PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA

organisasi Aarons Sawitzky, 2006. Kualitas iklim organisasi yang tinggi berhubungan dengan karyawan dan berpengaruh berpengaruh positif untuk tetap bertahan di dalam organisasi Kinicki, 2009. Patterson, Warr dan West 2004 menemukan bahwa iklim organisasi yang positif berkorelasi dengan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi pengalaman karyawan. Iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi karyawan, sikap, dan perilaku, baik dalam organisasi maupun individu.

C. PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA

PADA KARYAWAN PT PUPUK ISKANDAR MUDA LHOKSEUMAWE Stres kerja merupakan hasil dari karakteristik dari lingkungan kerja yang menimbulkan ancaman pada individu Rice, 1987. Menurut Rice 1987, salah satu hal utama yang menimbulkan kekhawatiran akibat stres kerja dan lingkungan kerja adalah jumlah kerugian ekonomi besar yang akan diderita akibat stres kerja dan kondisi kerja yang tidak aman. Stres kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan fisik, faktor individu, faktor kelompok, dan faktor organisasi. Faktor organisasi telah dikenal sebagai faktor yang menciptakan stres bagi karyawan di tempat kerja Greenhaus Beutell, 1985. Matteson dan Ivancevich dalam Luthans, 2005 mengungkapkan bahwa faktor organisasi mencakup struktur organisasi, iklim organisasi, desain pekerjaan, dan karakteristik tugas. Selain itu, Greenberg 2008 mengemukakan bahwa terdapat lima sumber stres yaitu intrinsic to the job, role in the organization, career development, Universitas Sumatera Utara relationship at work, dan organizational structure and climate. Iklim organisasi merupakan salah satu sumber yang dapat menimbulkan stres kerja. Kurangnya partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, tidak adanya rasa saling memiliki, kurangnya konsultasi yang efektif, komunikasi yang buruk, pembatasan perilaku, dan iklim politis kantor merupakan iklim organisasi yang dapat menimbulkan stres kerja Greenberg, 2008. Iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para karyawan melakukan pekerjaan mereka Davis Newstorm, 2001. Iklim organisasi merupakan sebuah konsep yang menguraikan alam subyektif atau kualitas lingkungan organisasi sebagaimana dipersepsikan oleh orang-orang yang bekerja dan tinggal di dalam lingkungan organisasi Litwin Stringer, 1968. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya setiap tenaga kerja berhubungan langsung dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang aman dan sehat sangat diperlukan oleh setiap orang, karena kondisi kerja yang nyaman seseorang dapat bekerja secara tenang, sehingga hasil kerjanya pun dapat diharapkan memenuhi standart yang telah ditetapkan. Lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap karyawan positif dan memberi dorongan untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik lagi Idrus, 2006. Iklim yang ada di perusahaan menyebabkan karyawan dengan sepenuh hati menyukai pekerjaan mereka atau justru pekerjaan menjadi hambatan secara psikologis bagi mereka Kahn, 1990. Iklim organisasi yang terbentuk di dalam organisasi akan mempengaruhi bagaimana karyawan menerima lingkungan kerja sebagai sesuatu hal yang menyenangkan dan nyaman secara psikologis Brown Universitas Sumatera Utara Leigh, 1996. Iklim organisasi akan dipersepsikan positif oleh karyawan, ketika karyawan merasa yakin bahwa kontribusi yang mereka berikan pada organisasi bermanfaat untuk pencapaian sasaran organisasi, akan membuat karyawan lebih terlibat dalam pekerjaannya. Keberhasilan suatu organisasi dengan membentuk iklim yang kondusif akan mempengaruhi komitmen karyawan sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan Bacal, 1999. Iklim organisasi yang positif berkorelasi dengan hasil kerja yang positif, sikap karyawan kerja yang positif, dan menurunkan niat untuk meninggalkan organisasi Aarons Sawitzky, 2006. Kualitas iklim organisasi yang tinggi berhubungan dengan karyawan dan berpengaruh positif untuk tetap bertahan di dalam organisasi Kinicki, 2009. Menurut Litwin dan Stringer 1968, dimensi struktur mengukur perasaan karyawan mengenai batasan dalam kelompok, undang-undang, peraturan, dan prosedur yang ada dalam organisasi. Dimensi standar mengukur pentingnya standar serta hasil kerja yang diinginkan perusahaan. Struktur organisasi, standar, serta gaya dan kualitas kepemimpinan merupakan beberapa penyebab stres dalam suatu organisasi. Perubahan yang terjadi terkait dengan halini akan memicu terjadinya stres kerja Deborah Preston, 2003. Dimensi tanggung jawab mengukur sejauh mana karyawan dapat pemimpin bagi diri sendiri, diharuskan memeriksa kembali keputusan serta menyelesaikan tugasnya dengan baik. Karyawan yang dibatasi dalam proses pengambilan keputusan terkait pekerjaannya akan menghasilkan stres Kellyoway Universitas Sumatera Utara Barling, 1991. Selain itu, perubahan peran dan tanggung jawab akan menyebabkan terjadinya stres kerja Sharratt, 2003. Dimensi imbalan mengukur perasaan di hargai atas pekerjaan yang telah diselesaikan. Schneider 2003 menemukan bahwa sikap karyawan tentang kepuasan terhadap gaji berkorelasi dengan kinerja. Jika karyawan merasa tidak cukup di hargai utk kinerja mereka, mereka akan cenderung mengalami stres Harrison, 1997. Dimensi resiko mengukur perasaan karyawan mengenai keberanian perusahaan dalam menghadapi resiko dan tantangan. Karyawan yang merasa yakin bahwa perusahaan akan mampu menghadapi tantangan nantinya akan mempengaruhi kadar kepercayaan karyawan terhadap perusahaan tersebut Davis Newstorm, 2001. Dimensi dukungan mengukur perasaan saling percaya dan mendukung yang berlaku di kelompok kerja. Rendahnya kualitas hubungan interpersonal di tempat kerja serta kurangnya dukungan dari orang lain di tempat kerja adalah potensi sumber ketegangan yang berhubungan dengan pekerjaan Iqbal, 2002. Dimensi kehangatan mengukur perasaan persahabatan baik yang hadir dalam kelompok kerja. Hubungan sosial memainkan peranan penting. Hubungan sosial yang baik merupakan sumber seseorang untuk mengatasi stres Billings Moss, 1984. Dimensi konflik mengukur perasaan karyawan mengenai penyelesaian permasalahan masalah secara terbuka. Ketika tuntutan individu yang ingin ikut dalam proses penyelesaian masalah bertentangan dengan tuntutan organisasi, hal ini akan menyebabkan stres Kahn Byosiere, 1992. Karyawan yang dilibatkan Universitas Sumatera Utara dalam penyelesaian masalah yang ada di perusahaan akan merasa menjadi anggota organisasi dan hal ini akan meningkatkan kepuasan kerja Greenberg, 2008. Dimensi identitas mengukur perasaan seseorang tentang dirinya sebagai anggota perusahaan. Adanya komunikasi efektif antar karyawan diharapkan akan timbul suatu perasaan pengakuan bahwa karyawan merupakan bagian dari perusahaan dan hal ini akan meningkatkan semangat kerja Shuterland Cooper, 1990. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, terlihat adanya pengaruh iklim organisasi terhadap stres kerja.

D. HIPOTESIS PENELITIAN