H. Salman : Analisis Determinan Pendapatan Usahakecil Di Kabupaten Langkat, 2009 USU Repository © 2008
ada yang tidak dapat secara langsung melakukan transaksi kredit pada bank, melainkan melalui lembaga-lembaga non bank tertentu yang terkadang belum
mendapat pengakuan yang sah. Keadaan seperti ini pada gilirannya dapat menghambat proses transaksi kredit, sehingga proses pendistribusian kredit kepada
masyarakat dapat berlangsung relatif lambat dan tak merata. Dampak keadaan tersebut pada akhirnya memungkinkan masyarakat sebagian
terpaksa lari ke lembaga perkereditan informal, sehingga banyak di antaranya yang terperangkap ke dalam kehidupan yang memprihatinkan. Dengan tingkat suku bunga
yang harus mereka bayar relatif tinggi, dan ditambah lagi beban tanggungan keluarga yang relatif besar menyebabkan mereka semakin menghadapi krisis keuangan yang
parah. Akhirnya, mereka terpaksa melepas sebagian dari harta pribadi yang mereka miliki yang akhirnya menyebabkan mereka sulit keluar dari lembah kemiskinan.
2.5 Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan
Dalam Proses produksi, perusahaan mengubah masukan input, yang juga disebut sebagai faktor produksi factors of production termasuk segala sesuatunya
yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari proses produksi, menjadi keluaran output. Misalnya sebuah pabrik roti menggunakan masukan yang
mencakup tenaga kerja, bahan baku seperti; terigu, gula dan modal yang telah diinvestasikan untuk panggangan, mixer serta peralatan lain yang digunakan. Tentu
saja setelah proses produksi berjalan akan menghasilkan produk berupa roti.
H. Salman : Analisis Determinan Pendapatan Usahakecil Di Kabupaten Langkat, 2009 USU Repository © 2008
Pyndick 2001 menjelaskan bahwa hubungan antara masukan pada proses produksi dan hasil keluaran dapat digambarkan melalui fungsi produksi. Fungsi ini
menunjukkan keluaran Q yang dihasilkan suatu unit usaha untuk setiap kombinasi masukan tertentu. Untuk menyederhanakan fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut : Q = f{K, L} ............................................................ 2.1
Persamaan ini menghubungkan jumlah keluaran dari jumlah kedua masukan yakni modal dan tenaga kerja.
Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakan dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah hasil produksi sebagai
fungsi dari modal capital dengan faktor tenaga kerja labour. Dengan demikian dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi dengan kuantitas atau jumlah tertentu
akan menghasilkan taraf pendapatan tertentu pula. Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Q =
β α
K AL
................................................................... 2.2 Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga kerja dan
barang modal. A, alpha dan beta adalah parameter-parameter positif yang dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin besar nilai A, barang teknologi
semakin maju. Parameter mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula parameter ,
mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen K sementara L
H. Salman : Analisis Determinan Pendapatan Usahakecil Di Kabupaten Langkat, 2009 USU Repository © 2008
dipertahankan konstan. Jadi, dan masing-masing merupakan elastisitas output dari modal dan tenaga kerja. Jika + = 1, maka terdapat tambahan hasil yang
konstan atas skala produksi; jika + 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika + 1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang
menurun atas skala produksi. Pada fungsi produksi Cobb-Douglas Dominic Salvatore, 2008; 147.
Berdasarkan penjelasan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas, dapat dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan modal merupakan
hal yang sangat penting diperhatikan terutama dalam upaya mendapatkan cerminan tingkat pendapatan suatu usaha produksi seperti usaha kecil. Ini berarti bahwa jumlah
tenaga kerja serta modal peralatang yang merupakan input dalam kegiatan produksi usaha kecil dapat memberikan beberapa kemungkinan tentang tingkat pendapatan
yang mungkin diperoleh.
2.6 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil