Analisis Perkembangan Luas Panen, Harga Beras, Harga Jagung dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Perkembangan Luas Panen, Harga Beras, Harga Jagung dan

Ketersediaan Beras Tahun 1987-2006 Kondisi perberasan di Sumatera Utara dalam kurun waktu tahun 1987- 2006 selama 20 tahun mengalami fluktuasi dan peningkatan dimana terjadi pada peningkatan luas panen peningkatan harga beras, harga jagung dan peningkatan ketersediaan beras, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Perkembangan Luas Panen, Harga Beras, Harga Jagung dan Ketersediaan Beras Tahun 1987-2006 Di Sumatera Utara Tahun Luas Panen ha Harga Beras Rpton Harga Jagung Rpton Ketersediaan Beras ton X1 X2 X3 Y 1987 567223 315000 179000 1553511, 62 1988 672885 330000 187000 1569216, 82 1989 679423 340000 215000 1605832, 37 1990 681798 475000 226000 1654420, 53 1991 713060 540000 215000 1725608, 38 1992 752636 580000 209000 1829762, 61 1993 754569 600000 233000 1844272, 06 1994 792514 668000 290000 1946534, 72 1995 795183 900000 313000 1981024, 86 1996 790051 1050000 411000 1982432, 32 1997 797545 1100000 331000 2030115, 46 1998 823749 2136000 735000 2098902, 97 1999 838626 2483000 697000 2181303, 76 2000 847610 2178000 759000 2221007, 90 2001 801948 2709000 936000 2080237, 48 2002 765161 3152000 920000 1992888, 76 2003 825188 2908000 897000 2150743, 40 2004 802145 2994000 1007000 2160670, 22 2005 822073 3635000 1398000 2178752, 38 2006 704715 4386000 1192000 1888948, 78 ∑ 15128102 33479000 11350000 3867618, .37 x 756405,1 1673950 567500 1933809, 37 Sumber : Dinas Pertanian Pemprovsu tahun 2007, Data Diolah Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008 Analisis ketersediaan beras dilaksanakan untuk mempelajari sejauh mana kemampuan produksi beras Sumatera Utara dapat memenuhi dan surplus untuk kebutuhan regional. Pada Tabel 4.1. berdasarkan data yang diperoleh selama 20 tahun mencakup data luas panen, harga beras, harga jagung dan ketersediaan beras terhitung dari kurun waktu 1987-2006, dimana perkembangan luas panen, harga beras, harga jagung dan ketersediaan beras berfluktuasi dan peningkatan dimana luas panen yang terluas terdapat pada tahun 2000 seluas 847 610 ha dengan rata rata luas 756 405, 1 ha, harga beras yang tertinggi terdapat pada tahun 2006 harga Rp 4 386 000ton dengan rata rata harga Rp 1 673 950ton, harga jagung yang tertinggi terdapat pada tahun 2005 harga Rp 1 398 000ton dengan rata rata harga Rp 567 500ton, dan ketersediaan beras yang tertinggi terdapat pada tahun 2000 sebesar 2 221 007, 90 ton dengan rata rata ketersediaan beras sebesar 1 933 809, 37 ton. Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin luas panen, produktivitas semakin tinggi dan harga beras semakin membaik maka semakin tinggi ketersediaan beras di Sumatera Utara. Lahan sawah mempunyai arti yang terpenting dalam menentukan ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan meliputi aspek ketersediaan bahan pangan, aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan dan keamanan pangan food Safety. Lebih dari 90 beras yang dikonsumsi di Indonesia dihasilkan di dalam negeri dan sekitar 95 dari beras dalam negeri tersebut dihasilkan dari lahan sawah Susanto, 2004. Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008

4.2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras