Lendutan Balok Beton Bertulang Secara Teoritis

52

4.3.2 Lendutan Balok Beton Bertulang Secara Teoritis

a. Lendutan Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Nilon Normal Dalam pengujian terhadap balok beton bertulang, ada 3 tahapan yang dialami oleh balok sebelum balok mengalami keruntuhan, yaitu tahapan balok sebelum mengalami retak uncracked concrete stage, tahap setelah retak concrete cracked, dan tahapan kekuatan ultimit ultimate strength stage.Perhitungan lendutan dibagi dalam 2 bagian, yaitu sebelum terjadi retak dan setelah terjadi retak dimana parameternya adalah ketika retak pertama kali muncul saat pemberian beban tertentu. Pengamatan terhadap pola retak yang terjadi pada balok beton bertulang dilakukan secara kasat mata.  Kondisi sebelum retak Retak awal pada saat pengujian terjadi pada saat pembebanan 3999 kg. Maka, kondisi sebelum retak adalah pada saat pembebanan 0 kg, 666,5 kg, 1333 kg, 1999,5 kg, 2666 kg, dan 3332,5 kg. 1. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 0 kg Yang perlu ditinjau dalam perhitungan lendutan terdiri atas dua, yaitu lendutan akibat beban terpusat dan lendutan akibat berat sendiri balok beton bertulang.  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: Universitas Sumatera Utara 53 � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 0 kg = 0 N x = 1 m = 1000mm � = momen inersia penampang balok mm 4 � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = 24781,081 � = momen inersia penampang bruto beton terhadap garis sumbunya, dengan mengabaikan tulangannya = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , { − } � = 0 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Universitas Sumatera Utara 54 Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = 24781,081 MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � = , ⁴ , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 0 kg adalah: � = � + � � = + , � = 0,196 mm 2. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 666,5 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 333.25 kg = 3332,5 N Universitas Sumatera Utara 55 x = 1 m = 1000mm � = momen inersia penampang balok mm 4 � = modulus elastisitas beton = 24781,081 � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , , { − } � = 0,659 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = 24781,081 MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Universitas Sumatera Utara 56 Maka, � = � � � � = , ⁴ , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 666,5 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 0,855 mm 3. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 1333 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 666,5 kg = 6665 N x = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = 24781,081 � = momen inersia penampang balok mm 4 Universitas Sumatera Utara 57 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , { − } � = 1.31 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = 24781,081 MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , ⁴ , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 1333 kg adalah: Universitas Sumatera Utara 58 � = � + � � = , + , � = 1,506 mm 4. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 1999,5 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 999,75 kg = 9997,5 N x = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = 24781,081 � = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , , { − } � = 1.98 mm Universitas Sumatera Utara 59  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = 24781,081 MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , ⁴ , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 1999,5 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 2,175 mm 5. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 2666 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: Universitas Sumatera Utara 60 � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 1333 kg = 13330 N x = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = 24781,081 � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , { − } � = 2,64 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Universitas Sumatera Utara 61 Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = 24781,081 MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , ⁴ , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 2666 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 2,835 mm 6. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 3332,5 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 1666,25 kg = 16662,5 N Universitas Sumatera Utara 62 x = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = 24781,081 � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , , { − } � = 3,299 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = 24781,081 MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Universitas Sumatera Utara 63 Maka, � = � � � � = , ⁴ , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 3332,5 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 3,495 mm  Kondisi setelah retak Pada keadaan setelah retak lendutan balok yang terjadi tidak dapat dihitung menggunakan persamaan lendutan biasa, karena akan mengalami kesulitan dalam menentukan momen inersia yang akan digunakan. Apabila momen lentur Mn lebih besar dari momen retak , retak tarik pada balok akan menyebabkan berkurangnya penampang melintang balok dan momen inersia yang digunakan diasumsikan adalah momen inersia transformasi � . Pada SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.5 ayat 2.3 ditetapkan bahwa lendutan seketika dihitung dengan menggunakan nilai momen inersia efektif Iₑ berdasarkan persamaan berikut ini. � = cr � + { − cr } I cr ≤ � di mana, I e = momen inersia efektif I cr = momen inersia penampang retak transformasi I g = momen inersia penampang utuh terhadap sumbu berat penampang, seluruh batang tulangan diabaikan Universitas Sumatera Utara 64 M a = momen maksimum pada komponen struktur saat lendutan dihitung. M cr = momen pada saat timbul retak yang pertama kali. = � � di mana f r = modulus retak beton = 0,7 √ ′ Y t = jarak dari garis netral penampang utuh ke serat tepi tertarik = ℎ o Menghitung momen retak M cr : = � � � = , √ , ×{ × } = 5766874,018 Nmm o Menghitung letak garis netral + � ′ − � ′ ′ − � + � y= dimana: E s = modulus elastisitas baja = 200000 MPa E c = modulus elastisitas beton = , MPa n = rasio modulus = � � � = , = 8,07 d’ = 35 mm d =215mm A’s = 226,2 mm Universitas Sumatera Utara 65 As = 462,0 mm Maka, 150y 2 + 8,07 226,2y – 8,07226,235 – 8,07462215 + 8,07462y = 0 75y 2 + 1825,434y – 63890,19 – 801593,1 + 3728,34y = 0 75y 2 + 5553,774y – 865483,29 = 0 X 1 = 76,59 memenuhi X 2 = -150,65 o Menentukan momen inersia penampang retak transformasi I cr I cr = + � − + � ′ − = , + , − , + , , , − = 97046491,74 mm 4 Retak awal terjadi pada saat balok menerima beban 3999 kg. Maka lendutan dengan kondisi setelah retak yang akan dihitung adalah pada saat pembebanan 3999 kg, 4665,5 kg, 5332 kg, dan 5998,5 kg 1. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 3999 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 3999 x 10 + { , } = 19995000 + 1012500 = 21007500 Nmm Universitas Sumatera Utara 66 I e = cr � + { − cr } Icr = , + { − , } , = 4040436,767 + 95038887,45 = 99079324.22 mm 4  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , . { − } � = 7.804 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Maka, � = ⁴ � � � � � = , ⁴ , . � = 0.386 mm Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 3999 kg adalah : � = � + � � = 7.804 + 0,386 � = . �� Universitas Sumatera Utara 67 1. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 4665,5 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 4665,5 x 10 + { , } = 24340000 Nmm I e = cr � + { − cr } I cr = , + { − , } , = 98353453,81 mm 4  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , , , { − } � = 9,172 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri � = ⁴ � � � = , ⁴ , , � = 0,389 mm Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 4666,5 kg adalah � = , + , � = , �� Universitas Sumatera Utara 68 2. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 5332 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 5332 x 10 + { , } = 27672500 Nmm I e = cr � + { − cr } I cr = , + { − , } , = 97935855,69 mm 4  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , , − � = 10,527 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri � = ⁴ � � � � � = , ⁴ , , � = 0,391 mm Universitas Sumatera Utara 69 Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 5332 kg adalah : � = � + � � = , + 0,391 � = , �� 3. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 5998,5 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 5998,5 x 10 + { , } = 31005000 Nmm I e = cr � + { − cr } I cr = , + { − , } , = 97678800,94 mm 4  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , , { − } � = 11,874 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Maka, � = ⁴ � � � � Universitas Sumatera Utara 70 � = , ⁴ , , � = 0,392 mm Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 5998,5 kg adalah : � = 11,874 + 0,392 � = , �� Tabel 4.5 Lendutan Hasil Pengujian dan Perhitungan Teoritis Terhadap Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Nilon Normal Beban Lendutan x 10 -2 mm Kondisi Hasil Pengujian Teoritis 0.0 19.6 Sebelum retak 666.5 27.0 85.5 1333 92.5 150.6 1999.5 196.0 217.5 2666 332.0 283.5 3332.5 428.5 349.5 3999 580.5 819.0 Retak Awal 4665.5 692.0 956.1 Setelah Retak 5332 819.5 1091.8 5998.5 966.5 1226.6 Universitas Sumatera Utara 71 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Nilon Berdasarkan Hasil Pengujian dan Perhitungan Teoritis a. Lendutan Balok Bertulang dengan Serat Nilon  Kondisi sebelum retak Retak awal pada saat pengujian terjadi pada saat pembebanan 4665,5 kg. Maka, kondisi sebelum retak adalah pada saat pembebanan 0 kg, 666,5 kg, 1333 kg, 1999,5 kg, 2666 kg, 3332,5 kg, dan 3999 kg. 1. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 0 kg Yang perlu ditinjau dalam perhitungan lendutan terdiri atas dua, yaitu lendutan akibat beban terpusat dan lendutan akibat berat sendiri balok beton bertulang. 