2.6. Sistem Reproduksi Jantan Pada Mencit
Sistem reproduksi pada mencit jantan terdiri atas sepasang testis, pasangan kelenjar-kelenjar aksesori, dan sistem duktus termasuk organ kopulasi Gambar 3.
Gambar 3. Anatomi testis dan saluran reproduksi mencit Mus musculus L jantan. a = testis, b = caput epididimis, c = cauda epididmis, dan d = vas
deferens. Tanda panah menunjukkan bagian yang dipotong untuk mengisolasi cauda epididimis. Perbesaran 40 x
2.6.1. Organ testis
Gonad indeferen sewaktu embrio dini pada betina berdiferensiasi menjadi ovarium, sedangkan pada jantan menjadi testis. Pada semua spesies testis
berkembang di dekat ginjal, yaitu pada daerah krista genitalis primitif. Pada mammalia, testis mengalami penurunan yang cukup jauh, pada kebanyakan spesies
berakhir pada skrotum. Pada burung, testis tidak mengalami penurunan, tetap tinggal pada posisi di sekitar daerah testis itu berasal. Fungsi testis ada dua macam: yang
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
menghasilkan hormon seks jantan disebut androgen, dan yang menghaslkan gamet jantan disebut sperma Nalbandov,1990.
Sperma dihasilkan di tubulus semeniferus yang merupakan lebih dari 90 persen dari massa testis. Tubulus-tubulus tersebut sangat berliku-liku; setiap testis
mengandung tubulus-tubulus yang mencapai jarak bermil-mil bila direntangkan. Struktur histologi tubulus berubah secara cepat dengan bertambahnya umur. Pada
jantan muda struktur tubulus masih sederhana; epitelium lembaga hanya terdiri atas sel-sel spermatogonia dan sertoli. Pada jantan yang lebih tua spermatogonia tumbuh
menjadi spermatosit primer, yang setelah pembelahan miosis pertama tumbuh menjadi spermatosit sekunder haploid. Selanjutnya spermatosit sekunder haploid
menjadi spermatid, yang setelah mengalami sederetan transformasi disebut spermiogenesis, kemudian tumbuh menjadi satu sel sperma yang terdiri dari atas
sebuah kepala, sebuah bagian tengah tubuh serta bagian ekor Nalbandov, 1990. Fungsi testis lainnya yang penting adalah sekresi hormon seks jantan. Bukti-
bukti yang ada dan yang terbaik menunjukkan bahwa hanya sel Leydig yang terdapat pada jaringan interstisial mensekresi hormon androgen, tetapi belum dapat
menyampaikan sama sekali adanya sedikit kemungkinan bahwa komponen- komponen tubulus semeniferus mungkin berperan serta pada fungsi ini. Di antara
spesies dan di dalam satu spesies terdapat perbedaan perkembangan yang besar pada sel Leydig. Sel Leydig ditemukan pada semua mammalia pada segala umur, terutama
bila jantan berada pada musim penangkaran, tetapi lagi-lagi terdapat perbedaan
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
antarspesies tentang banyaknya sel Leydig yang dapat ditemukan. Pada babi dan tikus, sel interstisial ini berkembang sangat baik, dan kumpulan sel-sel Leydig yang
cukup luas menghuni bagian yang cukup luas dari volume total testis. Pada mausia dan sapi, sel-sel Leydig jauh lebih sedikit dan tidak membentuk sarang-sarang yang
besar seperti yang terjadi pada spesies lain. Sekresi androgen oleh sel Leydig dikontrol hormon-hormon pituitari, dan tingkat sekresinya tergantung pada tingkat
fungsional kelenjar pituitari Nalbandov,1990. 2.6.2. Sistem duktus
Sistem duktus pada jantan sebagian besar verasal dari sistem duktus Wolff pada ginjal mesonefrik sebagian dari sistem Muller, yang pada betina hampir
seluruhnya digunakan untuk pembentukan duktus-duktusnya. Pada jantan tetap bertahan sebagai rudimen pada prostat, yakni dalam bentuk utrikel prostatik uterus
jantan atau uterus maskulinus Nalbandov, 1990. Tubulus mesonefrik berkembang menjadi vas eferen, duktus mesonefrik
menjadi epididimis, sedangkan vas deferen dan vesikula seminalis dibentuk terakhir dari evaginasi duktus. Sisa-sisa dari sistem duktus yang lainuretra-uretra prostatik,
membranosa dan karvenosa berkembang dari sinus urogenitalis seperti halnya dengan du akelenjar aksesori jantan yang lain, yaitu kelenjar prostat dan kelenjar
Cowper kelenjar bulbo-uretra Duktuli efrensia menjadi berkelok-kelok, dan duktuli berasal dari rete testis Nalbandov, 1990.
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
Duktuli tersebut secara bergantian dibatasi oleh kelompok sel-sel epitelium berbentuk tinggi dan rendah yang memiliki silia yang tidak dapat bergerak. Secara
berangsur-angsur duktuli tersebut bersatu, membentuk duktus tunggal yang berkelok- kelok serta membentuk bagian-bagian kepala, tubuh dan ekor epididimis, yang
dibatasi oleh sel-sel epitelium berbentuk kompleks semu berukuran tinggi dan memiliki stereosilia yang dapat bergerak Nalbandov, 1990.
