BAB IV PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TIDAK TERLAKSANANYA PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS DIVIDEN
A. Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan Terhadap Dividen
Tujuan penyempurnaan atas Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan adalah untuk lebih memberikan keadilan, kesederhanaan, netralitas
dan kepastian hukum. Salah satu pokok perubahan kebijakan undang–undang tentang pajak penghasilan ini adalah kebijakan pajak penghasilan atas dividen.
Kebijakan pengenaan pajak penghasilan atas dividen dimaksudkan agar dapat mendorong perusahaan membagikan dividen dividend pay out ratio yang pada
akhirnya memberikan efek domino terhadap perkembangan kegiatan perekonomian dan investasi di Indonesia.
Sistem perpajakan dapat disebut sebagai metode atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh Wajib pajak dapat mengalir ke Kas
Negara. Contoh: Ditinjau dari tingkatan negara, maka negara adalah suatu suprasistem,
Keuangan Negara adalah sistem dan perpajakan adalah subsistem. Ditinjau dari tingkatan perpajakan, maka perpajakan di Indonesia adalah suatu
suprasistem, pajak penghasilan adalah sistem dan pajak penghasilan atas karyawan adalah subsistem.
Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009
Dalam sistem perpajakan di Indonesia dikenal : a.
Official Assessment System, adalah suatu sistem perpajakan dalam mana inisiatif untuk memenuhi kewajiban perpajakan berada di pihak fiskus,
66 b.
Self Asssessment System, adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri
kewajiban dan hak perpajakannya.
86
Untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, pemerintah secara bertahap dan berkelanjutan melakukan reformasi terhadap sistem perpajakan di
Indonesia dengan cara melakukan revisi, perbaikan dan penyempurnaan terhadap undang–undang perpajakan.
87
Reformasi perpajakan antara lain didorong keinginan untuk mengubah landasan pemungutan pajak, yang semula warisan penjajah menjadi pemungutan
pajak yang diarahkan kepada upaya meningkatkan partisipasi masyarakat, demi terciptanya pemerataan pendapatan dan kemandirian pembayaran anggaran belanja
negara. Agar partisipasi masyarakat membayar pajak memadai, kepatuhan melaksanakan kewajiban perpajakan menjadi syarat mutlak. Pentingnya
meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat inilah yang menjadi alasan penyederhanaan jenis, tarif, dan tata cara pemungutan pajak.
88
Selanjutnya undang–
86
Sumyar, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Perpajakan, Yogyakarta : Universitas Atma Jaya, 2004, hal. 25
87
Mutyara Irfan, Makalah Pajak yang Disampaikan dalam Seminar Sehari Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Balai Raya-Tiara Convention
Centre, Medan, 2007.
88
Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Op.cit; hal. 8
Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009
undang perpajakan hasil reformasi perpajakan mengubah pendekatan pemungutan pajak dari sistem official assessment menjadi self assessment, yaitu Wajib pajak
diberikan tanggung jawab dan kewajiban untuk menghitung, membayar dan melaporkan pajak–pajak yang menjadi kewajibannya.
89
Sebagai konsekuensi dari pemberian wewenang penuh kepada Wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak terutang, Wajib pajak mendapat beban yang
lebih berat dalam pemenuhan kewajiban pajaknya, karena Wajib pajak harus melaporkan semua informasi yang relevan dalam Surat Pemberitahuan pajaknya
SPT, menghitung dasar pengenaan pajaknya, mengkalkulasi jumlah pajak yang terutang dan melunasi pajak terutang tersebut. Hal ini tentu saja menuntut Wajib
pajak untuk dapat memahami dan menerapkan peraturan perundang–undangan perpajakan dengan baik.
90
1. Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan atas Pembagian Dividen