sangat besar bagi pendidikan dan perjuangan kemerdekaan maka sudah seharusnya beliau dikenang di dalam sebuah tulisan yang berisi riwayat sejarah hidup beliau.
Dari paparan di atas, tentu menjadi suatu pembahasan yang sangat menarik untuk menulis dan mengikuti perkembangan sejarah kehidupan beliau yang peranannya sampai
sekarang masih dirasakan khususnya di dunia pendidikan. Sebagai seorang tokoh yang multitalenta tentu beliau pantas dijadikan sebuah biografi yang bagus untuk ditulis
sejarahwan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan beliau sebagai objek untuk
ditulis. Untuk itu, ditulislah sebuah judul SUGONDO KARTOPROJO: PENDIDIK DAN PEJUANG KEMERDEKAAN
. Adapun skop temporal yang diangkat adalah sekitar abad ke 20 yaitu antara 1908 sampai dengan 1995. Pada 1908 adalah tahun di mana sang tokoh
dilahirkan. Tahun 1995 merupakan batas akhir skop temporal penelitian sejarah dan merupakan tahun akhir hayat sang tokoh. Rentang waktu antara 1908-1995 akan dibahas
bagaimana pengalaman hidup sang tokoh.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam melakukan sebuah penulisan, sudah seharusnya ada yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas. Pokok permasalahan ini sangat penting karena pokok
permasalahan inilah yang menjadi landasan dan dasar sebuah penelitian. Dengan adanya pokok permasalahan sangat membantu peneliti agar penelitian yang dilakukan menjadi
terarah dan tepat sasaran sesuai dengan objek yang telah ditentukan. Sesuai dengan judul skripsi Sugondo Kartoprojo: Pendidik dan Pejuang Kemerdekaan
maka dibuatlah beberapa pokok pertanyaan yang bertujuan sebagai batasan dalam pembahasan penelitian. Adapun pokok permasalahan yang telah ditentukan untuk
mempermudah pembahasan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana latar belakang kehidupan keluarga dan riwayat pendidikan Ki
Sugondo Kartoprojo? 2.
Bagaimana peranan Ki Sugondo Kartoprojo dalam membangun sekolah Taman Siswa?
3. Bagaimana peranan Ki Sugondo Kartoprojo dalam memperjuangkan dan
mempertahahankan kemerdekaan di Sumatera Utara khususnya kota Medan? 4.
Bagaimana kehidupan Ki Sugondo Kartoprojo pada masa PascaRevolusi hingga akhir hayat beliau?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Dalam melakukan sebuah penulisan tentang Sugondo Kartoprojo: Pendidik dan Pejuang Kemerdekaan ini tentu mempunyai tujuan dan manfaat yang dapat diberikan kepada
pembaca dan seluruh jajaran sejarawan serta akademisi dan para pejuang kemerdekaan pada masa sekarang ini. Adapun tujuannya antara lain:
1. Menjelaskan latar belakang kehidupan Sugondo Kartoprojo dari kecil hingga
dewasa, pendidikan dan pengalaman organisasi beliau. 2.
Menjelaskan peranan Sugondo Kartoprojo dalam membangun sekolah Taman
Siswa. 3.
Menjelaskan peranan Sugondo Kartoprojo dalam memperjuangkan hingga
PascaRevolusi di Sumatera Utara khususnya kota Medan. 4.
Menjelaskan kehidupan beliau di masa tua hingga akhir hayat beliau.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penulisan biografi
dewasa ini. 2.
Memperkaya khasanah penelitian sejarah terutama dalam rangka menulis biografi tokoh sejarah.
3. Sebagai sumber inspirasi bagi para akademisi, sejarawan, masyarakat, pemerintah
maupun para pengambil keputusan untuk lebih menghargai jasa-jasa para pahlawan. Diharapkan ketika membaca biografi ini, pemerintah maupun para
pengambil kebijakan dapat menetapkan kebijakan yang lebih memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan bangsa ini.
4. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain apabila membahas tentang biografi
seorang tokoh, sejarah berdirinya sekolah Taman Siswa, atau tentang perjuangan selama masa mempertahankan kemerdekaan di Medan.
1.4 TINJAUAN PUSTAKA
Ketika kita menulis karya ilmiah, maka diperlukanlah beberapa literatur untuk mendukung penulisan tersebut. Literatur-literatur itulah yang penulis sebut dengan tinjauan
pustaka. Tinjauan adalah literatur yang relevan dan memiliki keterkaitan secara dekat dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan pustaka berisi tentang uraian-uraian yang
mengarahkan penulis tentang betapa pentingnya literatur sehingga digunakan sebagai sumber acuan yang menimbulkan ide, sumber informasi dan pendukung penelitian. Adapun literatur
yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Suwandi Syafei dalam bukunya yang berjudul “Penulisan Biografi: Dalam Pemikiran
Biografi dan Kesejarahan, Jilid II” sangat membantu penulis dalam menjelaskan defenisi biografi dan tokoh. Dalam buku tersebut, penulis semakin menyadari bahwa salah satu cara
Universitas Sumatera Utara
kita menghargai jasa-jasa para pahlawan adalah dengan mengabadikan kisahnya di dalam sebuah tulisan. Di samping itu juga, buku ini dapat menjadi sumber informasi bagi penulis
untuk menulis biografi yang lebih baik lagi dan menghilangkan unsur kesubjektifan kepada sang tokoh. Di sinilah pentingnya pengetahuan sejarah jika mau menulis biografi seseorang.
Dan di sini pula ia sebagai penutur kisah perkembangan umat manusia akan menghadapi masalah seleksi bahan, di samping ia akan terlibat dalam alam filsafat dan sosiologi.
