dua dusun yang berlindung di 33 pusat pengungsian. Komando tanggap darurat masih terus memenuhi kebutuhan dasar pengungsi yang tersisa.
2.10. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Korban Letusan Gunung Sinabung
di Posko
Pengungsian Kondisi fasilitas sanitasi dasar
Keluhan Kesehatan Tidak
memenuhi syarat
menurut Kepmenkes
RI NOMOR : 1357
Menkes SK XII 2001
Memenuhi syarat
menurut Kepmenkes
RI NOMOR : 1357
Menkes SK XII 2001
Universitas Sumatera Utara
46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan
cross sectional
Hidayat, 2009
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di Posko Pengungsian Kabupaten Karo dengan alasan karena di Kabupaten Karo ini telah terjadi musibah letusan gunung
Sinabung sehingga banyak masyarakat yang harus mengungsi di posko-posko pengungsian yang dilengkapi sarana sanitasi dasar.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada bulan Agustus 2014 – April 2015.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh obyek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti Arikunto, 2002. Populasi dalam penelitian ini adalah Bapak atau Ibu
yang menjadi kepala keluarga yang tinggal di posko pengungsian Kabupaten Karo yaitu sebanyak 725 KK pengungsi.
3.3.2. Sampel
Penentuan jumlah sampel bila populasi lebih kecil dari 10.000, maka pengambilan sampel dapat dilakukan dengan rumus Tarro Yamane dalam teori
Notoatmojo 2005 maka disimpulkan bahwa besar sampel adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : N = Besar populasi
n = Besar sampel d = Tingkat Kepercayaan ketepatan yang diinginkan 0,1
Maka : n = 725 1 + 725 0,1
2
n = 725 8,52 n = 88,26 dibulatkan menjadi 88 KK
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 88 Responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik
Cluster Sampling area sampling
atau sampling daerah. Teknik ini digunakan apabila karakteristik yang akan diukur dalan setiap populasi
tidak tersedia seluruhnya, hal ini dikarenakan beberapa kendala seperti terlalu besarnya ukuran populasi, keterbatasan dana dan waktu. Teknik cluster sampling
dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara
sampling juga Notoatmodjo, 2005. Tahap pertama adalah memnentukan daerah, dalam hal ini lokasi
pengungsian ada di kabupaten Karo. Yakni Gedung Serba Guna, GBKP Kota Berastagi, Klasis GBKP Berastagi, KWK Berastagi, UKA 1, UKA2, dan UKA 3.
Tahap kedua, adalah penarikan sampel dari Kepala Keluarga dari tiap masing- masing posko dengan dengan rumus sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Cara Pengambilan Sampel Pada Tiap Posko No
Lokasi Posko Rumus
Sampel
1. Gedung Serba Guna
311752 x 88 37
2. GBKP Kota Berastagi
15752 x 88 2
3. Klasis GBKP Berastagi
98752 x 88 11
4. KWK Berastagi
37752 x 88 4
5. UKA 1
140752 x 88 16
6. UKA 2
92752 x 88 11
7. UKA 3
59752 x 88 7
Total 752 KK
88
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah sampel yang sesuai kriteria inklusi, yaitu kriteria dimana subyek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian, memenuhi syarat sebagai sampel. a
Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Bersedia menjadi responden
b. Pengungsi korban bencana letusan gunung sinabung
c. Suami atau istri yang memiliki status sebagai kepala keluarga
d. Telah bermukim di lokasi pengungsian minimal selama 6 enam bulan
saat penelitian dilakukan. b
Kriteria eksklusi Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data. Terdapat beberapa
teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi atau pengamatan,
wawancara dan dokumentasi. Observasi adalah dasar semua pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi atau pengamatan dilakukan terhadap
kondisi sanitasi dasar .
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dengan memberikan skor jika hal yang diamati muncul. Sedangkan
wawancara dilakukan untuk mengetahui keluhan kesehatan responden menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup. Adapun kisi-kisi lembar observasi
dan kuesioner keluhan kesehatan dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 yaitu lebar obeservasi dan kuesioner adalah keluhan kesehatan.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Hasil observasi atau
pengamatan akan lebih dipercaya apabila didukung dengan adanya dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa foto mengenai kondisi sanitasi
dasar yang di Posko Pengungsian Kabupaten Karo.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Definisi Operasional