commit to user
g. Pemanenan dan Pengangkutan
Pemanenan jagung dilakukan setelah umur tanaman jagung ku- rang lebih ± 110 hari siap untuk dipanen. Produksi jagung berupa
buah maupun biji dapat dibedakan menjadi : 1
Jagung bertongkol Jagung yang dipanen, kemudian dikeringkan dalam keadaan masih
bertongkol, dan setelah kering disimpan dalam bentuk tongkol. 2
Jagung pipilan Setelah jagung dipetik, kemudian dilakukan pemipilan. Pemipilan
baik dilakukan dengan tangan maupun dipipil dengan alat, sehing- ga penyimpanannya pun lebih mudah memiliki volume yang lebih
kecil karena tidak menyita banyak tempat. Pemanenan pada musim penghujan, biasanya dilakukan 2-4 hari
disesuaikan dengan keadaan cuaca, agar jagung yang baru dipanen ti- dak terkena air hujan, jadi hanya setengah hari saja pemanenan. Hasil
panen budidaya jagung pada musim tanam pertama MT I pada usaha- tani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah berupa jagung dalam bentuk
tongkol dimasukkan ke dalam karung dengan berat tiap karung dengan berat kurang lebih ± 70 Kg. Kegiatan pemanenan yang dilakukan
oleh pemilik sendiri, kemudian dipipil dan dijual ke tengkulak. Kadang petani sering menjual langsung jagung dalam bentuk tongkol ke peng-
gilingan pakan ternak ayam di daerah sekitar. Namun bila budidaya ja- gung sudah dalam sistem tebas, maka kegiatan pemanenan dan pe-
ngangkutan dilakukan oleh penebas tengkulak pedagang pengumpul. Pengangkutan dilakukan dengan jalan kaki bila jarak lahan sawah de-
ngan rumah dekat, dan bila jaraknya jauh menggunakan kendaraan se- peda kayuh, sepeda motor, pick up, truk.
2. Budidaya Padi pada Usahatani Pola Rotasi Jagung-Padi-Kacang Ta-
nah dan Usahatani Pola Rotasi Padi-Padi-Padi di Lahan Sawah
Berikut teknik budidaya padi pada usahatani pola rotasi jagung-padi- kacang tanah dan usahatani pola rotasi padi-padi-padi di daerah penelitian:
commit to user
a. Pengolahan tanah
Tanaman padi yang dibudidayakan di lahan sawah pada usaha- tani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah dan pada usahatani pola rota-
si padi-padi-padi adalah padi sawah. Pengolahan tanah pada tanah sa- wah dilakukan langsung setelah tanaman sebelumnya dipanen, agar
waktu penanaman dapat segera dilakukan. Pengolahan tanah sawah untuk usahatani padi setelah usahatani padi musim tanam pertama MT
I pada usahatani pola rotasi padi-padi-padi, sebelumnya pengolahan tanah dilakukan dengan pembakaran jerami sisa tanaman yang dipa-
nen sebelumnya pada permukaan tanah agar menetralisir kadar asam yang tinggi pada tanah sawah. Tanaman padi sawah menghendaki
penggenangan, karena tanah yang ideal adalah berstruktur lumpur, kandungan liat yang tinggi dengan keasaman tanah pH 4-7, dan su-
bur. Waktu pengolahan tanah dilakukan minimal 2 minggu sebelum penanaman. Pengolahan tanah sawah dengan cara pembajakan meng-
gunakan traktor, dan pada akhir pembajakan dilakukan perataan per- mukaan tanah.
b. Persemaian
Sebelum pembuatan tempat persemaian dibuat dan dilakukan pe- nyemaian, terlebih dulu dilakukan pembibitan akar pada benih padi.
Benih padi dimasukkan ke dalam karung yang diletakkan di dalam em- ber, kemudian direndam dengan air hangat dicampur garam agar cepat
berkecambah dan ditutup rapat, didiamkan dalam waktu kurang lebih ± 3 hari.
