2.8. Kelainan Morfologi Sel Sperma
Beberapa penyimpangan dari morfologi normal dianggap sebagai abnormalitas. Antara lain sel sperma dengan kepala raksasa atau kepala kerdil, kepala
rangkap, sel sperma tanpa kepala atau tanpa ekor seringkali disebabkan perlakuan yang kasar waktu membuat persediaan untuk diwarnai atau untuk pengawetan, tetapi
sering juga terlihat pada pembuatan persediaan yang dikerjakan hati-hati, kepala dengan banyak ekor, ekor bengkok atau melingkar, dan kepala-kepala protoplasmik
di bagian tengah. Pada ejakulasi yang normal dapat tidak dijumpai atau jarang dijumpai abnormalitas-abnormalitas tersebut. Bila abnormalitas ditemukan dalam
jumlah besar, fertilitas pejantan pemilik semen tersebut akan terganggu. Sebagai patokan, bila jumlah sel sperma abnormal mendekati 50 persen dari total sel sperma
pada ejakulat, jantan tersebut steril-meskipun jumlah sel sperma yang normal pada ejakulat seharusnya secara teoritis jauh lebih cukup untuk memungkinkan terjadinya
fertilisasi Nalbandov, 1990.
2.9. Pengukuran dan Pengaruh Senyawa Malondialdehyde MDA
Pengukuran kadar MDA merupakan cara pengukuran aktivitas radikal bebas secara tidak langsung, sebab yang diukur adalah produk dari reaksi radikal bebas
bukan pengukuran radikal bebas secara langsung Edyson, 2003 .
Senyawa MDA dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan metode Thiobarbituric Acid
Reactive Substance TBARS assay. Reaksi yang terjadi antara asam thiobarbiturat
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
TBA dan MDA membentuk kromogen berwarna merah muda yang dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang 532 nm Gambar 4.
Gambar 4. Reaksi TBA dengan MDA membentuk warna merah muda Menurut Marnet 1999, Senyawa MDA dapat berikatan dengan
deoxyadenosine dan deoxyguanosine pada DNA, sehingga mengakibatkan terbentuknya ”DNA-adduct” DNA termodifikasi dan produk utamanya adalah
pyrimidopurinone yang dikenal dengan M
1
G Gambar 5, bersifat mutagenik dan dapat menyebabkan terjadinya kanker.
Gambar 5. Senyawa M
1
G pyrimido[1,2-a]purin-103H-one
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008
III. METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan desain Rancangan Acak Lengkap RAL. Sebanyak 36 ekor mencit jantan dibagi ke dalam 6 kelompok
perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri atas 6 ekor mencit jantan. Menurut Sugandi 1994, Penentuan jumlah ulangan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap RAL ditentukan berdasarkan rumus derajat bebas galat. Dengan memperhatikan banyak perlakuan yang diberikan diusahakan agar derajat
bebas galat minimal sama dengan 20.
Rumus Penentuan Jumlah Ulangan Rancangan Acak Lengkap:
t = Jumlah Perlakuan r = Jumlah Ulangan
t r-1 ≥ 20
3.2. Bahan dan Alat
Pada penelitian ini hewan yang digunakan adalah mencit albino jantan dewasa Mus musculus L Strain Balbc berumur ± 3 bulan dengan berat badan 30-45 g yang
diperoleh dari Balai Penyelidikan dan Pengujian Veteriner BPPV Propinsi Sumatera Utara Lampiran 3.
Bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain : Lead Acetate Merck , L- Ascorbic acid Merck, 2-Thiobarbituric acid Merck, 1,1,3,3-Tetramethoxypropane
Tengku Muhammad Fauzi: Pengaruh Pemberian Timbal Asetat Dan Vitamin C Terhadap Kadar Molondialdehyde Dan kualitas Spermatozoa Di Dalam Sekresi Epididimis Mencit Albino Mus Musculus L Strain BalBC, 2008.
USU e-Repository © 2008