0.0 27.0 92.5 196.0 332.0 428.5 580.5 692.0 819.5 966.5 19.6 85.5 150.6 217.5 283.5 349.5 819.0 956.1 1091.8 1226.6 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0 1400.0 B e b an P k g Lendutan x 0,01 mm Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok Beton Bertulang Tanpa Serat Nilon Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis Hasil Pengujian Teoritis Universitas Sumatera Utara 72  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 0 N X = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = , � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , { − } � = 0 mm Universitas Sumatera Utara 73  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 0 kg adalah: � = � + � � = + 0,181 � = 0,181 mm Universitas Sumatera Utara 74 2. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 666,5 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 333.25 kg = 3332,5 N x = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = , � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , , { − } � = 0,611 mm Universitas Sumatera Utara 75  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 666,5 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 0,792 mm 3. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 1333 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: Universitas Sumatera Utara 76 � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 666,5 kg = 6665 N x = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = , � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , { − } � = 1,222 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm Universitas Sumatera Utara 77 l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 1333 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 1,401 mm 4. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 1999,5 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 999,75 kg = 9997,5 N x = 1 m = 1000 mm Universitas Sumatera Utara 78 � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = , � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , , { − } � = 1,833 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = , MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Universitas Sumatera Utara 79 Maka, � = � � � � = , ⁴ , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 1999,5 kg adalah: � = � + � � = 1,833 + 0,181 � = 2,015 mm 5. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 2666 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 1333 kg = 13330 N X = 1 m = 1000 mm � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = , Maka besar lendutan: � = , � � � � � − Universitas Sumatera Utara 80 � = , { − } � = 2,44 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = , MPa � = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 2666 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 2,62 mm Universitas Sumatera Utara 81 6. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 3332,5 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 1666,25 kg = 16662,5 N x = 1 m = 1000 mm � = modulus elastisitas beton = 4700 √ ′ = 4700 √ , = , � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � − � = , , { − } � = 3,05 mm Universitas Sumatera Utara 82  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm � = modulus elastisitas beton = , MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 3332,5 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 3,237 mm 7. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 3999 kg  Lendutan Akibat Beban Terpusat Pada kondisi beban terpusat, rumus untuk menghitung lendutan yang terjadi adalah: Universitas Sumatera Utara 83 � = , � � � − Keterangan: 0,5 P = beban terpusat, dimana analisa lendutan terjadi pada 0,5 P = 1999,5 kg = 19995 N X = 1 m = 1000 mm � = momen inersia penampang balok mm 4 � = modulus elastisitas beton =4700 √ ′ = 4700 √ , = , � = bh ³ = = ⁴ Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , { − } � = 3,667 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Untuk menghitung lendutan akibat berat sendiri pada balok, menggunakan rumus: � = ⁴ � � Keterangan: q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 24 = 0,9 kNm l = bentang balok = 3 m = 3000 mm Universitas Sumatera Utara 84 � = modulus elastisitas beton = , MPa � = momen inersia penampang balok mm 4 = bh³ = = ⁴ Maka, � = � � � � = , , = , Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembeban 3999 kg adalah: � = � + � � = , + , � = 3,848 mm  Kondisi setelah retak Pada keadaan setelah retak lendutan balok yang terjadi tidak dapat dihitung menggunakan persamaan lendutan biasa, karena akan mengalami kesulitan dalam menentukan momen inersia yang akan digunakan. Apabila momen lentur Mn lebih besar dari momen retak , retak tarik pada balok akan menyebabkan berkurangnya penampang melintang balok dan momen inersia yang digunakan diasumsikan adalah momen inersia transformasi � . Pada SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.5 ayat 2.3 ditetapkan bahwa lendutan seketika dihitung dengan menggunaka n nilai momen inersia efektif Iₑ berdasarkan