Latar Belakang PENGUKURAN LAJU DOSIS SERAP MAKSIMUM PESAWAT TELETERAPI Co 60 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

commit to user 1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketersediaan bahan pangan yang cukup merupakan faktor penting untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Oleh Karena itu, upaya peningkatan produksi pangan nasional senantiasa diperlukan. Salah satu pilihan jenis komoditas yang bisa dibudidayakan secara komersial adalah kedelai. Kedelai Glycine max L. merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat, tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Pengembangan kedelai telah memberi kontribusi terhadap perekonomian nasional PDB sub sektor tanaman pangan meskipun nilainya masih relatif kecil dibandingkan dengan komoditi tanaman pangan lainnya Sucipto, 2009. Biji kedelai yang mengandung protein cukup tinggi, sekitar 40 persen, mempunyai beragam manfaat, baik untuk keperluan industri. Beragamnya pemanfaatan kedelai tersebut menyebabkan permintaan kedelai terus meningkat setiap tahun dan hingga saat ini belum seluruhnya dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Akibatnya, impor kedelai cenderung meningkat. Produksi kedelai nasional belum dapat memenuhi kebutuhan, karena luas panen aktual masih belum memadai dan produktivitas pada tingkat petani masih rendah Anonim, 2009. Peluang untuk meningkatkan produksi pangan khususnya kedelai melalui ekstensifikasi di lahan pertanian semakin rendah. Hal itu berhubungan dengan laju alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian semakin tinggi seiring berjalannya waktu. Peningkatan produksi tanaman melalui ekstensifikasi perlu dilakukan karena peningkatan produksi melalui jenis atau varietas unggul cenderung mengalami kejenuhan leveling off. Berdasarkan hal itu sistem agroforestri merupakan peluang peningkatan produksi tanaman melalui perluasan lahan. Budidaya tegakan pohon hutan telah dlakukan petani sekitar hutan di jawa sejak lama, bahkan di pekarangan telah lebih dahulu dilakukan. commit to user 2 Petani agroforestri hutan lindung di daerah klaten, kurang tertarik menanam kedelai karena berdasarkan pengalaman tanaman kedelai yang ditanam mengalami kehampaaan polong yang relatif tinggi. Polong hampa berarti pada tanaman terjadi kendala tertentu dalam pembentukan pengisian biji. Kendala utama pada pengisian biji diduga berasal dari kesuburan tanah, bukan cahaya dan air karena kedelai adalah tanaman C3 relatif toleran cahaya rendah sedang kebutuhan air terpenuhi dari hujan. Proses pembentukan dan pengisian biji tanaman kedelai memerlukan ketersediaan N P yang tinggi. Secara umum faktor pembatas utama kinerja sistem agroforestri adalah faktor biofisik yaitu kesuburan tanah, air dan cahaya berhubungan dengan interaksi antara tanaman dan pohon Purnomo dan Sitompul, 2005. Pemanfaatan pupuk organik sebagai pupuk dasar diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman kedelai dalam sistem agroforestri, tetapi pupuk organik belum bisa menyediakan semua unsur mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Ketersediaan unsur hara harus seimbang sehingga tidak terjadi penyediaan yang berlebihan untuk unsur-unsur tertentu. Supaya mampu mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman maka dilakukan pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar serta pemberian pupuk makro unsur N P dan pupuk mikro unsur Mo Mn dengan konsentrasi yang tepat untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Tanaman kedelai sangat membutuhkan beberapa unsur hara mikro seperti besi Fe, mangan Mn, Molibdenum Mo dan cobal Co, unsur mikro berperan pada berbagai komponen dari enzim atau sebagai katalisator pada proses metabolisme Tanaman.

B. Perumusan Masalah