) norma industry: kita harus membandingkan dengan industry sejenis. Perlu diperhatikan metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan lain, apakah sama dengan perusahaan kita (Rodoni & Ali, 2014:24).

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan


(43)

ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. (Kasmir, 2012:310).

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi, 2006:155)

a. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada sifat bisnis perusahaan tersebut. Pada umumnya manajemen kurang menyukai penggunaan benchmark tertentu untuk rasio likuiditasnya. Walaupun begitu, perusahaan pada umumnya kekurangan likuid aset segera sebelum episode kepailitan terjadi dan biasanya perusahaan tersebut meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola kewajiba jangka pendeknya (Rodoni & Ali, 2014:191)

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya


(44)

pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2012:315).

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima bank. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada kekhususan bank, besarnya bank dan sebagainya. FDR dirumuskan sebagai berikut:

FDR =

� � � �

� �

%

b. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai factor pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari luar. (Rodoni & Ali, 2014:192)

Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio


(45)

mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi modal atau aset di hitung secara rata-rata selama periode tersebut (Slamet Riyadi, 2006:155).

Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setalah pajak) dengan modal (modal inti) bank, rasio ini menunjukkan tingkat % (persentase) yang dapat dihasilkan. ROE dirumuskan sebagai berikut :

ROE =

ℎ �

%

3. Pembiayaan

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang direncanakan. Pendanaan tersebut diadakan berdasar kesepakatan antara lembaga keuangan dan pihak peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan imbalan atau bagi hasil (Muhammad, 2005:17).

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit (Antonio, 2001:160)

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro dan tingkat makro. Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk : (Muhammad, 2005:17)


(46)

1. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatka taraf ekonominya 2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk

pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan

3. Meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat usaha mampu meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana.

4. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru.

5. Terjadi distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan

Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk: 1. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka

memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk


(47)

dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup

2. Upaya meminimalkan risiko, artinya: setiap usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.

3. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber manusianya ada, dan sumber daya modal tidak ada. Maka dapat dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya ekonomi.

4. Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bank syariah adalah semua pendanaan yang dilakukan oleh bank syariah kepada nasabahnya untuk mendukung investasi dalam menjalankan sebuah usaha dan mendapatkan keuntungan sesuai dengan fungsinya


(48)

4. Al-Mudharabah

Al-Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukul kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh 100% modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio, 2001:95).

Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati bersama (Muhammad, 2005:22)

Jika proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal tersebut kepada penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya. Bila terjadi kerugian maka seluruh kerugian dipikul oleh shahibul maal. Sedang mudharib kehilangan keuntungan (imbalan bagi – hasil) atas kerja yang telah dilakukannya Ada dua tipe mudharabah, yaitu Mutlaqah (tidak terikat) dan Muqayyadah (terikat) (Arifin, 2002:25):


(49)

Mudharabah Mutlaqah : pemilik dana memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola untuk menggunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan. Pengelola bertanggung jawab untuk mengelola usaha sesuai dengan praktek kebiasaan usaha normal yang sehat (uruf).

Mudharabah Muqayyadah : pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha, dan sebagainya

Gambar 2.1 Skema al-Mudharabah Sumber : (Antonio, 2001:98)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah adalah suatu akad perjanjian bagi hasil antara pemilik modal baik berupa uang atau barang dengan pengusaha yang memiliki kemampuan dalam mengelola sebuah usaha.


(50)

Secara umum landasan dasar syariah al-mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini.

a. Al-Quran

“…dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian

karunia Allah SWT… (al-Muzzammil: 20)

Yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari surah al-Muzammil:20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.

Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kami di muka bumi

dan carilah karunia Allah SWT…..”(al-Jumu’ah: 10)

Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu…” (al-Baqarah: 198)


(51)

2) Hadist/Assunah

“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau

membenarkannya.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).


(52)

3) Al-Ijma

Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengelolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadist yang dikutip Abu Ubaid.

4) Kaidah fiqih

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukankecuali ada dalil yang mengharamkannya”. (Fatwa DSN-MUI)

5) Fatwa Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia No.07/DSN-MUI/IV/2000, tentang Mudharabah. Dalam fatwa diatas bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan ketentuan Mudharabah kepada nasabah telah dirangkum dalam fatwa Dewan Syariah Nasional.

5. Al-Musyarakah

Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/enterptise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan (Antonio, 2001:90).


