atas, dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. setelah lima tahun, dividen yang tidak diambil dimasukkan ke dalam cadangan yang diperuntukkan untuk itu.
Pembagian dividen diatur dalam Anggaran Dasar AD.
60
2. Jenis–Jenis Dividen
Menurut Kieso dan Weygandt, ada beberapa jenis dividen, yaitu :
61
a. Dividen kas atau dividen tunai cash dividend yaitu suatu dividen yang
dibayarkan dengan uang tunai, atau lebih kerapkali terjadi, dengan cek yang segera dapat ditukarkan dengan uang tunai. Ini adalah cara yang biasa mengenai
pembayaran dividen. b.
Dividen properti atau dividen dalam bentuk harta benda property dividend adalah suatu dividen yang terdiri atas suatu bagian dari harta milik perseroan
yang dibayarkan kepada para pemegang saham, sebagai ganti uang tunai atau saham perseroan. Ini dapat berupa surat–surat efek atau tanggungan dari
perseroan–perseroan lainnya, seperti cabang perseroan, obligasi–obligasi pemerintah yang dikuasai, dan lain–lain.
c. Dividen atas surat saham sementara scrip dividend yaitu suatu dividen yang
dibayarkan dalam skrip, atau dengan perkataan lain, dalam suatu promissory note, yang harus dibayarkan pada suatu waktu tertentu di kemudian hari. Jadi, ini
adalah suatu bentuk deferred dividend dividen yang ditangguhkan.
60
Widjaya I.G. Rai, Hukum Perusahaan, Jakarta : Kesaint Blanc, 2007, hal. 268-269
61
Kieso, Donald E, and Jerry J. Weygandt, Intermediate Accounting, 7
th
edition, John Willey and Sons, Inc, hal. 816
Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009
d. Dividen likuidasi liquidating dividend adalah suatu dividen yang dibayarkan
dari aktiva, kepada para pemilik suatu perseroan yang dibubarkan, atau kepada para kreditur suatu maskapai yang dilikuidir, atau dalam keadaan bangkrut, atau
kepada para ahli waris suatu warisan yang sedang diselesaikan. Pembayaran seperti itu dapat terjadi apabila suatu perusahaan jatuh bangkrut atau apabila
manajemen memutuskan untuk menjual aktiva perusahaan dan hasilnya didistribusikan kepada para pemegang saham.
e. Dividen saham stock dividend adalah suatu dividen yang dibayarkan dalam
bentuk saham perseroan itu, bukan dengan uang tunai. Dividen saham dapat berupa saham tambahan dalam perusahaan atau saham anak perusahaan yang
didistribusikan kepada para pemegang saham. Kieso dan Weygandt mengungkapkan bahwa dividen yang dibagikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham, dapat berbentuk :
62
1. cash dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk tunai.
2. stock dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk saham dengan proporsi
tertentu. 3.
skrip dividend promisory nates yaitu utang dividen dalam bentuk skript atau pembayaran dividen pada masa yang akan datang.
62
Kieso, Donald E, and Jerry J. Weygandt, Intermediate Accounting, 7
th
edition, John Willey and Sons, Inc, hal. 97
Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009
4. property dividen yaitu pembayaran dividen dalam bentuk kekayaan seperti barang
dagangan, real estate atau investasi dalam bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.
Demikian juga menurut Smith dan Skousen, pembagian dividen itu dapat berbentuk:
63
1 kas, 2 aktiva lain,
3 wesel atau surat utang lainnya dari perusahaan yang sebenarnya merupakan dividen kas yang ditangguhkan, dan
4 saham perusahaan sendiri. Dividen biasanya dibayarkan secara tunai tetapi kadang–kadang dibayarkan
dalam bentuk saham, skrip, atau beberapa aktiva lainnya. Semua dividen kecuali dividen saham, mengurangi total ekuitas pemegang saham dalam perusahaan. Karena
ekuitas akan berkurang baik melalui pembagian aktiva secara langsung maupun di masa depan. Jika dividen saham diumumkan, maka perusahaan tidak membayar
dengan aktiva atau mencatat kewajiban. Perusahaan hanya perlu menerbitkan tambahan lembar saham kepada setiap pemegang saham dan tidak lebih dari itu.
63
Smith, Jay M. dan Skousen, K Fred, Akuntansi Intermediate, Jakarta : Erlangga, 1993, hal. 334
Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009
B. Legalitas dan Kebijakan Dividen 1. Legalitas
Dividen
Pada dasarnya penggunaan laba telah dijelaskan dalam Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas :
64
Pasal 70 : 1.
Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan.
2. Kewajiban penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat
1 berhak apabila perseroan mempunyai saldo laba yang positif. 3.
Penyisihan laba bersih sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20 dua puluh
persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor.
4. Cadangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 yang belum
mencapai jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat dipenuhi oleh
cadangan lain.
Pasal 71 : 1.
Penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 70 ayat 1 diputuskan oleh
RUPS.
2. Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 70 ayat 1 dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam RUPS.
3. Dividen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 hanya boleh dibagikan
apabila perseroan mempunyai saldo laba yang positif.
Pasal 72 : 1.
Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir sepanjang diatur dalam anggaran dasar Perseroan.
2. Pembagian dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
dilakukan apabila jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan
wajib.
64
Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009
3. Pembagian dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak
boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada kreditor atau mengganggu kegiatan Perseroan.
4. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi
setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan ketentuan pada ayat 2 dan ayat 3.
5. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita
kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan.
6. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng
atas kerugian Perseroan, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 5.
Pasal 73 : 1.
Dividen yang tidak diambil setelah 5 lima tahun terhitung sejak tanggal yang ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam
cadangan khusus.
2. RUPS mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan ke
dalam cadangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 3.
Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan tidak diambil dalam jangka waktu 10
sepuluh tahun akan menjadi hak Perseroan.
Jadi, dividen yang diberikan kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing–masing pemilik dengan
tetap menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat dipenuhi oleh cadangan lain.
2. Kebijakan Dividen