persamaan berikut ini. � = cr � + { − cr } I cr ≤ � Universitas Sumatera Utara 85 di mana, I e = momen inersia efektif I cr = momen inersia penampang retak transformasi I g = momen inersia penampang utuh terhadap sumbu berat penampang, seluruh batang tulangan diabaikan M a = momen maksimum pada komponen struktur saat lendutan dihitung. M cr = momen pada saat timbul retak yang pertama kali. = � � di mana f r = modulus retak beton = 0,7 √ ′ Y t = jarak dari garis netral penampang utuh ke serat tepi tertarik = ℎ o Menentukan momen retak M cr : = � � � = , √ , ×{ × } = 6225734,143 Nmm o Menentukan letak garis netral + � ′ − � ′ ′ − � + � y= dimana: E s = modulus elastisitas baja = 200000 MPa Universitas Sumatera Utara 86 E c = modulus elastisitas beton = , MPa n = rasio modulus = � � � = , = 7,47 d’ = 35 mm d = 215 mm A’s = 226,2 mm As = 462 mm Maka, 150y 2 + 7,47 226,2y – 7,47226,235 – 7,47462215 + 7,47462y = 0 75y 2 + 1689,714y – 59139,99 – 741995,1 + 3451,14y = 0 75y 2 + 5140,854y – 801135,09 = 0 X 1 = 74,61 memenuhi X 2 = -143,16 o Menentukan momen inersia penampang retak transformasi I cr I cr = + � − + � ′ − = , + , − , + , , , − = 91437209,39 mm 4 Universitas Sumatera Utara 87 Retak awal terjadi pada saat balok menerima beban 4666,5 kg. Maka lendutan dengan kondisi setelah retak yang akan dihitung adalah pada saat pembebanan 4665,5 kg, 5332 kg, 5998,5 kg, dan 6665 kg. 1. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 4665,5 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 4665,5 x 10 + { , } = 24340000 Nmm I e = cr � + { − cr } I cr = , + { − , } , = 93175499,44 mm 4  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , , , { − } � = 8,96 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Maka, � = ⁴ � � � � � = , ⁴ , , Universitas Sumatera Utara 88 � = 0,38 mm Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 4666,5 kg adalah : � = � + � � = , + , � = , �� 2. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 5332 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 5332 x 10 + { , } = 27672500 Nmm I e = cr � + { − cr } Icr = , + { − , } , = 92620084,19 mm 4  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , , { − } � = 10,311 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Maka, Universitas Sumatera Utara 89 � = ⁴ � � � � � = , ⁴ , , � = 0,383 mm Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 5332 kg adalah : � = � + � � = , + , � = , �� 3. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 5998,5 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 5998,5 x 10 + { , } = 31005000 Nmm I e = cr � + { − cr } I cr = , + { − , } , = 92278195,38 mm 4  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , , , { − } Universitas Sumatera Utara 90 � = 11,642 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Maka, � = ⁴ � � � � � = , ⁴ , , � = 0,3845 mm Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 5998,5 kg adalah : � = � + � � = 11,642 + 0,3845 � = , �� 4. Lendutan Teoritis pada Pembebanan 6665 kg Ma = 0,5P + = 0,5 x 6665 x 10 + { , } = 34337500 Nmm I e = cr � + { − cr } I cr = , + { − , } , = 92056333,83 mm 4 Universitas Sumatera Utara 91  Lendutan Akibat Beban Terpusat Maka besar lendutan: � = , � � � � � − � = , , { − } � = 12,967 mm  Lendutan Akibat Berat Sendiri Maka, � = ⁴ � � � � � = , ⁴ , , � = 0,385 mm Total lendutan teoritis yang terjadi pada pembebanan 6665 kg adalah : � = � + � � = 12,967 + 0,385 � = , �� Universitas Sumatera Utara 92 Tabel 4.6 Lendutan Hasil Pengujian dan Perhitungan Teoritis Terhadap Balok Beton Bertulang Dengan Serat Nilon Beban Lendutan x 10 -2 mm Kondisi Hasil Pengujian Teoritis 18.1 Sebelum retak 666.5 19 79.2 1333 59 140.1 1999.5 126 201.5 2666 220 262.0 3332.5 329 323.7 3999 485 384.8 4665.5 652 934.92 Retak Awal 5332 785 1069.41 Setelah Retak 5998.5 884 1202.74 6665 1003 1335.31 Gambar 4.5 Grafik Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok Beton Bertulang Dengan Serat Nilon Berdasarkan Hasil Pengujian Dan Teoritis 19 59 126 220 329 485 652 785 884 1003 18.1 79.2 140.1 201.5 262.0 323.7 384.8 934.92 1069.41 1202.74 1335.31 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 B eb an P k g Lendutan x 0,01 mm Grafik Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok Beton Bertulang Dengan Serat Nilon Berdasarkan Hasil Pengujian Dan Teoritis Hasil Pengujian Teoritis Universitas Sumatera Utara 93 Gambar 4.6 Grafik Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian Pada Balok Beton Bertulang Tanpa dan Dengan Serat Nilon 27 92.5 196 332 428.5 580.5 692 819.5 966.5 19 59 126 220 329 485 652 785 884 1003 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 200 400 600 800 1000 1200 B eb an P k g Lendutan x 0,01 mm Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian Pada Balok Beton Bertulang Tanpa dan Dengan Serat Nilon Tanpa Serat Nilon Dengan Serat Nilon Universitas Sumatera Utara 94 Gambar 4.7 Grafik Hubungan Beban-Lendutan Secara Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Tanpa dan Dengan Serat Nilon

4.4 Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang