H. Salman : Analisis Determinan Pendapatan Usahakecil Di Kabupaten Langkat, 2009 USU Repository © 2008
lebih tinggi dari pada tingkat rata-rata tabungan. Tapi tidak ada satu negarapun yang pernah mempunyai tabungan marginal yang lebih tinggi dari pada tingkat rata-rata
tabungan sebelumnya.
2.4 Pasar Kredit serta Kredit Modal Kerja
Bila membahas mengenai persoalan kredit, maka pandangan kita tidak lepas dari pembahasan mengenai pasar kredit. Secara singkat pasar kredit dapat diartikan
sebagai pertemuan antara penjual dan pembeli yang ada di pasar kredit, atau dengan kata lain terjadinya transaksi kredit antara pemberi kredit kreditor dengan penerima
kredit debitor. Dalam hal ini pihak kreditor menawarkan sejumlah uang tertentu, dan pihak distributor akan menerima sejumlah uang tertentu. Selanjutnya besarnya
jumlah dana yang dapat di pinjamkan oleh Si pemberi kredit ini disebut dengan loanable funds Harunnurrasyid; 2002.
Dalam teori pasar kredit, keseimbangan pasarnya terjadi bila pertemuan antara pemerintah dan penawaran kredit. Menurut George N. Halm Dalam Farid Wijaya,
1999, faktor-faktor utama yang mempengaruhi penawaran loanable funds yaitu saving, hoarding, dishoarding, amortization quotas, turnover of working capital dan
berbagi kebijaksanaan ekonomi antara lain kebijaksanaan perpajakan atau tax policies. Selanjutnya dari segi permintaan loanable funds dipengaruhi oleh interest
rate tingkat bunga dan dependent on the anticipated profitability of the planed invesment kemampuan antisipasi perilaku keuntungan dari investasi yang di
rencanakan.
H. Salman : Analisis Determinan Pendapatan Usahakecil Di Kabupaten Langkat, 2009 USU Repository © 2008
Sedangkan menurut Charles L. Prather Dalam Wayne, 1997 dijelaskan pula kredit memperkaya konsumsi masyarakat melalui kelonggaran yang dimilikinya
untuk memiliki tempat tinggal, mobil, peralatan dan perlengkapan serta barang- barang elektronik, dan barang-barang tahan lama lainnya pada masa sekarang, dengan
janji untuk membayarnya di masa datang intern for promises to pay in future. Di samping itu, menurutnya kredit memungkinkan individu-individu untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa untuk mengatasi kebutuhan finansial darurat pada saat kelahiran anak, sakit, dan musibah kematian. Kredit juga membantu memperluas
kegiatan produksi dalam bentuk peningkatan besarnya unit proses produksi dalam bentuk peningkatan besarnya unit proses produksi dan efisiensi pengolahan produksi.
Namun demikian, kenyamanan memiliki barang-barang konsumsi yang relatif jauh berada di bawah kemampuan pendapatan sebenarnya dapat menimbulkan beban
dan kerugian konsumsi bagi masyarakat di masa datang dan menimbulkan tabungan yang dipaksakan. Suatu motif yang diharapkan dapat timbul dari kenaikan produksi
tidaklah mungkin dapat menjadi kenyatan, sehingga dapat menenggelamkan Si penerima kredit dalam kewajiban-kewajiban besar yang harus di penuhi. Di samping
itu, Si penerima kredit dapat secara terpaksa mengurangi kegiatan-kegiatannya di masa datang karena sebagian besar pendapatnnya terpaksa harus digunakan untuk
melunasi hutang dan bunga pinjaman. Apalagi dalam keadaan pinjaman yang di terima oleh si penerima kredit
tenggang waktu transaksinya relatif cukup pendek, hal ini dapat menimbulkan kesulitan bagi penerima kredit itu sendiri karena dengan secara suka rela maka ia
H. Salman : Analisis Determinan Pendapatan Usahakecil Di Kabupaten Langkat, 2009 USU Repository © 2008
harus melunasi hutang yang diperolehnya yang harus dibayarnya dalam jumlah yang cukup besar sehingga cenderung menyebabkan perubahan yang tajam dalam belanja
pendapatannya terhadap rasional harga-harga dan volume sumber-sumber daya atau input yang dipakai.
Tak dapat disangkal lagi, bahwa keberadaan lembaga perkereditan, bank yang bersifat formal maupun informal telah ikut membawa pengaruh positif namun negatif
bagi pembangunan masyarakat pedesaan. Dalam kondisi terjepit di mana lembaga keuangan formal mengalami krisis keuangan, maka masyarakat pedesaan mencari
alternatif lain memanfaatkan lembaga kredit pedesaan informal. Sebagai akibatnya, masyarakat pedesaan banyak yang terperangkap dalam genggaman praktek lintah
darat rentenir. Proses industrialisasi yang terus berjalan baik di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan. Meskipun dengan corak yang berbeda-beda di masing
wilayah-wilayah indonesia, maka lembaga keuangan akan memegang peranan dalam memenuhi dana untuk pengembangan industri.
Dalam penjelasan lain Nurimansyah Hasibuan 2003 menegaskan bahwa 95 pengrajin di daerah pedesaan yang tidak pernah dapatkan fasilitas kredit akan
menyebabkan usaha kerajinan usaha di desa sulit berkembang. Sehingga upaya untuk meningkatkan efisiensi industri banyak mengalami rintangan. Oleh karena itu
keberadaan suatu lembaga dalam perkereditan di daerah perdesaan baik yang bersifat formal maupun informal terlihat saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Disamping itu, pemberian kredit yang dilakukan oleh lembaga-lembaga perbankan ada yang memiliki mata rantai yang panjang dan rumit. Sebagian besar masyarakat
H. Salman : Analisis Determinan Pendapatan Usahakecil Di Kabupaten Langkat, 2009 USU Repository © 2008
ada yang tidak dapat secara langsung melakukan transaksi kredit pada bank, melainkan melalui lembaga-lembaga non bank tertentu yang terkadang belum
mendapat pengakuan yang sah. Keadaan seperti ini pada gilirannya dapat menghambat proses transaksi kredit, sehingga proses pendistribusian kredit kepada
masyarakat dapat berlangsung relatif lambat dan tak merata. Dampak keadaan tersebut pada akhirnya memungkinkan masyarakat sebagian
terpaksa lari ke lembaga perkereditan informal, sehingga banyak di antaranya yang terperangkap ke dalam kehidupan yang memprihatinkan. Dengan tingkat suku bunga
yang harus mereka bayar relatif tinggi, dan ditambah lagi beban tanggungan keluarga yang relatif besar menyebabkan mereka semakin menghadapi krisis keuangan yang
parah. Akhirnya, mereka terpaksa melepas sebagian dari harta pribadi yang mereka miliki yang akhirnya menyebabkan mereka sulit keluar dari lembah kemiskinan.
2.5 Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan