silinder memanjang; pada mencit dan tikus, ujung kepala berbentuk kait Nalbandov, 1990.
Leher yang merupakan bagian tengah, dan ekor tidak tersusun dari flagellum tunggal yang padat tetapi tersusun dari beberapa 9 atau 18 berkas fibril, yang
dibungkus oleh suatu selubung. Pada puncak ekor, selubung menghilang, fibril menyembul dalam bentuk sikat yang telanjang. Bentuk anatomi secara terinci ini
pertama kali dilihat melalui mikroskop cahaya yang sederhana dan digambarkan oleh Ballowitz 1886, tetapi tidak sampai tahun 1941 yaitu saat digunakannya mikroskop
elektron, maka gambaran sel sperma diperbaharui dengan menggunakan alat elektronik, maka pembesaran gambar dan ketelitian tidak menimbulkan masalah
lagi. Morfologi sperma sudah ditegaskan berkali-kali sejak tahun 1943 dalam buku teks, sperma masih digambarkan memiliki flagelum yang padat Nalbandov, 1990.
2.7. Pengaruh ROS Terhadap Faal Spermatozoa
Reactive Oxygen Species ROS bersifat toksik terhadap spermatozoa manusia. Beberapa data penelitian menunjukkan konsentrasi jumlah ROS sedikit
diperlukan untuk fungsi normalfisiologis mengatur fungsi-fungsi somatik spermatozoa. ROS berkadar rendah meningkatkan kemampuan spermatozoa manusia
mengikat di zona pellucida. Efek tersebut diperkuat oleh pemberian vitamin E. Konsentrasi rendah H
2
O
2
, superoksida anion, hydrogen peroksida, dosis rendah merangsang kapasitasi sperma, hiperaktifasi, dan fusi oosit.
ROS yang bukan H
2
O
2
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
seperti nitric oksida dan peroksida anion O
2 -
yang menguatkan kapastasi sperma dan reaksi akrosom Darmawan, 2006.
Bentuk abnormal spermatozoa dan leukosit seminalis diejakulasi merupakan sumber produksi ROS. Setiap ejakulasi selalu terkontaminasi dengan potensi sumber
produksi ROS. Akibatnya sebagian sel spermatozoa mengalami kerusakan oksidatif dan kehilangan fungsinya. Spermatozoa menghasilkan ROS melalui dua jalan yaitu
1. Sistem oksidasi NADPH pada tingkat membran plasma spermatozoa dan 2. NADPH dependent oxydo-reductase pada tingkat mitokondria. Sistem mitokondria
merupakan penghasil utama ROS spermatozoa pada pria infertil. Rangsangan radang, infeksi mengaktifkan leukosit. Leukosit aktif meningkatkan produksi NADPH
melalui hexose monophosphate shunt. Sistem myeloperoksidase leukosit polimorfonuklear dan makrofag menjadi aktif dan mengahsilkan respiratory burst
dan produksi ROS yang banyak Darmawan, 2006. Bentuk respiratory burst merupakan mekanisme awaldini dan aktif
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan membunuh kuman. Kerusakan spermatozoa akibat ROS yang diproduksi leukosit bila konsentrasi leukosit sangat tinggi contoh:
Leukositosperma. Sharm et al Darmawan, 2006 meneliti bahwa leukosit seminalis banyak konsentrasinya di bawah nilai cutt off WHO 1x10
6
peroxidase positif leukositml semen untuk keadaan leukositosperma. Fakta tersebut di atas menyatakan
bahwa plasma seminalis mengandung banyak ROS scavenger tetapi nilai perlindungannya bervariasi antara 10-100 terhadap ROS yang dihasilkan leukosit.
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.8. Kelainan Morfologi Sel Sperma