(53)

Al-Musyarakah diartikan suatu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam suatu usaha atau proyek tertentu, dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing. Dalam hal ini pihak bank menyediakan sebagain dana dari pembiayaan bagi usaha/kegiatan tertentu, sebagian lagi disediakan oleh mitra usaha lain. Dalam Al-Musyarakah bank tidak hanya berperan sebagai penyedia dana tetapi juga sebagai partner atau mitra usaha bagi nasabah. Jadi bukan hubungan antara kreditur dan debitur seperti halnya yang terjadi dalam bank konvensional (Martono, 2010: 110).

Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian diantara para pemilik dana atau modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Muhammad, 2005:22).

Aplikasinya dalam perbankan adalah pada pembiayaan proyek oleh bank bersama nasabahnya atau bank dengan lembaga keuangan lainnya, di mana bagian dari bank atau lembaga keuangan diambil alih oleh pihak lainnya dengan cara mengangsur. Akad ini juga dapat dilaksanakan pada mudharabah yang modal pokoknya dicicil, sedangkan usahanya berjalan terus menerus dengan modal yang tetap (Arifin, 2002:23).


(54)

Gambar 2.2 Skema al-Musyarakah Sumber : (Antonio, 2001:98)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah adalah suatu akad kerjasama antara bank dan nasabah yang saling berkontribusi mengeluarkan modal baik berupa uang atau barang dalam mengelola sebuah usaha. Oleh karena itu bank disebut sebagai partner bisnis nasabah, bukan sebagai debitur kreditur.

1) Al-Quran

Ayat–ayat Al–Quran yang secara umum membolehkan jual beli. Diantaranya adalah firman Allah:

Artinya : “… maka mereka berserikat pada sepertiga…” (Q.S an -Nisaa’:12)


(55)

Artinya "…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat

sedikitlah mereka ini…." (Q.S Shaad:24)

Ayat ini munujukan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan Musyarakah merupakan salah satu bentuk dari jual beli.

Dan firman Allah:

Artinya: “Hai orang–orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denganjalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”. (QS.An-Nisaa: 29)

Dan firman Allah:

Artinya: “Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan)


(56)

2) Hadis/Assunah

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Allaihi Wassallam: “Pendapatan yang paling afdhal (utama) adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar Ath Thabrani).

Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:

“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al Hakim, dari Abu Hurairah).

Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkanyang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syaratmereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.

3) Al-Ijma

Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al-mughni, telah berkata. “Kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya”


(57)

4) Kaidah fiqih

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”. (Fatwa DSN MUI)

5) Fatwa Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia No.08/DSN-MUI/IV/2000, tentang Musyarakah “Tentang etentuan umum Musyarakah dalam bank syariah, ketentuan Musyarakah kepada nasabah, jaminan, utang dalam Musyarakah. penundaan pembayaran, dan kondisi bangkrut pada nasabah Musyarakah.” Dalam fatwa diatas bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan ketentuan Musyarakah kepada nasabah telah dirangkum dalam fatwa Dewan Syariah Nasional.

6. Inflasi

Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi, dianggap inflasi jika terjadi proses kenaikan harga yang terus menerus dan saling mempengaruhi (Rodoni & Ali, 2014: 195).

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan yang diakibatkan oleh naiknya harga-harga secara serempak. Inflasi dapat diukur


(58)

dengan melihat sejumlah besar barang dan jasa dan menghitung kenaikan harga rata-rata selama beberapa periode waktu. Inflasi berkepanjangan adalah kenaikan harga secara keseluruhan yang berlangsung terus selama satu periode yang lama (Case dan Fair, 2007:57).

Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Ada beberapa cara yang dikemukakan untuk menggolongkan jenis-jenis inflasi. Penggolongan pertama didasarkan pada parah atau tidaknya inflasi tersebut. membedakan beberapa macam inflasi yaitu (Sukirno, 2005:11):

1. Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun) 2. Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun) 3. Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan

tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun. Dapat disimpulkan bahwa inflasi merupakan kecenderungan harga-harga yang naik secara umum dan terus-menerus (continue) di suatu negara. B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat

1. Pengaruh Mudharabah terhadap Profitabilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Sundjaja (2003) yang menyatakan bahwa semakin besar ROE berarti semakin cepat pula tingkat pengembalian modal perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian Adhitya dan Zainul (2012) menyimpulkan bahwa mudharabah memberikan pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan


(59)

penelitian dari Russely dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif terhadap ROE.