6
Biro Sejarah Prima dalam bukunya “Medan Area Mengisi Proklamasi “ menguraikan sangat jelas peranan Sugondo dalam mempertahankan kemerdekaan di Sumatera Timur,
terutama tentang peranaan beliau selama di BPI Badan Pemuda Indonesia. Terpilihnya beliau menjadi ketua umum BPI dikarenakan melihat bahwa para anggota pengurus itu muda-
Anthony Reid dalam bukunya yang berjudul “Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan Di Sumatera” menguraikan tentang terpilihnya Sugondo sebagai
pemimpin BPI Badan Pemuda Indonesia, dimana tujuan gerakan tersebut adalah mempertahankan kemerdekaan. Dalam buku itu juga dipaparkan bagaimana beliau
merupakan seorang tokoh yang populer di kalangan para pemuda, setelah keberhasilan beliau dengan sekolah Taman Siswanya.
Suprayitno dalam bukunya yang berjudul “Mencoba Lagi Menjadi Indonesia” menguraikan dengan sangat baik bagaimana keadaan Negara Sumatera Timur NST selama
tahun 1946 sampai tahun 1949 yang merupakan masa kritis bagi bangsa kita dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam buku ini juga dipaparkan bagaimana Sugondo
memainkan peranan penting sebagai tokoh yang memobilisasi massa dengan BPInya ke gedung Taman Siswa di Jalan Amplas untuk mendengarkan pembacaan proklamasi oleh
Gubernur Sumatera Mr. T.M Hasan.
6
Suwandi Syafei, op.cit., hal 81.
Universitas Sumatera Utara
muda dan semuanya mengusulkan supaya diangkat orang yang lebih dewasa menjadi ketua umumnya, yaitu Sugondo Kartoprojo
7
. Dalam buku ini juga dipaparkan bagaimana situasi Indonesia setelah proklamasi dibacakan memuculkan banyaknya organisasi-organisasi
pemuda yang nantinya menjadi problematika serius yang ada. Banyaknya organisasi- organisasi tersebut memaksa Menteri Penerangan Mr. Amir Sjarifuddin menginstruksikan
untuk menggabungkan organisasi-organisai pemuda di seluruh Indonesia menjadi Pemuda Republik Indonesia. Di Sumatera Timur, pemfusian antara dua organisasi pemuda Indonesia,
BPI dan BKPI juga berlangsung dengan lancar sebagaimana yang terjadi di daerah-daerah lainnya
8
Tuanku Lukman Sinar dalam bukunya “Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur” menguraikan tentang Indonesia yang memasuki masa RIS Republik
Indonesia Serikat membuat keadaan Sumatera Timur mulai bergejolak kembali. Kalau negara-negara bagian yang lain dan daerah-daerah istimewa yang lain di Indonesia sudah
berantakan dan kemudian bergabung kembali dengan NRI, tidak demikian halnya dengan Negara Indonesia Timur NIT dan Negara Sumatera Timur NST.
. Sugondo yang sebelumnya menjabat menjadi ketua BPI akhirnya mengundurkan diri dari kepengurusan BPI tersebut.
9
7
Biro Sejarah Prima, Medan Area Mengisi Proklamasi, Medan: Badan Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area, 1976, hal .111.
8
Ibid., hal 201.
9
Tuanku Lukman Sinar, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur, Medan, hal. 588.
Akhirnya NRI meminta RIS untuk mencapai kesepakatan dengan kedua negara bagian tersebut agar dapat terbentuk
negara kesatuan yang dicapai dengan adanya Piagam Persetujuan antara RIS dengan NRI pada 19 Mei 1950. Dan untuk mempersiapakan Negara Kesatuan Sumatera Timur maka
dibentuklah sebuah panitia yang bernama Panitia Persiapan Negara Kesatuan Sumatera Timur PPNKST, dan dalam tugasnya PPNKST tersebut dibantu dengan 2 badan yaitu
Universitas Sumatera Utara
Badan Penasehat dan Badan Penempatan Pegawai. Dan Sugondo Kartoprojo terpilih sebagai salah satu Badan Penasehat.
Ali nur dalam skripsinya yang berjudul Taman Siswa Medan Dalam Perspektif Sejarah menguraikan bagaimana keadaan sekolah Taman Siswa di Medan pada tahun 1930an
sampai 1960an. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bagaimana terjadinya konflik di tubuh Taman Siswa sehingga membuat Majelis Luhur memindahkan Sugondo dari Taman Siswa
Kutaraja ke Taman Siswa Medan. Dengan kedatangan beliaulah kemelut yang terjadi dapat diatasi, dan beliau membangun Taman Siswa sehingga berhasil menghasilkan murid-murid
yang nantinya menjadi orang penting bagi kota Medan. Asmaulina Revira Khairitina dalam skripsinya yang berjudul Peranan Taman Siswa
Pemantang Siantar Dalam Mengokohkan Pendidikan Bangsa Sejak Tahun 1935-1960 menguraikan tentang perkembangan sekolah Taman Siswa di Pemantang Siantar. Skripsi ini
cukup membantu penulis dalam memahami struktur organisasi sekolah Taman Siswa dan perkembangan sekolah Taman Siswa itu sendiri. Sugondo sendiri pernah menjabat sebagai
pembimbing Taman Siswa Daerah Subaria Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh dan Riau pada tahun 1948-1985 sehingga skripsi ini dapat membantu penulis dalam menjelaskan
peranan beliau bagi sekolah Taman Siswa.
1.5 METODE PENELITIAN