commit to user 15
h. Pengendalian hama dan penyakit Hama yang menyerang kedelai yaitu wereng kedelai atau
kumbang daun. Hama ini bisa ditanggulangi dengan disemprot dengan insektisida pada tanaman setelah berumur di atas 20 hari. Hama lain
yaitu kepik coklat dan ulat penggerek polong. Hama tersebut juga bisa ditanggulangi dengan penyemprotan insektisida setelah tanam berumur
50 hari. i. Pemanenan
Pemanenan atau pemungutan hasil dilakukan ketika polong sudah tua, dengan tanda-tanda warna polong berwarna coklat tua dan kondisi
hampir merata pada semua polong dalam satu tanaman. Tanda-tanda lain yaitu daun-daunnya sudah menguning atau gugur. Panen
sebaiknya dilakukan secara serempak pada pagi hari dalam kondisi cuaca cerah. Caranya adalah dengan memotong atau mencabut batang
tanaman, termasuk daunnya Istimewa, 2008. Hal tersebut guna memastikan polong kedelai sudah cukup tua atau berisi sehingga
dihasilkan biji kedelai yang berkualitas serta mengurangi kehilangan hasil saat panen.
j. Pengamatan Pada penelitian ini pengamatan menggunakan metode destruktif.
Tanaman per petak diambil sau tanaman sebagai sampel dibongkar pada umur 20, 35, 50 HST dan pada saat panen. Tanaman dikeringkan
sehingga diperoleh biomassa akar, batang, dan daun. Saat panen diambil 1 tanaman sampel dari 24 tanaman tiap petak komponen
produksi .
E. Variabel Pengamatan
I. Pengamatan destruktif a. Intersepsi cahaya
Intersepsi cahaya ialah banyaknya jumlah presentase cahaya yang diserap daun, dengan cara mengukur selisih antara nilai cahaya yang
terlihat di luxmeter pada atas tajuk dengan nilai yang berada di bawah
commit to user 16
tajuk tanaman kedelai, kemudian dibagi nilai cahaya yang berada di bawah tajuk, selanjutnya nilai tersebut dikalikan 100. Satuan
intersepsi cahaya adalah persentase .
b. Indeks Luas Daun ILD Luas daun pada penelitian ini, diukur dengan metode punch, yaitu
mengambil beberapa daun dari tanaman sampel 3-5 daun tergantung jumlah daun tanaman sampel saat pengamatan sebagai sub sampel
kemudian dilubangi dengan perforator luas lubang tertentu. Daun subsampel diambil yang seragam warna, ketebalan dan umurnya.
Sehingga bisa didapatkan berat daun yang bisa mewakili seluruh tanaman. Selanjutnya daun dari dalam perforator dibungkus dengan
koran tersendiri Dss dan dioven bersama dengan daun sisa dan daun tanaman sampel Ds.
Rumus ILD = c. Luas Daun Spesifik LDS
Luas daun spesifik diukur untuk mengetahui ketebalan daun. Luas daun spesifik yaitu hasil bagi luas daun dengan berat daun. Satuan
LDS adalah cm
2
. Rumus LDS =
d. Harga Satuan Daun HSD Harga satuan daun digunakan untuk mengetahui laju asimilasi bersih
pada tanaman. Harga satuan daun dapat dihitung dengan menimbang berat kering daun tanaman sampel. Nilai HSD yaitu hasil selisih
antara berat kedua dengan berat pertama dibagi selang waktu pengamatan keduanya. Satuan HSD adalah cm
2
g. Rumus
commit to user 17
Keterangan : W1 : berat daun sampel sebelumnya
W2 : berat daun sampel sesudahnya LD1 : luas daun sampel sebelumnya
LD2 : luas daun sampel sesudahnya e. Biomassa
Biomassa ialah massa bagian hidup tanaman yang mempunyai nilai yang konstan dengan cara menimbang biomassa kering total dari
biomassa akar, biomassa batang dan biomassa daun. Biomassa diperoleh dengan cara mengeringkan tanaman sampel dalam oven
sampai berat kering dari tanaman konstan. Untuk Mendapatkan biomassa dapat dilakukan dengan pengeringan brangkasan basah
menggunakan oven dengan suhu 110
o
C selama 24 jam. Mulai penimbangan pada sampel tanaman umur 20HST, 35HST 50 HST
sampai panen. Rumus Biomassa:
Biomassa akar + biomassa batang + biomassa daun f.
Jumlah Cabang Jumlah cabang yang terbentuk dihitung dari awal pertumbuhan sampai
panen. Cabang tanaman yang dihitung berasal dari tanaman sampel yang dipersiapkan untuk tanaman dekstruktif. Tanaman destruktif
yang diamati sebanyak satu sampel perpetak. g. Bintil Akar
Pengamatan bintil akar dilakukan dari awal pertumbuhan sampai panen. Bintil diamati bagian dalamnya, apabila berwarna merah atau
agak kemerah-merahan maka termasuk bintil aktif. Tetapi apabila masih berwarna putih atau abu-abu, maka termasuk bintil inaktif.
Sehingga dapat diketahui bintil akar aktif dan inaktif tiap sampel tanamannya.
commit to user 18
h. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan dapat dihitung dengan cara menimbang berat
tanaman sampel pengamatan dengan berat tanaman sampel pengamatan sebelumnya, kemudian hasilnya dibagi dengan waktu
pengamatan Ø Laju Pertumbuhan Absolut LPA
Rumus LPA: satuannya g hari
Ø Laju Pertumbuhan Relatif LPR Rumus LPR:
satuannya gg hari II. Pengamatan non-destruktif
a. Jumlah Polong Isi Penghitungan jumlah polong isitanaman dilakukan dengan cara
menghitung jumlah polong isi per tanaman sampel setelah panen. b. Jumlah Polong Hampa
Penghitungan jumlah polong isitanaman dilakukan dengan cara menghitung jumlah polong polong yang tidak berbiji atau polong yang
tidak berisi per tanaman sampel. c. Berat polong isitanaman
Berat biji tanaman sampel diketahui dengan menimbang biji yang yang dihasilkan tanaman sampel. Dalam penimbangan, biji
dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan sinar matahari sampai kadar airnya kurang lebih 10-15 .
d. Berat 100 Biji per tanaman Perhitungan berat 100 biji dilakukan dengan cara memilih biji secara
acak 100 biji diulang sebanyak tiga kali kemudian hasilnya dirata-rata.
commit to user 19
F. Analisis Data