2. Pengaruh Musyarakah terhadap Profitabilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Adhitya dan Zainul (2012) menyatakan bahwa semakin besar musyarakah maka akan meningkatkan juga ROE jadi modal yang ditanamkan atau kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham yang ditanamkan atau kemapuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferent dan saham biasa akan meningkat juga sehingga tingkat pengembalian modal akan lebih cepat sesuai dengan Ruselly dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap ROE.

3. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Rafelia dan Ardiyanto (2013) menyatakan bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan tingkat ROE bank. FDR mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga pada kreditnya. Nilai positif yang ditunjukkan FDR memberi pengertian bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan tingkat ROE bank. Hal ini sejalan dengan fungsi bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.


(60)

4. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Chun Hong & Hamzah (2015) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh secara negatif terhadap ROE bank syariah. Hal ini dikarenakan inflasi yang tinggi akan berdampak pada kinerja bank dan menjadi salah satu sebab utama kesulitan dalam institusi keuangan ini. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang baru bahwa inflasi yang tinggi mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi makro, tidak adanya lingkungan ekonomi makro yang stabil serta secara materi meningkatkan risiko bank, dan menurunkan profit bank.

C. Penelitian Terdahulu

Siew Chun Hong dan Shaikh Hamzah Abdul Razak (2015) penelitian ini untuk mengukur pengaruh GDP dan Inflasi terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah di Malaysia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel GDP memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan variabel inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah. Pengukuran profitabilitas ini menggunakan ROA dan ROE.

Silvia dan Khusnul (2015) penelitian ini untuk mengukur pengaruh pertumbuhan GDP, inflasi, BI rate, dan nilai tukar terhadap kredit bermasalah pada bank konvensional (NPL) dan bank syariah (NPF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap dollar secara bersama-sama berpengaruh pada NPL. Variabel yang berpengaruh signifikan pada NPL dalam jangka panjang


(61)

adalah pertumbuhan GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap dollar. Sedangkan dalam jangka pendek hanya nilai tukar yang berpengaruh terhadap NPL. Sedangkan NPF menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap dollar secara bersama-sama berpengaruh pada NPF. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap NPF jangka panjang adalah BI rate, dan nilai tukar. Dalam jangka pendek, keempat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak signifikan berpengaruh terhadap NPF

Aris Munandar dkk (2015) penelitian ini menganalisis pengaruh suku bunga dan inflasi terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel suku bunga dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE (Return on Equity). Suku bunga berpengaruh negatif, sementara variabel inflasi berpengaruh positif terhadap ROE.

Rusely, Fransisca, dan Zahroh (2014) penelitian ini untuk mengukur pengaruh pembiayaan mudharabah, dan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (ROE). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan mudharabah, dan musyarakah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE secara simultan. Pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat ROE secara parsial. Sedangkan pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat ROE secara parsial. Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan


(62)

mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil yang dominan dalam mempengaruhi tingkat ROE.

Slamet Riyadi dkk (2014) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli, financing to deposit ratio (fdr) dan non performing financing (npf) terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, pembiayaan jual beli tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dan FDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Ayu Yanita (2013) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh inflasi, suku bunga BI, dan GDP terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun pada pengujian inflasi dan GDP menunjukan hasil memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Serta secara bersama-sama inflasi, suku bunga BI, dan GDP berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Ana Rachmawati (2013) penelitian ini untuk menganalisis profitabilitas bank umum syariah di Indonesia menggunakan pendekatan frontier. Hasil menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan ijarah secara signifikan mempengaruhi profitabilitas bank syariah.

Thyas Rafelia & Moh Didik Ardiyanto (2013) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO terhadap ROE Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan


(63)

variabel CAR, FDR, NPF, dan BOPO terhadap ROE. Secara parsial CAR dan FDR berpengaruh positif terhadap ROE namun NPF dan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROE.

Aditya dan Zainul (2012) penelitian ini untuk menganalisis profitabilitas dari pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah pada bank syariah umum di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah secara umum memiliki pengaruh dengan kinerja profitabilitas bank umum syariah diukur menggunakan GPM, OPM, NPM, dan ROE, artinya profitabilitas sebuah bank ditentukan oleh pelaksanaan realisasi pembiayaan.

