BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berupaya menelaah ketersediaan beras Y di Sumatera Utara. Secara spesifik penelitian ini mengidentifikasikan faktor faktor yang
mempengaruhi ketersediaan beras Y yakni luas panen X
1
, harga beras X
2
, harga jagung X
3
dan ketersediaan beras tahun sebelumnya Y
t-1
.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu time series mulai tahun 1987 hingga 2006. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan software Eviews Versi 4.1 dengan mengacu pada literatur ekonometrika seperti Gujarati 1995.
Data bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS, Dinas Pertanian Sumatera Utara, Badan Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Sumatera Utara
dan sumber lain, yaitu jurnal dan hasil hasil penelitian dan kemudian diolah sesuai kebutuhan model. Data yang dikumpulkan mencakup semua variabel yang relevan
untuk keperluan estimasi.
3.3. Model Analisis
Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras di Sumatera Utara dalam penelitian ini digunakan model sebagai berikut :
Y = f X
1,
X
2,
X
3,
Y
t-1
.....................................................................1
Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008
Persamaan tersebut dengan spesifikasi model ekonometrika setelah dilogaritmakan
LY= α
+ α
1
L X
1
+ α
2
L X
2
+ α
3
L X
3
+ α
4
LY
t-1
+ μ
1.................
2 Dimana
Y = Ketersediaan Beras ton
X
1
= Luas Panen ha X
2
= Harga Beras rpton X
3
= Harga Jagung rpton Y
t-1
= Ketersediaan Beras Tahun Sebelumnya ton
α = KonstantaKoefisen intersep
α
1-
α
2-
α
3
α
4
= Koefisen regresi μ
1
= kesalahan pengganggu
3.4. Metode Analisis
Dalam penelitian ini, analisis dilakukan dengan metode Ordinary Least Square OLS. Alat bantu dalam mengolah data sekunder adalah Program Eviews
versi 4.1.
3.5. Uji kesesuaian Test of Goodness of Fit 3.5.1. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
yang bertujuan untuk melihat apakah variabel bebas cukup memberikan arti dalam menjelaskan variabel terikat. Dengan kata
lain variasi yang terjadi pada variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar R
2
3.5.2. Uji Serempak Uji F -statistik.
Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008
Uji F yang dilihat dari signifikan keseluruhan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat, Pengujian arti keselurahan regresi sampel over
all test yaitu suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
koefisien regresi signifikan atau tidak secara serempak F
tabel = K-1
n- k dimana α =
5 , n = 20 jadi F
tabel =
5 -1 20-5 = 4 15 F
tabel
sebesar 3.06. Dari keseluruhan variabel bebas secara serempak memberikan pengaruh yang sangat
signifikan F
hitung
F
tabel
α = 0.05 .
3.5.3. Uji Parsial Uji t -statistik.
Dimana uji ini adalah uji t untuk melihat signifikan dari masing masing
variabel bebas, Uji t atau t-test partial test; yaitu suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak secara parsial.
adapun pengujian α =
5 0.05, n = 20 dimana t
tabel
=
±
12 α
n-2 kemudian t tabel =
± 12 0.05 20-2 = 0.025 18 jadi nilai t
tabel
sebesar 2.101
Gujarati, 1978.
3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik.
Pada umumnya ada beberapa permasalahan yang lazim terjadi dalam model regresi linier dimana secara statistik permasalahan tersebut dapat
mengganggu model yang telah ditentukan. Bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Oleh karenanya perlu
dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang meliputi :
3.6.1. Uji Normalitas
Uji ini untuk mengetahui normal atau tidaknya faktor gangguan μ
1
. Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan chisquare probability distribution.
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Jarque-Bera
Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008
Test atau sering disebut dengan JB Test, dengan cara membandingkan nilai JB hitung terhadap vaiabel x
2
tabel, dimana kriterianya adalah sebagai berikut : 1. Jika nilai JB
hitung
nilai X
2 tabel
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual adalah berdistribusi normal ditolak.
2. Jika nilai JB
hitung
nilai X
2 tabel
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual adalah berdistribusi normal tidak dapat ditolak.
3.6.2. Uji Linieritas
Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Ramsey Ramsey RESET Test yang dikembangkan oleh Ramsey 1969. Adapun kriterianya antara
lain : 1. Jika nilai F.
hitung
nilai F
-tabel
maka hipotesis nol H yang
mengatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak diterima.
2. Jika nilai F.
hitung
nilai F
-tabel
maka hipotesis nol H yang
mengatakan bahwa spesifkasi model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar diterima.
3.6.3. Uji Multikolinearitas
Uji ini diperkenalkan oleh Ragnar Frisch 1934. Menurut Frisch suatu model regresi dikatakan menghadapi masalah multikolinearitas bila terjadi
hubungan linier yang perfect atau exact di antara beberapa atau semua variabel
bebas dari suatu model regresi. Akibatnya akan bias dalam melihat pengaruh
variabel penjelas terhadap vaiabel yang dijelaskan. Beberapa kaidah rule of
Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008
thumb yang lazim digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam satu model empiris antara lain:
1. Nilai R
2
yang dihasilkan dari estimasi model empiris sangat tinggi, tetapi tingkat signifikan variabel bebas berdasarkan uji t-statistik
sangat kecil bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan high R
2
but few significant t ratios. Jika nilai R
2
tinggi maka nilai uji F akan tidak diterima hipotesis nol bahwa nilai koefisien slope parsial secara
simultan sebenarnya sama dengan nol. 2. Menggunakan korelasi parsial examination of partial correlations
ataupun regresi bantuan subsidiary or auxiliary regression yang disarankan oleh Farrar dan Glauber 1967.
3.6.4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data time
series. Sehingga terdapat saling ketergantungan antara faktor pengganggu yang berhubungan dengan observasi yang dipengaruhi oleh unsur gangguan yang
berhubungan dengan pengamatan lainnya. Oleh sebab itu masalah autokorelasi biasanya muncul dalam data time series
t
meskipun tidak tertutup kemungkinan hal ini juga dapat terjadi dalam data cross sectional. Untuk mengetahui apakah model
menghadapi masalah autokorelasi dalam model penelitian ini dapat dilakukan pengujian dengan uji Lagrange Multiplier test LM test dengan membandingkan
nilai X
2 hitung
dengan X
2 tabel
dengan kriteria penilaian sebagai berikut : a. Jika nilai X
2 hitung
nilai X
2 tabel
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan ditolak.
Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008
b. Jika nilai X
2 hitung
nilai X
2 tabel,
maka hipotesis yang menyatakan tidak ada korelasi dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.
3.7. Batasan Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka, perlu diberikan batasan operasional
sebagai berikut : Ketersediaan beras Y adalah banyaknya beras yang berasal dari gabah
kering giling menjadi produksi beras untuk di Sumatera Utara yang tersedia mengatasi permintaan total konsumsi beras ton.
Luas panen X
1
adalah jumlah luas panen yang bisa dipanen di Sumatera Utara dengan harapan kemampuan produksi mencapai 100 .
Harga beras X
2
adalah harga barang itu sendiri yaitu variabel harga beras pada tingkat produsen yang dihitung dalam rupiahton.
Harga jagung X
3
adalah harga barang pengganti yaitu variabel harga jagung pada tingkat produsen yang dihitung dalam rupiahton.
Ketersediaan beras tahun sebelumnya Y
t-1
adalah banyaknya beras yang berasal dari gabah kering giling menjadi produksi beras pada tahun
sebelumnya untuk di Sumatera Utara yang tersedia mengatasi permintaan total konsumsi beras ton
Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Perkembangan Luas Panen, Harga Beras, Harga Jagung dan
Ketersediaan Beras Tahun 1987-2006
Kondisi perberasan di Sumatera Utara dalam kurun waktu tahun 1987- 2006 selama 20 tahun mengalami fluktuasi dan peningkatan dimana terjadi pada
peningkatan luas panen peningkatan harga beras, harga jagung dan peningkatan ketersediaan beras, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Perkembangan Luas Panen, Harga Beras, Harga Jagung dan Ketersediaan Beras Tahun 1987-2006 Di Sumatera Utara
Tahun Luas Panen
ha Harga Beras
Rpton Harga Jagung
Rpton Ketersediaan Beras
ton X1
X2 X3
Y 1987 567223 315000
179000 1553511,
62 1988 672885 330000
187000 1569216,
82 1989 679423 340000
215000 1605832,
37 1990 681798 475000
226000 1654420,
53 1991 713060 540000
215000 1725608,
38 1992 752636 580000
209000 1829762,
61 1993 754569 600000
233000 1844272,
06 1994 792514 668000
290000 1946534,
72 1995 795183 900000
313000 1981024,
86 1996 790051 1050000
411000 1982432,
32 1997 797545 1100000
331000 2030115,
46 1998 823749 2136000
735000 2098902,
97 1999 838626 2483000
697000 2181303,
76 2000 847610 2178000
759000 2221007,
90 2001 801948 2709000
936000 2080237,
48 2002 765161 3152000
920000 1992888,
76 2003 825188 2908000
897000 2150743,
40 2004 802145 2994000
1007000 2160670,
22 2005 822073 3635000
1398000 2178752,
38 2006 704715 4386000
1192000 1888948,
78 ∑ 15128102 33479000 11350000
3867618, .37
x 756405,1 1673950 567500
1933809, 37
Sumber : Dinas Pertanian Pemprovsu tahun 2007, Data Diolah
Hasman Hasyim : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras di Sumatera Utara, 2007 USU e-Repository © 2008