Budidaya Jagung pada Usahatani Pola Rotasi Jagung-Padi-Kacang

commit to user

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Budidaya Jagung pada Usahatani Pola Rotasi Jagung-Padi-Kacang

Tanah di Lahan Sawah Teknik budidaya jagung pada usahatani pola rotasi jagung-padi- kacang tanah di lahan sawah di daerah penelitian adalah sebagai berikut : a. Pengolahan tanah Pengolahan tanah sawah dilakukan dengan cara mencangkul dan atau pembajakan sawah menggunakan mesin traktor dengan tujuan su- paya tanah sawah cepat menjadi lunak dan gembur serta mudah untuk ditanami benih jagung dan proses pengolahan tanah sawah lebih cepat dilakukan. Pembajakan dilakukan setelah tanah dibuat cukup lembab dan tidak dilakukan penggenangan air, sehingga saat pengolahan tanah menjadi mudah, serta tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau dengan mesin traktor, dapat diolah dengan dicangkul. Bersama saat membajak dan atau mencangkul, dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang. Petani mengolah tanah sawah mulai pagi pukul 06.00-12.00 wib, dan bila belum selesai maka sore kembali lagi ke lahan sawah untuk me- nyelesaikan pengolahan tanah sawah tersebut. b. Penanaman Waktu tanam tanaman jagung pada lahan sawah, yaitu menjelang musim hujan pada awal musim penghujan berdasarkan perhitungan antara bulan September-Oktober. Jarak tanam ditentukan oleh petani menurut petunjuk penanaman atau sesuai keputusan petani sendiri. Pengaturan jarak tanam dilakukan guna mendapatkan produksi yang optimal dan juga sangat menentukan kebutuhan benih jagung akan zat hara tanpa gangguan benih jagung yang lain setelah ditanam. Berikut ini contoh gambar pengaturan jarak tanaman jagung pada usahatani jagung-padi-kacang tanah dengan pola tanam secara monokultur de- ngan ukuran panjang 30 cm dan lebar 75 cm : 42 commit to user Gambar 2. Jarak tanaman jagung dengan pola tanam monokultur de- ngan jarak tanam panjang 30 cm x lebar 75 cm. Penanaman jagung dilakukan petani dengan mempergunakan alat sederhana bernama tugal yang merupakan alat semacam tongkat yang dibuat dari kayu dan pada salah satu ujungnya dibuat meruncing untuk membuat lubang tanam dan lubang pupuk. Rata-rata benih yang akan ditanam, dibutuhkan sekitar 1 kamplek 1 Kg untuk 0,10 Ha. c. Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan pada waktu bibit jagung masih muda berumur 15-20 hari, sebab bibit muda menghendaki perlindu- ngan dari tumbuhan pengganggu gulma. Hal ini dikarenakan unsur hara yang ada dalam tanah di sekitar perakaran bibit dibutuhkan untuk pertumbuhan, supaya pertumbuhan bibit jagung normal. Penyiangan dilakukan 2-3 kali, setelah melakukan penyiangan kemudian dilakukan pembubunan perlakuan seusai penyiangan tanaman satu per satu un- tuk memperkuat berdirinya batang, menyediakan unsur hara makanan bagi tanaman yang ada pada tanah, mengatasi tanah dari banyak sedi- kitnya air dan sekaligus memperbaiki pembuangan air drainase. Pe- nyiangan dilakukan kembali, bilamana tumbuhan pengganggu mulai tumbuh dan bersaing untuk mendapatkan zat hara. Penyiangan pada ta- naman jagung biasa dilakukan pada pagi dan atau sore hari. d. Pemupukan Waktu awal pemupukan menggunakan pupuk kandang pupuk organik yang dilakukan bersama dengan pengolahan tanah. Pupuk di- 75 cm x x x x x x x 30 cm x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x commit to user bagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik dibedakan menjadi dua yaitu pupuk padat berupa Urea, Za, TSP SP-36, KCL, Ponska, Mesh, dan pupuk cair berupa Gemari, Trobos. Pupuk anorganik memiliki kandungan zat hara, misalnya Urea dengan kadar kandungan N Nitrogen 46 , TSP dengan kadar P 2 O 5 Fosfat 46 , dan KCL dengan kadar K 2 O Kalium 50 . Ketiga ma- cam unsur N, P, dan K terkandung dalam pupuk buatan sangat dibu- tuhkan untuk pertumbuhan tanaman jagung. Sebagian besar petani bu- didaya jagung di Kecamatan Polokarto sering memakai pupuk organik berupa pupuk kandang dan pupuk anorganik berupa pupuk Ponska pada saat menanam benih jagung. Tahap pemupukan dilakukan petani mulai dari tahap pertama pertumbuhan daun dan tahap kedua bunga ta- naman jagung. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman ja- gung mempunyai daun berjumlah tiga helai, pemupukan kedua ketika jagung mempunyai daun berjumlah lima sampai enam helai, dan pe- mupukan ketiga pada saat tumbuh bunga jagung. Namun ada pula pe- tani yang memberikan pupuk dengan perhitungan umur tanaman ja- gung, pemupukan pertama sekitar 25 hari, pemupukan kedua sekitar 1½ bulan, dan pemupukan ketiga sekitar 2 bulan. Dosis pemupukan di- sesuaikan dengan luas tanam dan pupuk apa saja yang dikombinasikan untuk pemupukan tanaman jagung. Pemupukan biasanya dilakukan pagi pukul 07.00-11.00 wib dan atau sore pukul 14.00-16.30 wib. e. Pengairan Pengairan diberikan dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu tercukupi kebutuhan air pada tanaman jagung. Setelah benih di- tanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Namun menjelang tanaman berbunga, air banyak diperlukan sehingga perlu dialirkan air ke parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. Hal ini dikarenakan semakin tercukupinya air yang dibutuhkan tanaman jagung, maka semakin baik pula jagung yang dihasilkan. Apa- bila waktu musim hujan yang ditentukan belum turun, maka petani bu- commit to user didaya jagung pada usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah melakukan pengairan dari sumur pantek atau dari sungai yang masih mengalir airnya dengan memompanya menggunakan diesel sistem pompanisasi. Jadi, lahan sawah tadah hujan menjadi lahan sawah pompanisasi, dengan jangka waktu pompanisasi tujuh sampai sepuluh hari hanya satu kali pengairan, dan pemompaan dilakukan pagi pukul 06.00 wib sampai selesai disesuaikan kebutuhan tanaman. f. Pengendalian hama Hama dan penyakit tanaman penting sekali diperhatikan, setelah terlihat frekuensi populasi yang tinggi serta luas serangannya. Hama dan penyakit tanaman seringkali menyerang bagian tertentu pada tum- buhan seperti pucuk tanaman titik tumbuh, daun, batang, akar, buah atau biji. Kondisi tanaman yang tidak normal, kelak dapat mengakibat- kan tanaman kehilangan hasil jield losses, hal ini merupakan akibat proses terbentuknya buah terganggu oleh organ tubuh yang rusak, maka selain tanaman itu rusak, mutu maupun jumlah produksi akan mengalami penurunan, bahkan dapat terjadi kegagalan total. Budidaya jagung paling sering diserang hama ulat pemotong penggerek batang jagung. Hama penggerek batang jagung Sesamia inferens WLK me- nyerang pada bagian batang tanaman, yang mengakibatkan batang menjadi retak atau patah, saluran makanan jadi terputus, sehingga per- kembangan tanaman jagung terhambat, akhirnya tanaman menjadi layu, sedangkan penyakit pada tanaman jagung adalah penyakit gosong bengkak. Pengendalian hama dilakukan menggunakan pestisida anor- ganik, seperti insektisida anorganik cair acodan, arrivo, bayer, regent, ripcord, spontan dan atau menggunakan insektisida anorganik padat sevin dan teodan, sedangkan apabila terdapat tanda-tanda adanya cendawan pada bagian salah satu tanaman, maka segera dilakukan pe- nyemprotan dengan folicur fungisida anorganik cair atau dengan pemberian furadan. commit to user g. Pemanenan dan Pengangkutan Pemanenan jagung dilakukan setelah umur tanaman jagung ku- rang lebih ± 110 hari siap untuk dipanen. Produksi jagung berupa buah maupun biji dapat dibedakan menjadi : 1 Jagung bertongkol Jagung yang dipanen, kemudian dikeringkan dalam keadaan masih bertongkol, dan setelah kering disimpan dalam bentuk tongkol. 2 Jagung pipilan Setelah jagung dipetik, kemudian dilakukan pemipilan. Pemipilan baik dilakukan dengan tangan maupun dipipil dengan alat, sehing- ga penyimpanannya pun lebih mudah memiliki volume yang lebih kecil karena tidak menyita banyak tempat. Pemanenan pada musim penghujan, biasanya dilakukan 2-4 hari disesuaikan dengan keadaan cuaca, agar jagung yang baru dipanen ti- dak terkena air hujan, jadi hanya setengah hari saja pemanenan. Hasil panen budidaya jagung pada musim tanam pertama MT I pada usaha- tani pola rotasi jagung-padi-kacang tanah berupa jagung dalam bentuk tongkol dimasukkan ke dalam karung dengan berat tiap karung dengan berat kurang lebih ± 70 Kg. Kegiatan pemanenan yang dilakukan oleh pemilik sendiri, kemudian dipipil dan dijual ke tengkulak. Kadang petani sering menjual langsung jagung dalam bentuk tongkol ke peng- gilingan pakan ternak ayam di daerah sekitar. Namun bila budidaya ja- gung sudah dalam sistem tebas, maka kegiatan pemanenan dan pe- ngangkutan dilakukan oleh penebas tengkulak pedagang pengumpul. Pengangkutan dilakukan dengan jalan kaki bila jarak lahan sawah de- ngan rumah dekat, dan bila jaraknya jauh menggunakan kendaraan se- peda kayuh, sepeda motor, pick up, truk.

2. Budidaya Padi pada Usahatani Pola Rotasi Jagung-Padi-Kacang Ta-