Kategorisasi pada tabel 19 menunjukkan bahwa stres kerja subjek yang termasuk ke dalam kategori rendah berjumlah 47 orang 64,4. Kemudian
jumlah subjek yang tergolong dalam kategori sedang sebanyak 26 orang 35,6 dan tidak ada subjek yang tergolong kedalam kategori stres kerja tinggi.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh iklim organisasi terhadap stres kerja pada karyawan PT. PIM. Hipotesi
s dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh antara iklim organisasi terhadap stres kerja
yang dialami karyawan”. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa iklim organisasi berpengaruh negatif
terhadap stres kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif iklim organisasi yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin rendah stres kerja yang dialami
oleh karyawan tersebut. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis regresi sederhana
pada sampel karyawan PT.PIM, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,472 yang berarti semakin negatif iklim organisasi yang dirasakan oleh individu maka
semakin tinggi stres kerja yang dialami. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinan R
2
sebesar 0,222 atau 22,2. Hal ini berarti bahwa iklim organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 22,2 terhadap
stres kerja yang dialami karyawan. Sedangkan sisanya 77,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa masih
banyak faktor lain selain iklim organisasi, yang dapat mempengaruhi stres kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan Litwin Stringer 1968 yang mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan salah satu sumber stres bagi
karyawan di organisasi. Ada pula beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi stres kerja pada karyawan, antara lain pengembangan karir, ambiguitas peran
Greenberg, 2008, adanya ketidakpastian, imbalan yang tidak adil Davis and Newstorm, 2001, dan sebagainya. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang
dilakukan pada salah seorang karyawan PT.PIM : “Karena kondisi perusahaan kayak gini dek jadinya kami udah gak ada
promosi jabatan lagi, udah gak berharap lagi pun, gak di “rumahkan” aja udah bersyukur kali.”
Komunikasi personal, 7 Juli 2014
Selain itu, adanya ketidakpastian dari perusahaan juga dapat mengakibatkan terjadinya stres kerja pada karyawan. Hal ini terlihat dari
wawancara yang dilakukan dengan salah seorang karyawan PT.PIM : “Selama kondisi perusahaan kayak gini semua jadi serba gak pasti, dalam
bekerja kami dibayangi ketidakpastian. Ini lagi mau ada pengurangan lagi, udah pada stres semua karyawan sekarang”.
Komunikasi personal, 7 Juli 2014
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Johanneson 1973 yang mengungkapkan bahwa meningkatnya karyawan yang
mengalami stres dalam suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh iklim organisasi yang dirasakan negatif oleh anggota organisasi. Selain itu, Bacal 1999
mengemukakan bahwa keberhasilan suatu organisasi membentuk iklim yang kondusif akan mempengaruhi komitmen karyawan sehingga akan meningkatkan
kinerja karyawan. Akan tetapi apabila iklim yang terbentuk tidak kondusif maka
Universitas Sumatera Utara
akan mengakibatkan stres kerja yang akan berdampak merugikan bagi karyawan. Greenberg 2008 juga menyatakan bahwa iklim organisasi yang negatif
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stres kerja. Dari kategorisasi data diperoleh bahwa subjek yang merasa iklim organisasi
sedang sebanyak 60 orang, dan subjek yang merasakan iklim organisasi positif sebanyak 13 orang. Akan tetapi tidak ada subjek yang merasakan iklim organisasi
negatif di tempat kerja. Mayoritas subjek berada pada rentang sedang menuju tinggi positif. Hal ini berarti iklim organisasi yang dirasakan subjek di
perusahaan cenderung positif. Walaupun perusahaan mengalami perubahan iklim organisasi dari sebelumnya, karyawan cepat beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi sehingga para karyawan dapat mengatasi stres kerja yang mungkin muncul. Selanjutnya subjek yang merasakan stres kerja sedang sebanyak 26 orang
dan subjek yang merasakan stres kerja rendah sebanyak 47 orang. Dari kategori data didapatkan bahwa stres kerja yang dialami karyawan berada dalam kategori
sedang dan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah diterima, dimana iklim organisasi yang dirasakan
negatif oleh karyawan akan menyebabkan stres kerja yang dialami akan semakin tinggi dan sebaliknya iklim organisasi yang dirasakan positif oleh karyawan akan
menyebabkan stres kerja yang dialami akan semakin rendah. Ini berarti bahwa iklim organisasi cukup mempengaruhi walaupun tidak terlalu signifikan.
Untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan stres kerja karyawan dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan mean empirik. Jika dilihat
perbandingan antara
mean
empirik dengan
mean
hipotetik dari iklim organisasi,
Universitas Sumatera Utara
maka diperoleh
mean
empirik lebih besar daripada
mean
hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa iklim organisasi yang dirasakan oleh subjek penelitian lebih
positif daripada rata-rata iklim organisasi pada populasi umumnya. Jika dilihat perbandingan antara
mean
empirik dengan
mean
hipotetik dari stres kerja, maka diperoleh
mean
hipotetik lebih besar daripada
mean
empirik. Hasil ini menunjukkan bahwa stres kerja yang dirasa subjek penelitian lebih
rendah daripada stres kerja yang dialami populasi pada umumnya. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Iklim organisasi di persepsikan positif oleh karyawan PT PIM sehingga stres
kerja yang dirasakan oleh karyawan berada pada kategori stres kerja rendah hingga sedang.
2. Iklim organisasi berpengaruh terhadap stres kerja
pada karyawan PT. PIM. Nilai koefisien regresi yang bernilai negatif mengindikasikan adanya pengaruh
negatif antara iklim organisasi dengan stres kerja yang berarti bahwa semakin positif iklim organisasi yang dipersepsikan oleh karyawan mengakibatkan
stres kerja yang alami karyawan akan semakin rendah. 3.
Berdasarkan kategorisasi data hipotetik iklim organisasi, sebagian besar subjek berada pada kategori iklim organisasi netral dan sisanya berada pada
kategori iklim organisasi positif. 4.
Berdasarkan kategorisasi data hipotetik stres kerja, sebagian besar subjek berada pada kategori stres kerja rendah, dan sisanya berada pada kategori stres
kerja sedang.
Universitas Sumatera Utara