16
2.2.3. Ciri-Ciri bank Syariah
Sudarsono 2003:41 menyatakan Bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan bank konvensional, adapun ciri-ciri bank
syariah adalah : a.
Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang
besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar. Beban biaya tersebut
hanya dikenakan sampai batas waktu sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak.
b. Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan
pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat pada sisi utang mesipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
c. Di dalam kontral-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak
menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan di muka, karena pada hakikatnya yang
mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang dibiayai bank hanyalah Allah semata.
d. Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan
oleh penyimpan dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank
yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah sehingga pada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
e. Dewan pengawas syariah DPS bertugas untuk mengawasi
operasionalisasi bank dari sudut syariahnya. Selain itu manajer dan pimpinan bank Islam harus menguasai dasar-dasar
muamalah Islam.
f. Fungsi kelembagaan syariah selain menjembatani antara pihak
pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah, artinya
berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana
diambil pemiliknya.
2.2.4. Perbedaan Sistem Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Bank syariah merupakan bank yang dalam sistem
operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan prinsip dasar sesuai dengan syariah Islam. Dalam
Universitas Sumatera Utara
17 menentukan imbalan, baik imbalan yang diberikan maupun diterima,
bank syariah tidak menggunakan konsep imbalan sesuai dengan akad yang diperjanjikan. Berikut adalah beberapa perbedaan antara bank
syariah dan bank konvensional antara lain:
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Bank Syariah
Bank Konvensional 1
Investasi, hanya untuk proyek dan produk yang halal serta
menguntungkan Investasi tidak mempertimbang-kan
halal atau haram, asalkan proyek yang dibiayai menguntungkan
2 Return yang dibayar danatau
diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan lainnya berdasarkan
prinsip syariah Return baik yang dibayar kepada
nasabah penyimpanan dana dan return yang diterima nasabah
pengguna dana berupa bunga
3 Perjanjian dibuat dalam bentuk
akad sesuai dengan syariah Islam Perjanjian menggunakan hukum
positif 4
Orientasi pembiayaan tidak hanya untuk keuntungan akan tetapi juga
falah oriented, yaitu berorientasi pada kesejahteraan masyarakat
Orientasi pembiayaan, untuk memperoleh keuntungan atas dana
yang dipinjamkan
5 Hubungan antara bank dan nasabah
adalah mitra Hubungan antara bank dan nasabah
adalah kreditor dan debitur 6
Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, Komisaris, dan Dewan
Pengawas Syariah Dewan pengawas terdiri dari BI,
Bapepam, dan Komisaris 7
Penyelesaian sengketa, diupayakan diselesaikan secara musyawarah
antara bank dan nasabah, melalui peradilan agama
Penyelesaian sengketa melalui pengadilan negeri setempat
Sumber: Perbankan Syariah 2011; Drs.Ismail MBA, Ak Karakteristik utama bank syariah adalah ketiadaan bunga
sebagai representasi dari riba yang diharamkan. Karakteristik inilah yang menjadikan perbankan syariah lebih unggul beberapa hal
termasuk pada sistem operasional yang dijalankan. Berikut dijelaskan perbedaan antara bunga dan bagi hasil
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.2 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
No. Bunga
Bagi Hasil 1
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus
selalu untung Penentuan besarnya resiko atau
nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
2 Besarnya persentase berdasar-kan
pada jumlah uang modal yang dipinjamkan
Besarnya rasio bagi hasil berda- sarkan pada jumlah keuntungan
yang diperoleh 3
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimba-
ngan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi Bagi hasil tergantung pada
keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak
4 Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang “booming” Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan
5 Eksistensi bunga diragukan oleh
semua agama Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil
Sumber : Bank Syariah dari Teori ke Praktik 2001; M. Syafi’i Antonio
2.2.5. Jenis dan Kegiatan Bank Syariah