Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pembagian Dividen Tata Cara Pelaporan Pajak Penghasilan atas Pembagian Dividen

2 PPh Pasal 23 dipotong pada saat dibayar atau terutang oleh : a. Badan pemerintahan, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, perwakilan perusahaan luar negeri; b. Orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 23 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Misalnya: akuntan, arsitek, dokter, notaris, PPAT kecuali PPAT tersebut adalah camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas c. Orang pribadi yang menjalankan usaha dan menyelenggarakan pembukuan. 3 Pemotong PPh Pasal 23 mengeluarkan bukti pemotongan rangkap 3 tiga yang ditujukan pada : a. Lembar 1 untuk pemegang saham b. Lembar 2 untuk lampiran SPT Masa PPh Pasal 23 c. Lembar 3 untuk Arsip

2. Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pembagian Dividen

Dasar hukum penyetoran pemotongan pajak penghasilan adalah Pasal 9 ayat 1 Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP. Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009 Skema 3. Tata cara penyetoran pajak penghasilan atas pembagian dividen 93 93 Ibid., hal. 122 JUMLAH PPh atas Dividen DALAM BUKTI PEMOTONGAN SELAMA SATU BULAN TAKWIN DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU KANTOR POS DAN GIRO DGN MENGGUNAKAN SURAT SETORAN PAJAK SSP PALING LAMBAT TGL. 10 BULAN TAKWIN BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT TERUTANGNYA PAJAK TATA CARA PENYETORAN PPh ATAS DIVIDEN APABILA TGL. 10 JATUH PD HARI LIBUR, MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA ATAU DITENTUKAN LAIN OLEH PERATURAN Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009 Penjelasan tata cara penyetoran pajak penghasilan atas pembagian dividen, yaitu : 1 Pemotong pajak wajib menghitung jumlah pajak yang dipotong atas pembagian dividen tersebut dalam satu bulan takwin masa pajak, 2 Pemotong pajak menyetor seluruh hasil pemotongan pajak atas pembagian dividen tersebut ke bank negara atau bank persepsi atau kantor pos dengan menggunakan Surat Setor Pajak SSP, 3 Penyetoran dilakukan paling lambat setiap tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan saat terutang pajak. Dalam hal tanggal 10 tersebut jatuh pada hari libur nasional, maka penyetorannya dilakukan pada hari kerja berikutnya atau jika ditentukan lain oleh peraturan perundang–undangan.

3. Tata Cara Pelaporan Pajak Penghasilan atas Pembagian Dividen

Dasar hukum untuk melaporkan hasil pemotongan dan penyetoran pajak penghasilan atas dividen adalah Pasal 3 ayat 3 Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP. Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009 TATA CARA LAPORAN PAJAK atas DIVIDEN MENGISI SPT DGN LENGKAP DAN BENAR SPT MASA PPh PSL 23 • LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PSL 23 • DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23 D.1.1.32.05 • LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN F.1.1.33.01 LAMPIRAN PD HARI KERJA SEBELUMNYA SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL 20 BULAN BERIKUTNYA KE KANTOR PELAYANAN PAJAK JIKA JATUH TEMPO PD HARI LIBUR Skema 4. Tata cara pelaporan pajak penghasilan atas pembagian dividen 94 94 Ibid., hal. 123 Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009 Penjelasan tata cara melaporkan pemotongan dan penyetoran pajak penghasilan atas dividen adalah sebagai berikut : 1 Pemotong pajak wajib mengisi dan melaporkan dengan benar hasil pemotongan dan penyetoran pajak penghasilan atas pembagian dividen dalam satu masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan SPT Masa PPh Pasal 23 rangkap 2 dua, 2 SPT Masa PPh Pasal 23 harus diisi dengan benar, ditandatangani dan dicap oleh pengurus untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, dengan melampirkan : a. Lembar ke-3 Surat Setoran Pajak yang dicap sah bahwa telah disetor, b. Lembar ke-2 bukti pemotongan PPh Pasal 23 yang telah dicap oleh Pemotong, c. Daftar bukti pemotongan PPh Pasal 23, 3 SPT Masa PPh Pasal 23 beserta lampiran dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak dimana Pemotong Pajak terdaftar Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, 4 SPT Masa PPh Pasal 23 yang lengkap dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan saat terutang pajak. Dalam hal tanggal 20 tersebut jatuh pada hari libur nasional, maka pelaporannya dilakukan pada hari kerja sebelumnya. Madong Rianto Sitanggang : Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen, 2009

B. Perlawanan Terhadap Pajak

Lepas dari kesadaran kewargaan dan solidaritas nasional, lepas pula dari pengertiannya tentang kewajiban terhadap Negara, pada sebagian besar di antara rakyat tidak akan pernah meresap kewajibannya membayar pajak sedemikian rupa sehingga memenuhinya tanpa menggerutu. Bahkan, bila ada sedikit kemungkinan saja, maka pada umumnya mereka cenderung untuk meloloskan diri dari setiap pajak. Hal ini telah ternyata di segenap negara dan sepanjang masa. Dalam usaha perlawanan inilah, terletak faktor utama dari perlawanan terhadap pajak, yang dapat dibedakan ke dalam yang dinamakan perlawanan aktif dan perlawanan pasif

1. Perlawanan aktif