Pembuatan tempat persemaian dilakukan setelah tanah selesai di- olah dan luasan untuk tempat persemaian ini adalah kurang lebih ±
0,05 dari luasan areal yang akan ditanami. Pada lahan persemaian tersebut, dibuat bedengan dengan lebar sekitar 1-1,25 meter dan pan-
jangnya mengikuti panjang petakan untuk memudahkan pada saat pe- nebaran benih. Setelah masa pembibitan akar pada benih padi selesai
dan tempat persemaian sudah jadi, maka benih segera disemaikan.
commit to user
c. Cabut Bibit
Cabut bibit padi pada budidaya padi MT II pada usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah dan pada budidaya padi MT I, MT II,
MT III pada usahatani pola rotasi padi-padi-padi dilakukan pada saat bibit telah berumur 30-35 hari setelah disemaikan tebar benih.
d. Penanaman
Bibit yang telah dicabut harus segera ditanam, dengan tenggang waktu maksimal satu hari sejak bibit dicabut. Supaya bibit tersebut ti-
dak rusak atau persentase kehidupannya tinggi mampu bertahan hi- dup. Penanaman bibit padi dilakukan pada pagi hari, agar bibit tidak
layu akibat terkena sinar matahari. Jarak tanam yang digunakan untuk menanam bibit padi adalah 10 cm x 10 cm bila jarak dibuat dekat dan
20 cm x 20 cm bila jarak dibuat jarang, serta dilakukan pembenaman bibit dengan kedalaman kurang lebih ± 5-7 cm, sedangkan bibit yang
dibutuhkan sekitar 1-3 bibit untuk tiap lubang. e.
Pemupukan Tanah sawah yang digunakan untuk pergiliran tanaman biasanya
terdapat sisa-sisa tanaman sebelumnya, yang dapat dimanfaatkan de- ngan cara mengolahnya menjadi pupuk kompos. Tanah sawah pada
budidaya padi MT II usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah yang sebelumnya telah ditanami tanaman jagung, memanfaatkan sisa-
sisa tanaman jagung sebagai pupuk organik pupuk kompos atau pu- puk hijau, kemudian baru dilakukan penggenangan dan pengolahan
tanah. Setelah penanaman bibit pada budidaya padi MT II usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah, pemupukan menggunakan pu-
puk organik berupa pupuk kandang dan pupuk anorganik berupa Urea, Za, TSP SP-36, KCL, Ponska, Mesh, Daun Buah Nitrogen 46,
Gemari. Pemupukan dilakukan dengan pupuk kompos dibuat dari jerami bersama pengolahan tanah sawah pada budidaya padi usaha-
tani pola rotasi padi-padi-padi. Sedangkan kegiatan pemupukan pada budidaya padi MT I, MT II, MT III usahatani pola rotasi padi-padi-
commit to user
padi menggunakan pupuk organik berupa pupuk kompos dan pupuk kandang, sedangkan pupuk anorganik yang digunakan berupa Urea,
Za, TSP SP-36, KCL, Ponska, Mesh, dan Gemari. Pemupukan dila- kukan rata-rata dalam dua tahap yakni pada umur 40 hari setelah dita-
nam dan pada saat bunga tumbuh. Apabila tanaman kurang tumbuh su- bur maka segera dilakukan pemupukan lagi. Dosis pemupukan dise-
suaikan dengan luas tanam dan pupuk yang dikombinasikan untuk pe- mupukan tanaman padi. Cara pemupukan dengan pupuk padat berben-
tuk bubuk butiran Urea, Za, TSP SP-36, KCL, Ponska, Mesh, Daun Buah Nitrogen 46 dengan disebarkan pada waktu pagi atau sore
hari dan dilakukan pada saat air tidak dialirkan keluar dari areal petak sawah. Untuk pupuk padat berbentuk tablet Urea tablet dengan cara
dibenamkan pada tanah dekat akar tanaman padi, sedangkan cara pe- mupukan pupuk cair berupa Gemari dengan menyemprotkan pupuk
tersebut pada waktu bunga tumbuh. Pemupukan dilakukan mulai pagi hari pukul 07.00 wib-selesai kurang dari jam 09.00 wib, menghindari
angin kencang saat menaburkan pupuk. f.
Penyiangan Kegiatan penyiangan tanaman pengganggu gulma pada budida-
ya padi MT II pada usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah dan pada budidaya padi MT I, MT II, MT III pada usahatani pola ro-
tasi padi-padi-padi dilakukan berdasarkan ada tidaknya gulma di areal tanaman padi. Bila gulma tumbuh banyak di areal tanaman padi, maka
petani melakukan dua tahap penyiangan. Penyiangan pertama dilaku- kan saat umur tanaman padi sekitar 11-15 hari setelah tanam dan pe-
nyiangan kedua dilakukan saat umur tanaman padi sekitar 20-24 hari. g.
Pengendalian Hama Kegiatan pengendalian hama pada budidaya padi MT II pada
usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah dan pada budidaya padi MT I, MT II, MT III pada usahatani pola rotasi padi-padi-padi dila-
kukan menggunakan pestisida organik dan pestisida anorganik apabila
commit to user
ada tanaman pengganggu, cendawan jamur, hama, dan penyakit. Pes- tisida yang dipakai tanaman padi pada usahatani pola rotasi jagung-
padi-kacang tanah adalah pestisida anorganik yang dipakai berupa fu- radan fungisida padat untuk membasmi cendawan jamur; satrun
herbisida padat untuk membasmi tanaman pengganggu; arrivo, bayer, regent, ripcord, rudal, spontan insektisida cair; dan apotas, se-
vin, teodan insektisida padat untuk membasmi hama dan penyakit; sedangkan pestisida organik yang dipakai berupa urin sapi insektisida
cair untuk membasmi hama serangga. Pestisida yang dipakai tanaman padi pada usahatani pola rotasi padi-padi-padi adalah pestisida anorga-
nik yang dipakai berupa furadan fungisida padat, heksa dan score fungisida cair untuk membasmi cendawan jamur; acodan, arrivo,
dramasan, ecoxet, fenval, ripcord, spontan, trisula insektisida cair dan sevin insektisida padat untuk membasmi hama dan penyakit; se-
dangkan pestisida organik yang dipakai berupa urin sapi insektisida cair untuk membasmi hama serangga. Tanaman padi sering diserang
hama ulat pemotong penggerek batang padi sama dengan hama tana- man jagung. Hama penggerek batang padi Sesamia inferens WLK
menyerang pada bagian batang tanaman, yang mengakibatkan batang menadi retak atau patah, saluran makanan jadi terputus, sehingga per-
kembangan tanaman terhambat, akhirnya tanaman menjadi layu. Pe- ngendalian hama dilakukan sedini mungkin setelah ada tanda-tanda sa-
lah satu tanaman mati yaitu berwarna putih, karena rusak pada bagian batang karena hama tersebut petani sering menyebutnya hama sun-
dep. Penyemprotan pestisida dilakukan apabila ada tanda-tanda salah satu tanaman rusak oleh serangga dengan terdapatnya telur pada ba-
gian batang atau daun. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari kurang dari pukul 09.00 wib atau sore hari sekitar pukul 04.30 wib,
agar pestisida yang disemprotkan tidak tertiup angin.
commit to user
h. Pengairan
Pengairan tanaman padi pada usahatani pola rotasi jagung-padi- kacang tanah dan pada usahatani pola rotasi padi-padi-padi diberikan
dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu mencukupi kebutuhan air pada tanaman padi. Menjelang tanaman padi berbunga sampai ta-
naman padi berbuah, air yang diperlukan lebih banyak sehingga perlu dialirkan air pada areal sawah. Hal ini dikarenakan semakin banyak air
yang diberikan untuk kebutuhan tanaman padi, maka produksi padi semakin baik pula. Petani budidaya padi MT II pada usahatani pola
rotasi jagung-padi-kacang tanah melakukan pengairan menggunakan air sungai jika airnya masih mengalir atau dari sumur pantek jika tidak
ada air di sungai, namun biasanya masih mendapat air hujan karena masih dalam musim penghujan. Sedangkan pengairan pada usahatani
pola rotasi padi-padi-padi, budidaya padi MT I dan MT II musim penghujan lebih banyak menggunakan sistem tadah hujan, sedangkan
budidaya padi MT III musim kemarau pengairan dilakukan dengan cara mengalirkan air dam ke sungai yang ada di tepi sawah, dan apa-
bila air dam tidak mengalir, maka dibuat sumur pantek di luar areal petak sawah untuk mengairi sawah tersebut.
i. Pemanenan dan Pengangkutan
Masa panen pada budidaya padi MT II pada usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah dan pemanenan pada budidaya padi
MT I, MT II, MT III pada usahatani pola rotasi padi-padi-padi adalah saat berumur kurang lebih ± 120 hari. Waktu panen biasanya dilaku-
kan pagi hari sekitar pukul 07.00 wib saat matahari sudah terasa panas dan dilakukan dalam satu hari sampai selesai. Kegiatan pemanenan da-
lam budidaya padi pada kedua usahatani pola rotasi dalam penelitian ini dilakukan oleh petani sendiri.
Padi yang telah dipanen dari usahatani pola rotasi jagung-padi- kacang tanah dan dari usahatani pola rotasi padi-padi-padi dimasukkan
ke dalam karung, dengan berat tiap karung kurang lebih ± 50 Kg.
commit to user
Pengangkutan dilakukan dengan jalan kaki bila jarak lahan sawah de- ngan rumah dekat, dan bila jaraknya jauh menggunakan kendaraan se-
peda kayuh, sepeda motor, pick up, truk, kemudian padi diletakkan dan disimpan di dalam gudang lumbung.
3. Budidaya Kacang Tanah pada Usahatani Pola Rotasi Jagung-Padi-