14 syariah? jawabnya karena perbankan syariah bukanlah financial
sector based banking sebagaimana perbankan konvensional. Sebaliknya, perbankan syariah adalah real sector based banking.
Transaksi di sektor riil melibatkan ‘ayn dan ‘dayn, sehingga teori – pertukaran merupakan pilar penting.
Dengan semakin kompleksnya transaksi perbankan, maka diperlukan keahlian untuk mendesain akad sesuai syariah.
dilakukannya seluruh fungsi perbankan oleh satu institusi mengakibatkan diperlukan beberapa akad fiqih untuk satu transaksi
perbankan modern. Keadaannya tentu saja berlainan ketika salah satu fungsi perbankan dilakukan oleh seorang individu seperti zaman
Rasullullah SAW, sehingga hanya diperlukan satu akad fiqih untuk satu transaksi
2.2. Bank Syariah
2.2.1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah diketegorikan sebagai Lembaga Keuangan Bank. Bank syariah dapat berbentuk bank Umum Syariah BUS maupun
Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Indonesia,
dijelaskan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.
Ismail 2011:32 menyatakan bahwa bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum Islam, dan dalam
kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar
Universitas Sumatera Utara
15 bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah
ataupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akan dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian akad yang terdapat
di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah Islam.
Antonio 1997:1 Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yakni bank yang
operasionalnya mengikuti ketentuan syariah khususnya menyangkut tata cara ber muamalat secara Islam.
Ascarya 2007:30 Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil
melalui aktivitas kegiatan usaha jual-beli, investasi dan lainnya berdasarkan prinsip syariah yaitu aturan perjanjian antara hukum
islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro. Adapun nilai-nilai makro yang dimaksud adalah keadilan, maslahah,
sistem zakat, bebas dari bunga riba, bebas dari kegiatan spekulatif dan yang non produktif seperti perjudian maysir, bebas dari hal-hal
yang tidak jelas dan merugikan gharar, bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah bathil dan penggunaan uang sebagai alat tukar.
Sementara itu nilai-nilai mikro yang harus dimiliki oleh pelaku perbankan syariah adalah sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, yaitu shiddiq, amanah, tablig dan fatanah.
2.2.2. Fungsi Utama Bank Syariah