commit to user
d. Untuk menyiapkan unsur hara ke daerah perakaran dan meningkatkan
aktivitas mikrobia. e.
Membalik tanah yang sekaligus membenamkan rumput-rumput liar, sehingga secara tidak langsung memberantas dan mencegah pertumbu-
han gulma, serta mematahkan siklus hidup hama yang ada dalam ta- nah.
Di Kabupaten Sukoharjo sedang digalakkan usahatani pola rotasi an- tara padi dan palawija yakni usahatani pola rotasi jagung-padi-kacang ta-
nah dengan harapan bahwa petani mempunyai pendapatan lebih dari usa- hatani tersebut, serta tanaman yang dibudidayakan terhindar dari hama pe-
nyakit dan dapat memperbaiki kondisi tanah akibat penanaman padi yang monoton dalam satu tahun.
4. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan
a. Biaya Usahatani
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang harus dikeluar- kan produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan faktor-fak-
tor penunjang lainnya yang dapat didayagunakan agar produksi terten- tu yang telah direncanakan dapat terwujud dengan baik.
Mahekam dan Malcolm, 1991. Menurut Hernanto 1993, berdasarkan kategorinya biaya usa-
hatani dapat digolongkan menjadi : 1
Biaya tetap Fixed Cost Biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi.
Biaya ini antara lain : pajak tanah, penyusutan alat dan bangunan pertanian, pemeliharaan pompa air dan sebagainya.
2 Biaya variabel Variabel Cost
Biaya yang besar kecilnya tergantung pada biaya skala produksi, dan biaya ini adalah biaya untuk pupuk, bibit, pestisida, upah tena-
ga kerja, biaya panen, biaya pengolahan tanah dan sewa tanah.
commit to user
3 Biaya yang dibayarkan biaya tunai
Biaya yang dikeluarkan untuk input yang diperlukan untuk meng- hasilkan output, dan terdiri dari biaya untuk pembelian pupuk,
pembelian obat-obatan pestisida, pembelian bibit, pembelian ma- kanan ternak, pajak, upah tenaga kerja luar, dan lain-lain.
4 Biaya yang tidak dibayarkan biaya tidak tunai
Biaya yang tidak dibayarkan biaya tidak tunai terdiri dari penggu- naan tenaga kerja keluarga, bunga modal sendiri, penyusutan mo-
dal, biaya panen dan pengolahan tanah dari keluarga dan lain-lain. 5
Biaya langsung Biaya yang langsung digunakan dalam proses produksi, terdiri dari
pengeluaran untuk pembelian pupuk, obat-obatan pestisida, bibit, pajak, upah tenaga kerja luar, makanan ternak, makanan tenaga
kerja luar, dan lain-lain. 6
Biaya tidak langsung Biaya yang tidak langsung digunakan dalam proses produksi, yakni
penyusutan modal tetap dan lain-lain. Menurut Hadisapoetra 1973, biaya-biaya yang digunakan da-
lam usahatani antara lain : 1
Biaya alat luar Semua pengorbanan yang diberikan dalam usahatani untuk mem-
peroleh pendapatan kotor. Faktor-faktor biaya alat luar yaitu :
a Jumlah upah tenaga kerja yang berupa uang, bahan makanan,
perumahan dan premi. b
Pengeluaran untuk benih, pupuk, pestisida dan pengeluaran lain-lain yang berupa uang, pajak, pengangkutan.
c Pengeluaran tertentu berupa bahan untuk kepentingan usaha-
tani, misalnya : selametan dan biaya panen. d
Penyusutan atau pengurangan nilai yaitu penyusutan dari peng- gunaan semua modal tetap karena waktu.
commit to user
2 Biaya mengusahakan
Biaya alat luar ditambah tenaga kerja keluarga yang diperhitung- kan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar.
3 Biaya menghasilkan
Biaya mengusahakan ditambah bunga aktiva tetap yang dipakai da- lam usahatani.
b. Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani diperoleh dari perkalian antara jumlah pro- duksi yang dihasilkan dengan harga jual. Produksi berhubungan nega-
tif dengan harga, yang artinya harga akan turun saat produksi yang di- peroleh berlebihan. Menghitung penerimaan usahatani secara sistema-
tis dapat dirumuskan sebagai berikut :
∑
=
=
n t
Py Y
TR
1
. Keterangan :
TR : Total penerimaan Rp Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Kg
Py : Harga Rp n : Jumlah macam tanaman yang diusahakan
t : Tahun Soekartawi, 1995.
c. Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan se- mua biaya biaya mengusahakan. Pendapatan usahatani dapat diru-
muskan sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Keterangan : Pd : Pendapatan usahatani Rp
TR : Total penerimaan Rp TR : Total biaya Rp
Soekartawi, 1995.
commit to user
Menurut Hadisapoetra 1973, pendapatan bersih diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan.
Penerimaan atau pendapatan kotor merupakan keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usahatani selama
satu musim atau bahkan satu tahun, yang diperhitungkan dengan me- ngalikan jumlah hasil produksi yang diperoleh dengan harga jual yang
berlaku pada saat penelitian. Untuk mengetahui besarnya biaya dan pendapatan usahatani dalam penelitian ini digunakan perhitungan pen-
dapatan usahatani. Dimana pendapatan usahatani dirumuskan sebagai berikut :
PdU = Pr U – BM = H x Y – BM
Keterangan rumus pendapatan usahatani : PdU : Pendapatan usahatani pola Rp
PrU : Penerimaan usahatani Rp BM : Biaya mengusahakan usahatani Rp
H : Harga produksi usahatani Rp Kg Y : Hasil produksi usahatani Kg
5. Efisiensi Usahatani