2.2.4. Sistem Pengelolaan Air Limbah
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan Chandra, 2007.
a. Sumber air limbah
Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain Mubarak dan Chayatin, 2009:
Rumah tangga, misalnya air bekas cucian, air bekas mandi, dan sebagainya. Perkotaan, misalnya air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan,dan
dari tempat-tempat ibadah. Industri, misalnya air limbah dari proses industri.
b. Parameter air limbah
Beberapa parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah yaitu, kandungan zat padat
total solid, suspending solid, disolved solid
, Kandungan zat organik, Kandungan zat anorganik mis, Pb, Cd, Mg, Kandungan
gas mis, O2, N, CO2, Kadungan bakteri mis, E.coli, Kandungan pH,Suhu. c.
Pengelolaan air limbah Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengelolaan terlebih dahulu, untuk dapat melaksanakan pengelolaan air limbah yang efektif perlu rencana pengelolaan yang baik. Sistem pengelolaan air limbah
yang diterapkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.
Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
Universitas Sumatera Utara
Tidak menimbulkan pencemaran air untuk perikanan, air sungai, atau tempat- tempat rekreasi serta untuk keperluan sehari-hari.
Tidak dihinggapi oleh lalat, serangga dan tikus dan tidak menjadi tempatberkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor.
Tidak terbuka dan harus tertutup jika tidak diolah. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap
Beberapa metode sederhana yang dapat digunakan untuk mengelola air limbah,
diantaranya : 1.
Pengenceran
disposal by dilution
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya
penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran terlalu
banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya : bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan,
sungai, danau, dan sebagainya, sehingga dapat pula menimbulkan banjir. 2.
Kolam Oksidasi
Oxidation ponds
Pada prinsipnya cara pengelolaan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang
algae
, bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara
1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi
Universitas Sumatera Utara
kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan di daerah terbuka, sehingga memungkinkan sirkulasi angin yang baik.
3. Irigasi
irrigation
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut. Dalam
keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama
dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein
cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman. d.
Dampak buruk air limbah Ada beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan apabila air limbah
tidak dikelola dengan baik, antara lain Mubarak dan Chayatin, 2009 : 1.
Penurunan kualitas lingkungan 2.
Gangguan terhadap keindahan 3.
Gangguan kesehatan 4.
Gangguan terhadap kerusakan benda
2.3. Sanitasi Dasar di Tempat Pengungsian berdasarkan Standar Minimal Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana dan Penanganan
Pengungsi Kepmenkes RI NOMOR : 1357 Menkes SK XII 2001 2.3.1. Pengadaan Air.
Semua orang didunia memerlukan air untuk minum, memasak dan menjaga kebersihan pribadi. Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk
keperluan minumpun tidak cukup, dan dalam hal ini pengadaan air yang layak
Universitas Sumatera Utara
dikonsumsi menjadi paling mendesak. Namun biasanya problema –problema
kesehatan yang berkaitan dengan air muncul akibat kurangnya persediaan dan akibat kondisi air yang sudah tercemar sampai tingkat tertentu. Tolok ukur kunci
pengadaan air sebagai berikut : 1
Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit–dikitnya 15 liter per orang per hari
2 Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.
3 Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter
4 1 satu kran air untuk 80–100 orang
Air di sumber –sumber harus layak diminum dan cukup volumenya untuk
keperluan keperluan dasar minum, memasak, menjaga kebersihan pribadi dan rumah tangga tanpa menyebabakan timbulnya risiko
–risiko besar terhadap kesehatan akibat penyakit
–penyakit maupun pencemaran kimiawi atu radiologis dari penggunaan jangka pendek. Tolok ukur kunci kualitas air;
1 Disumber air yang tidak terdisinvektan belum bebas kuman, kandungan
bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100 mili liter
2 Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahawa resiko pencemaransemacam
itu sangat rendah. 3
Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipa kepada penduduk yang jumlahnya lebih dari 10.000 orang, atau bagi semua pasokan air pada waktu
ada resiko atau sudah ada kejadian perjangkitan penyakit diare, air harus didisinfektan lebih dahulu sebelum digunakan sehingga mencapai standaryang
Universitas Sumatera Utara
bias diterima yakni residu klorin pada kran air 0,2 –0,5 miligram perliter dan
kejenuhan dibawah 5 NTU 4
Konduksi tidak lebih dari 2000 jS cm dan airnya biasa diminum 5
Tidak terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengguna air, akibat pencemaran kimiawi atau radiologis dari pemakaian jangka pendek,
atau dari pemakain air dari sumbernya dalam jangka waktu yang telah direncanakan, menurut penelitian yang juga meliputi penelitian tentang kadar
endapan bahan –bahan kimiawi yang digunakan untuk mengetes air itu sendiri.
Sedangkan menurut penilaian situasi nampak tidak ada peluang yang cukup besar untuk terjadinya masalah kesehatan akibat konsumsi air itu.
Kemudian berdasarkan prasarana dan perlengkapan persediaan air memiliki tolok ukur kunci :
1 Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air yang berkapasitas 10–20
liter, dan tempat penyimpan air berkapasitas 20 liter. Alat –alat ini sebaiknya
berbentuk wadah yang berleher sempit danbertutup 2
Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per bulan. 3
Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus cukup banyak untuk semua orang yang mandi secara teratur setiap hari pada jam
–jam tertentu. Pisahkan petak
–petak untuk perempuan dari yang untuk laki–laki. Bila harus ada prasarana pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga untuk
umum, satu bak air paling banyak dipakai oleh 100 orang.
2.3.2. Pembuangan Kotoran Manusia