19
2.2.1. Tulangan
Beton tidak dapat melebihi nilai tertentu tanpa mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur, perlu dibantu
dengan memberinya perkuatan penulangan yang terutam akan mengemban tugas menahan gaya tarik yang bakal timbul di dalam sistem. Untuk keperluan
penulanga tersebut digunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis menguntungkan, dan baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang baja
lonjoran ataupun kawat rangkai las wire mesh yang berupa batang kawat baja yang dirangkai dianyam dengan teknik pengelasan.
Batang tulangan mengacu pada tulangan polos plain bar atau tulangan ulir deformed bar. Tulangan ulir, yang diberi ulir melalui proses rol pada
permukaannya polanya berbeda tergantung dari pabrik pembuatnya untuk mendapatkan ikatan yang lebih aik antara beton dan baja, digunakan untuk
hamper semua aplikasi. Berbeda dengan tulangan ulir, kawat ulir diberi gerigi yang dicetak padanya. Tulangan polos jarang digunakan kecuali untuk
membungkus tulangan longitudinal, terutama pada kolom. Agar dapat berlangsung lekatan antara aja tulangan dengan beton, selain batang
polos berpenampang bulat BJTP juga digunakan batang defomasian BJTD, yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi
sirip teratur dengan pola tertentu, atau baja tulangan yang dipilin pada proses produksinya.
Di banyak negara termasuk di negara kita, telah dilaksanakan banyak percobaan serta pengujian untuk melakukan pendekatan dan enelitian yang berhubungan
Universitas Sumatera Utara
20
dengan ekonomi penulangan beton. Di antaranya adalah pecobaan penulangan dengan cara ferro cement di mana digunakan bahan kayu, bambu, atau bahan lain
untuk penulangan beton. Atapun beton dengan perkuatan fiber serat di mana sebagai bahan imbuhan perkuatan digunakan serat-serat baja atau serat dan serbuk
bahan lain, demikian pula usaha memperbaiki mutu bahan betonnya sendiri dengan menggunakan abu terbang fly ash dan sebagainya.
Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan dalam pehitungan perencanaan beton bertulang ialah tegangan luluh f
y
dan modulus elastisitas E
s
. Suatu diagram hubungan tegangan-regangan tipikal untuk batang baja tulangan dapat dilihat di Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Diagram Tegangan-Regangan Tulangan Baja Istimawan, 1996
ASTM menggolongkan batang tulangan baja dengan memberi nomor, dari 3 sampai dengan 18 sesuai dengan spesifikasi diameter, luas penampang, dan berat
tiap satuan panjang seperti terlihat dalam Tabel 2.4 sebagai berikut ini
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 2.4 Standar batang baja tulangan ASTM
Tabel 2.5
Jenis dan Kelas baja tulangan sesuai SII 0136-80
Universitas Sumatera Utara
22
2.2.2 Analisis Balok Beton Bertulang