Fauzan, Arfan, dan Darwanis (2012) penelitian ini untuk menganalisis risiko pembiayaan musyarakah dan murabahah terhadap tingkat profitabilitas (ROE) bank syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiko pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh simultan

Ravika Fauziah (2012) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap tingkat profitabilitas bank muamalat Indonesia dan bank central asia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap ROA, ROE, dan BOPO pada Bank Muamalat Indonesia Maupun Bank Central Asia.

Suryani (2011) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas perbankan syariah


(64)

di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA dalam 3 tahun pengamatan yaitu dari tahun 2008 sampai 2010

Febrina dan Naomi (2009) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank. Hasil penelitian ini menunjukkan inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank. Naiknya tingkat inflasi akan mengakibatkan suku bunga naik. BI rate tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Dalam penelitian ini lebih jauh tampak adanya korelasi yang cukup antara inflasi dan BI rate. Nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank terbukti berpengaruh secara negatif. Hal ini menggambarkan apabila mata uang mengalami apresiasi atau depresiasi maka akan berdampak profit bank.

Rida Rahim (2008) penelitian ini untuk menganalisis Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah (Studi Kasus BSM dan BNI Syariah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada BSM variabel CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan variabel BOPO dan NPL berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas. Hasil penelitian pada BNI yaitu CAR berpengaruh positif dan FDR, BOPO, NPL berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uji F-statistik pada kedua bank yaitu semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen


(65)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti/T

ahun

Variabel

dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Siew Chun Hong, Shaikh Hamzah Abdul Razak (2015) 1. Menggunakan variabel Inflasi dan ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel GDP dan ROA GDP memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap ROA dan ROE, sedangkan inflasi memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap ROA dan ROE

2. Silvia Eka Febrianti, Dr. Khusnul Ashar (2015) 1.Menggunakan variabel Inflasi 1.Tidak menggunakan variabel GDP,ROA,NPF, NPL, dan Nilai Tukar 2. Tidak menggunakan Error Correction Model (ECM) tetapi Regresi Linear Berganda Pertumbuhan GDP, Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar secara bersama

berpengaruh pada NPL dan NPF

3. Aris Munandar (2015) 1. Menggunakan variabel Inflasi dan ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel suku bunga

Suku bunga dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap ROE.

4. Russely Inti Dwi Permata, Fransisca Yaningwat i, Zahroh 1.Menggunakan variabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, ROE Pembiayaan mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE


(66)

Z.A (2014)

2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda 5. Slamet

Riyadi dan Agung Yulianto (2014) 1.Menggunakan variabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah dan NPF Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, dan NPF berpengaruh signifikan terhadap ROE

6. Ana Rachmaw ati (2014) 1.Menggunakan variabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah, Ijarah, dan NPF

Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Ijarah dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE

7. Thyas Rafelia & Moh Didik Ardiyanto (2013) 1. Menggunakan variabel FDR dan ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel CAR, NPF, dan BOPO

CAR, FDR, NPF, dan BOPO berpengaruh simultan terhadap ROE. CAR dan FDR berpengaruh positif terhadap ROE namun NPF dan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROE

8. Aditya Satriawan, Zainul Arifin (2012) 1. Menggunakan variabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah, Ijarah, dan NPF

Pembiayaan mudharabah, murabahah, musyarakah memiliki pengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas


(67)

9. Fauzan Fahrul, dkk (2012) 1. Menggunakan variabel Pembiayaan Musyarakah, ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel pembiayaan murabahah Risiko pembiayaan Musyarakah, Murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh

10. Suryani (2011) Menggunakan variabel FDR 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel ROA FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA

11. Febrina Dwijayant hi, Prima Naomi (2009) 1. Menggunakan variabel Inflasi, Profitabilitas 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel BI Rate, Nilai Tukar Mata Uang Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitablitas bank

12. Rida Rahim dan Yuma Irpa (2008) 1. Menggunakan variabel FDR dan ROE 2.Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Tidak menggunakan variabel CAR, BOPO, NPL

CAR, FDR, BOPO, NPL berpengaruh terhadap ROE

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2014:114). Kerangka pemikiran membahas saling ketergantungan hubungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi paradigman situasi dan kondisi yang sedang diteliti. Kerangka pemikiran di dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


(68)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Musyarakah

(X2)

Profitabilitas (Y) Bank Umum Syariah

FDR(X3) Inflasi (X4) Mudharabah

(X1)

