Kondisi Jamban Kondisi Sanitasi Dasar 1. Sumber Air Bersih

kuantitasnya disuatu daerah maka penyebaran penyakit menular diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin. Kurangnya air bersih khususnya untuk menjaga kebersihan diri dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit karena jamur, bakteri, termasuk juga penyakit scabies Notobroto,2005.

5.1.2. Kondisi Jamban

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kondisi jamban yang digunakan para pengungsi tidak memenuhi syarat berdasarkan Standar Minimal Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana dan Penanganan Pengungsi Kepmenkes RI NOMOR : 1357 Menkes SK XII 2001. Berdasarkan kondisi jamban di posko pengungsian hampir di semua tempat pengungsian kekurangan jamban yang seharusnya satu jamban untuk 20 orang seperti di gedung KWK Berastagi dengan jumlah sebanyak 185 orang terdapat 6 jamban namun yang terpakai hanya 2. Banyaknya jamban yang tidak terpakai disebabkan jamban yang tersumbat dan tidak memiliki pintu. Selain itu kondisi jamban yang ada sangat kotor terdapat kotoran manusia di sekitar jamban dan ventilasi jamban yang tidak cukup baik tidak sehingga membuat jamban menjadi bau, juga tidak cukup lampu untuk penerangan dan ketidaktersediaan air dan alat pembersih semakin memperparah keadaan jamban di posko pengungsian. Asumsi peneliti menyatakan bahwa perlu dilakukan penambahan jamban sesuai dengan jumlah pengungsi yang ada disetiap posko dan juga perlu dilakukan perbaikan jamban di setiap posko pengungsian karena jika tidak dilakukan perbaikan akan semakain memperparah kondiosi jamban yang masih ada karena jamban yang tidak terpakai menyebabkan bau yang tidak sedap dan menjadi Universitas Sumatera Utara tempat perkembangbiakan vector penyakit seperti tikus dan lalat. Untuk perawatan dan kebersihan jamban harus ada tanggung jawab bersama dari para pengungsi. Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit diantaranya tipus, kolera, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dan sebagainya.Kotoran manusia merupakan buangan padat yang selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan, juga merupakan media penularan penyakit pada masyarakat. Oleh sebab itu perlu sekali menjaga kebersihan jamban dan kamar mandi, sehingga tidak terjadi penularan penyakit yang diakibatkan oleh tinja. Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa sanitasi yang baik dapat mengurangi penularan mikroba yang menyebabkan diare dengan cara mencegah kontaminasi tinja manusia dengan lingkungan. Meningkatnya sarana sanitasi dapat mengurangi insiden diare sebesar 36. Di dalam penelitian lainnya menyebutkan bahwa penggunaan jamban efektif dapat mengurangi insiden penyakit diare sebesar 30. Ode, 2011. 5.1.3.Pengelolaan Limbah Padat Hasil observasi kondisi pengelolaan limbah padat yang ada di posko pengungsian Kabupaten Karo tidak memenuhi syarat kesehatan menurut standar minimal penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan penanganan pengungsi Kepmenkes RI NOMOR : 1357 Menkes SK XII 2001. Hal ini disebabkan sampah rumah tangga tidak dibuang dari pemukiman, tidak terdapat tempat pembakaran limbah padat yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan secara benar dan aman, tidak ada tempat pembuangan akhir untuk Universitas Sumatera Utara sampah padat berada dilokasi tertentu, tidak tersedia satu wadah sampah berkapasitas 100 liter per 10 keluarga Menurut asumsi peneliti barakarlah sampah-sampah yang dapat dibakar pembakaran hanya dilakukan pada saat situasi tanggap darurat. Sampah- sampah yang tidak dapat di bakar sebaiknya di tanam di lubang khusus yang sudah digali sebelumnya, minimal 20 meter dari tempat hunian dan tempat pengambilan air bersih. Sedapat mungkin warga diajak untuk memisahkan sampah makanan dan sampah non makanan supaya sampah makanan bias dijadikan kompos. Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan berkembangbiaknya serangga dan tikus, dapat menjadi sumber pengotoran tanah, pencemaran air dalam tanah, dan pencemaran udara, serta dapat menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit yang membahayakan kesehatan. Sampah mempunyai pengaruh terhadap kondisi lingkungan dan status kesehatan masyarakat.Pola aktifitas dan kehidupan masyarakat juga berpengaruh terhadap volume, komposisi dan produksi sampah. Sampah yang dibuang begitu saja akan mudah mencemari lingkungan dan membahayakan masyarakat karena dapat menyebabkan penyakit diare Junais, dkk, 2008.

5.1.4. Pengelolaan Limbah Cair