commit to user 7
Pengembangan kawasan hutan menjadi sistem agroforestri memerlukan informasi kuantitatif potensi kawasan itu terutama potensi pendukung fungsi
agronomi Purnomo, 2005. Kebutuhan N tinggi karena kandungan protein biji kedelai relatif tinggi
34,1 g 100 g biji kedelai. Selain itu N pada tanah pada sistem agroforestri dapat mengalami immobilisasi sehubungan dengan laju proses dekomposisi
bahan organik. Hasil biji pada proses pengisian biji seed filling period dan akumulasi N pada tanaman kedelai berhubungan erat. Unsur fosfor selain
diperlukan selagi pembentukan energi ATP dan asam nukleat, juga sebagai pembentukan bintil akar pada tanaman legume Purnomo dan Sitompul,
2005.
C. Tegakan
Eucalyptus termasuk famili Myrtaceae yang tumbuh tersebar mulai dari Australia, Selandia Baru, Papua New Guinea, Filipina, Kepulauan
Pasifik Selatan, dan Indonesia bagian Timur Kepulauan Timor dan sekitarnya, Irian Jaya, Pulau Seram, dan Sulawesi. Pada umumnya pohon
Eucalyptus berbatang bulat, lurus tidak berbanir dan sedikit cabang, berbentuk semak sampai berbentuk pohon. Tingginya bervariasi mulai dari
beberapa meter samapi 100m. Daun Eucalyptus pada umumnya berbentuk lanset sampai bulat telur, bagian ujung agak berkait, panjang daun 10-15cm,
lebar 1,5-5 cm. Pada pohon yang masih muda kedudukan daun berhadapan, sedangkan pada pohon yang sudah tua kedudukan daun agak bersilang.
Bunga Eucalyptus mengumpul atau berbongkol dan bertangkai. Buah berbentuk bulat seperti lonceng gereja dengan ukuran 6-16 mm, berwarna
hijau kekuningan, berisi banyak biji Kusnadi, 2010. Cahaya harian pada sistem naungan buatan relative hampir konstan
selama pertumbuhan tanaman. Keadaannya tidak demikian dibawah tegakan pohon pada system agroforestri. Kepadatan tajuk berubah selain karena
pertumbuhan tajuk juga hampir selalu bergerak karena faktor diluar pohon Braconnier, 1998.
commit to user 8
Salah satu hasil survai mengisyaratkan bahwa cahaya yang lolos dari tajuk pohon sangat menentukan pertumbuhan tanaman sehingga produksi jauh
dibawah optimum. Berdasarkan hal itu peningkatan produksi tanaman dibawah tegakan pohon dapat dilakukan dengan pengaturan jarak pohon,
pemangkasan tajuk pohon dan pemilihan tanaman yang adaptif terhadap cahaya rendah. Percobaan naungan dan dibawah tegakan pohon menunjukkan
bahwa varietas kedelai Pangrango dan Kaba sebagai varietas yang adaptif terhadap cahaya rendah. Purnomo, 2005.
Rata-rata intensitas cahaya tanaman semusim berkurang 25-50 di bawah Eukaliptus berumur 2-3 tahun Chozin et al., 1999, sedangkan pada
tumpangsari dengan jagung berkurang 33 Asadi et al., 1997 dari rata-rata intensitas cahaya di lingkungan terbuka 800 kalcm
2
hari.
D. Pupuk Kandang N, P Mikro