Uji Hipotesis

Uji t

Kesimpulan dan Saran Uji Asumsi Klasik

Multikolinie ritas

Heteroskeda stisitas

Autokorelasi Normalitas

Uji R2 Uji F

Bank Indonesia

Model Regresi Berganda


(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Penelitian

NO KODE TAHUN

LNMUD LNMUS FDR (%) INFLASI (%) ROE

(%) 1 BMUA 2010 21.03408 22.51153 91.52 6.96 17.78 1 BMUA 2011 21.12759 22.82457 85.18 3.79 20.79 1 BMUA 2012 21.40918 23.27426 94.15 4.30 29.16 1 BMUA 2013 21.49809 23.60560 99.99 8.38 11.41 1 BMUA 2014 21.26769 23.69622 84.14 8.36 2.13 2 BRIS 2010 19.77503 20.64245 91.23 6.96 1.28 2 BRIS 2011 20.20988 20.83960 93.34 3.79 1.52 2 BRIS 2012 20.57157 21.27590 102.77 4.30 9.98 2 BRIS 2013 20.65786 21.83299 103.67 8.38 14.81 2 BRIS 2014 20.59123 22.11089 95.14 8.36 0.24 3 BJBS 2010 19.11137 19.02507 71.54 6.96 24.95 3 BJBS 2011 19.02507 19.58895 72.95 3.79 21.00 3 BJBS 2012 19.27993 20.57210 74.09 4.30 25.02 3 BJBS 2013 19.89436 19.27993 96.47 8.38 24.48 3 BJBS 2014 19.91699 19.36122 93.18 8.36 19.10 4 BNIS 2010 18.23677 20.20334 68.93 6.96 3.25 4 BNIS 2011 18.30844 20.56773 78.60 3.79 6.63 4 BNIS 2012 19.47522 20.68922 84.99 4.30 10.18 4 BNIS 2013 20.37967 20.78067 97.86 8.38 11.73 4 BNIS 2014 20.73982 21.06331 92.58 8.36 13.98 5 BSMA 2010 22.15206 22.16341 82.54 6.96 25.05 5 BSMA 2011 22.24732 22.35489 86.03 3.79 24.24 5 BSMA 2012 22.14914 22.52317 94.40 4.30 25.05 5 BSMA 2013 22.03260 22.67611 89.37 8.38 15.34 5 BSMA 2014 21.82396 22.71535 82.13 8.36 1.49 6 BSMA 2010 18.60126 19.85994 99.15 6.96 9.65 6 BSMA 2011 19.20894 19.84131 83.54 3.79 6.19 6 BSMA 2012 19.08474 20.28630 91.98 4.30 7.32 6 BSMA 2013 19.21867 20.56074 100.29 8.38 7.63 6 BSMA 2014 19.39337 20.87962 92.89 8.36 2.44 7 BCAS 2010 18.33158 17.67249 77.90 6.96 1.90 7 BCAS 2011 16.37353 19.08221 78.80 3.79 2.30 7 BCAS 2012 18.64193 19.64333 79.90 4.30 2.80 7 BCAS 2013 19.12312 20.09317 89.70 8.38 4.30 7 BCAS 2014 19.05382 20.51368 89.40 8.36 2.90


(2)

Deskriptif Statistik

LNMUD LNMUS FDR (%) INFLASI (%) ROE (%) Mean 19.99845 20.98889 88.29543 6.358000 11.65771 Median 19.89436 20.68922 89.70000 6.960000 9.980000 Maximum 22.24732 23.69622 103.6700 8.380000 29.16000 Minimum 16.37353 17.67249 68.93000 3.790000 0.240000 Std. Dev. 1.374091 1.454778 9.138290 1.992797 9.103108 Skewness -0.180031 0.085298 -0.337699 -0.241312 0.411560 Kurtosis 2.735066 2.373662 2.283048 1.267783 1.749998 Jarque-Bera 0.291426 0.614544 1.414851 4.715522 3.266715 Probability 0.864406 0.735450 0.492912 0.094632 0.195273 Sum 699.9459 734.6113 3090.340 222.5300 408.0200 Sum Sq. Dev. 64.19628 71.95688 2839.284 135.0222 2817.464

Observations 35 35 35 35 35

Lampiran 3:

Output

Hasil Pengujian

Estimation Command:

=========================

LS ROE LNMUD LNMUS FDR INFLASI C Estimation Equation:

=========================

ROE = C(1)*LNMUD + C(2)*LNMUS + C(3)*FDR + C(4)*INFLASI + C(5) Substituted Coefficients:

=========================

ROE = 6.47466887274*LNMUD - 3.37081785809*LNMUS - 0.092266943738*FDR - 1.33894067037*INFLASI - 30.4161832483


(3)

-20 -10 0 10 20

-10 0 10 20 30

5 10 15 20 25 30 35

Residual Actual Fitted

Uji Normalitas

0 1 2 3 4 5 6 7

-15 -10 -5 0 5 10 15

Series: Residuals Sample 1 35 Observations 35

Mean 5.96e-16 Median 0.161915 Maximum 13.85649 Minimum -14.98280 Std. Dev. 7.177413 Skewness -0.106995 Kurtosis 2.571211

Jarque-Bera 0.334910 Probability 0.845815

Uji Multikolinieritas

LNMUD LNMUS FDR INFLASI

LNMUD 1.000000 0.825665 0.378470 0.185998 LNMUS 0.825665 1.000000 0.331228 0.098431 FDR 0.378470 0.331228 1.000000 0.346508 INFLASI 0.185998 0.098431 0.346508 1.000000


(4)

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.655641 Prob. F(4,30) 0.6275 Obs*R-squared 2.813690 Prob. Chi-Square(4) 0.5895 Scaled explained SS 2.406732 Prob. Chi-Square(4) 0.6614

Test Equation:

Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:26 Sample: 1 35

Included observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.976755 11.96620 0.833744 0.4110 LNMUD 1.333832 1.004309 1.328109 0.1942 LNMUS -1.199727 0.928873 -1.291594 0.2064 FDR -0.045021 0.094124 -0.478317 0.6359 INFLASI -0.290588 0.408373 -0.711574 0.4822 R-squared 0.080391 Mean dependent var 5.647684 Adjusted R-squared -0.042223 S.D. dependent var 4.322129 S.E. of regression 4.412433 Akaike info criterion 5.938293 Sum squared resid 584.0869 Schwarz criterion 6.160486 Log likelihood -98.92013 Hannan-Quinn criter. 6.014994 F-statistic 0.655641 Durbin-Watson stat 1.337015 Prob(F-statistic) 0.627519


(5)

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.566505 Prob. F(2,28) 0.0947 Obs*R-squared 5.422247 Prob. Chi-Square(2) 0.0665

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:26 Sample: 1 35

Included observations: 35

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD -0.677609 1.694418 -0.399906 0.6923 LNMUS -0.237897 1.535630 -0.154918 0.8780 FDR 0.201469 0.178833 1.126578 0.2695 INFLASI -0.466879 0.704646 -0.662572 0.5130 C 3.682532 19.99730 0.184152 0.8552 RESID(-1) 0.278520 0.194223 1.434024 0.1626 RESID(-2) 0.312650 0.194690 1.605885 0.1195 R-squared 0.154921 Mean dependent var 5.96E-16 Adjusted R-squared -0.026167 S.D. dependent var 7.177413 S.E. of regression 7.270712 Akaike info criterion 6.982442 Sum squared resid 1480.171 Schwarz criterion 7.293512 Log likelihood -115.1927 Hannan-Quinn criter. 7.089823 F-statistic 0.855502 Durbin-Watson stat 1.882784 Prob(F-statistic) 0.539005


(6)

Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 12/05/15 Time: 06:25 Sample: 1 35

Included observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD 6.474669 1.739146 3.722901 0.0008 LNMUS -3.370818 1.608515 -2.095609 0.0447 FDR -0.092267 0.162993 -0.566079 0.5756 INFLASI -1.338941 0.707173 -1.893372 0.0680 C -30.41618 20.72168 -1.467843 0.1526 R-squared 0.378335 Mean dependent var 11.65771 Adjusted R-squared 0.295446 S.D. dependent var 9.103108 S.E. of regression 7.640940 Akaike info criterion 7.036482 Sum squared resid 1751.519 Schwarz criterion 7.258674 Log likelihood -118.1384 Hannan-Quinn criter. 7.113183 F-statistic 4.564374 Durbin-Watson stat 1.481462 Prob(F-statistic) 0.005343


Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia Periode 2008-2012

2 66 108

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Mudharabah (Studi kasus Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di Bank Indonesia Tahun 2012-2014)

0 4 1

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Periode 2012-2015

0 4 104

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014.

2 6 102

Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2013-2016) - Test Repositor

0 0 115