Epididimis merupakan saluran reproduksi jantan yang berfungsi menghasilkan kelenjar reproduksi jantan, dan juga merupakan tempat penyimpanan spermatozoa
sementara sebelum dikeluarkan. Spermatozoa yang terdapat di dalam epididmis merupakan sel tunggal dengan membran selnya mengandung kadar fosfolipid yang
tinggi. Senyawa lipid yang terdapat pada membran spermatozoa mengandung asam lemak tidak jenuh yang sangat rentan mengalami oksidasi terutama oleh karena
adanya induksi dari senyawa-senyawa radikal bebas atau ROS Reactive Oxygen Species. Selain lipid, kadar ROS yang tinggi dapat juga mengoksidasi protein dan
DNA Sanoka et al, 2004. 2.6.3. Spermatogenesis
Pada waktu lahir atau menetas, jantan memiliki tubulus yang tidak berlumen dan dibatasi oleh lapisan tunggal epitelium bernukleus kecil. Waktu jantan mencapai
kedewasaan, dalam stubulus secara perlahan terbentuk lumen dan epitelium lembaga muasal tumbuh dari satu menjadi berlapis-lapis seperti terlihat pada hewan jantan
dewasa. Dan dalam tubulus ini dapat ditemukan semua tipe sel lembaga
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
spermatogonia, spermatosit primer serta sekunder, dan spermatozoa. Diantara individu dan spesies terdapat variasi yang sangat besar mengenai umur dimulainya
spermatogenesis dan kecepatan perkembangannya. Spermatogenesis berkembang paling cepat pada spesies yang jantannya mencapai kedewasaan seksual relatif awal.
Hewan yang berumur pendek ayam proses spermatogenesisnya berlanjut dan tidak berkurang sampai mati, dan sebagian besar tubulus tampaknya berfungsi secara
normal sepanjang hidup. Pada mammalia umur panjang manusia, babi, sapi spermatogenesis berlanjut sepanjang hidup, tetapi melewati umur pertengahan
tubulus secara normal yang lambat-laun akan mengalami atrofi, sampai akhirnya hanya sedikit yang menunjukkan aktivitas spermatogenik Nalbandov,1990.
Seringkali individu tertentu mampu menghasilkan sperma hidup dan mampu mengadakan penangkaran jauh sebelum sebagian besar anggota spesies yang lain atau
anggota populasi yang lain dapat melakukannya. Kedewasaan seksual pada anak laki- laki dan mammalia lain yang terjadi terlalu awal mungkin lebih umum daripada yang
kita perkirakan. Spermatogenesis sempurna, dengan sperma dalam epididimis tampak pada testis seekor domba berumur 72 hari, dan sperma yang motil dapat ditemukan
pada ayam Leghorn 62 hari. Umur kedewasaan seksual bersifat genetik, dan tampak dari kenyataan bahwa terdapat perbedaan besar antara bangsa-bangsa hewan
domestik pada sapi perah, sapi Brown Swiss mencapai kedewasaan empat sampai enam bulan lebih lambat dibanding sapi Jersey atau Guernsey. Kenyataannya telah
terbukti, bahwa pada semua bangsa hewan domestikasi, dapat dilakukan seleksi
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
dengan tujuan untuk hewan dengan kedewasaan seksual awal atau lambat secara sadar atau tidak Nalbandov, 1990.
Pada jantan penangkar musiman testis mengalami regresi sepenuhnya selama diluar musim penangkaran, dan epitelium lembaga kembali pada keadaan seperti
yang umumnya terdapat pada hewan jantan yang belum dewasa seksual. Pada saat itu tubulus kehilangan lumennya dan dibatasi oleh spermatogonia kecil satu lapis. Pada
kebanyakan mammalia, testis bermigrasi dari skrotum ke rongga tubuh, dan tetap tinggal di sini sampai sesaat sebelum dimulainya musim penangkaran berikutnya.
Kemudian mereka mengalami perubahan yang sama seperti yang terjadi ketika mencapai pubertas, danterulang lagi pada setiap permulaan musim penangkaran
berikutnya Nalbandov, 1990. 2.6.4. Struktur sel sperma
Sel sperma yang normal terbentuk dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala ditutup oleh tudung protoplasmik galea kapitis. Galea kapitis ini dulu dikira
hanya ditemukan pada sel sperma dewasa, tetapi sekarang diketahui bangunan ini merupakan bagian normal kepala sperma. Galea kapitis ini biasanya terlarut bila
sperma diberi pelarut lemak yang biasanya digunakan untuk pengecatan. Bentuk kepala bervariasi tergantung spesies. Pada sapi, domba, babi dan kelinci bebentuk
bulat telur pipih, sedangkan pada manusia berbentuk bulat. Bila bergerak sperma berenang dalam cairan suspensinya seperti ikan dalam air. Hanya bila sudah mati
maka sperma tampak datar dengan permukaan. Pada unggas, kepala berbentuk
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
silinder memanjang; pada mencit dan tikus, ujung kepala berbentuk kait Nalbandov, 1990.
Leher yang merupakan bagian tengah, dan ekor tidak tersusun dari flagellum tunggal yang padat tetapi tersusun dari beberapa 9 atau 18 berkas fibril, yang
dibungkus oleh suatu selubung. Pada puncak ekor, selubung menghilang, fibril menyembul dalam bentuk sikat yang telanjang. Bentuk anatomi secara terinci ini
pertama kali dilihat melalui mikroskop cahaya yang sederhana dan digambarkan oleh Ballowitz 1886, tetapi tidak sampai tahun 1941 yaitu saat digunakannya mikroskop
elektron, maka gambaran sel sperma diperbaharui dengan menggunakan alat elektronik, maka pembesaran gambar dan ketelitian tidak menimbulkan masalah
lagi. Morfologi sperma sudah ditegaskan berkali-kali sejak tahun 1943 dalam buku teks, sperma masih digambarkan memiliki flagelum yang padat Nalbandov, 1990.
2.7. Pengaruh ROS Terhadap Faal Spermatozoa