13
Gambar a menunjukkan spektrum serapan normal yang diderivatisasi sampai spektrum derivat keempatnya, sedangkan Gambar b menunjukkan
spektrum yang saling tumpang tindih yang diderivatisasi mulai dari spektrum serapan normal hingga spektrum derivat keempat Talsky, 1994.
Spektrum derivatif merupakan sebuah plot perubahan serapan dengan panjang gelombang. Spektrum derivatif pertama dilambangkan dengan dAd
λ, spektrum derivatif kedua dilambangkan dengan dA
2
dλ
2
, dan seterusnya Ditjen POM, 1995. Menurut Talsky 1994 hal ini dapat dilihat dari persamaan hukum Lambert-
Beer berikut ini :
dAd λ =
bc x
d cm
dA
λ
1 ,
1
dA
2
d λ
2
=
bc x
d cm
A d
2 2
1 ,
1
λ
d
n
=
bc x
d cm
A d
n n
λ
1 ,
1
2.3.2 Metode Evaluasi Spektra pada Spektrofotometri Derivatif
Ada empat metode umum yang digunakan untuk evaluasi spektra pada spektrofotometri derivatif yaitu metode peak-peak, metode peak-tangent, metode
peak-zero zero crossing, dan metode peak-peak ratio rasio spektra Talsky, 1994; Nurhidayati, 2007.
Pada metode peak-peak, absorbsinya diukur dari puncak maksimum sampai minimum yang ditunjukkan P
1
, P
2
, dan P
3
pada gambar a sedangkan pada metode peak-tangent, absorbsinya diukur dari puncak maksimum sampai pertengahan
puncak minimum yang dapat ditunjukkan pada t
1
, t
2
, dan t
3
pada gambar b. Pada
14
metode peak-zero, absorbsinya diukur dari puncak maksimum sampai titik nol kurva yang ditunjukkan pada z
1
, z
2
, z
3
, z
4
, dan z
5
pada gambar c sedangkan pada metode peak-peak ratio, absorbsinya diukur sebagai perbandingan antara P
1
dengan P
2
yang ditunjukkan pada gambar d Talsky, 1994. Kurva aplikasi metode evaluasi spektra derivatif dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Kurva aplikasi metode evaluasi spektra derivatif Talsky, 1994
Metode zero crossing merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pemilihan panjang gelombang analisis untuk campuran biner Aziz, 2006. Panjang
gelombang zero crossing adalah panjang gelombang dimana senyawa tersebut mempunyai serapan nol dan menjadi panjang gelombang analisis untuk zat lain
dalam campurannya. Pengukuran pada metode zero crossing tiap komponen dalam campuran merupakan fungsi tunggal konsentrasi dari yang lainnya Nurhidayati,
2007. Kurva sederhana aplikasi zero crossing dapat dilihat pada Gambar 2.5. a
Kurva aplikasi metode evaluasi peak-peak
b Kurva aplikasi metode evaluasi peak-tangent
c Kurva aplikasi metode evaluasi peak-zero
d Kurva aplikasi metode evaluasi peak- peak ratio
15
Gambar 2.5. Kurva sederhana aplikasi zero crossing Talsky, 1994
2.3.3 Kegunaan Spektrofotometri Derivatif
Metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk analisis kuantitatif zat dalam campuran yang spektrumnya mungkin tersembunyi dalam suatu bentuk
spektrum besar yang saling tumpang tindih dengan mengabaikan proses pemisahan zat yang bertingkat-tingkat. Dalam bidang farmasi, karena terkait terapi, penetapan
kadar obat adalah kontrol kualitas pada industri farmasi. Metode spektrofotometri derivatif adalah teknik analisis dengan kemampuan memisahkan campuran obat
yang memiliki spektra tumpang tindih Nurhidayati, 2007.
2.4.Validasi metode
Validasi metode adalah suatu proses yang menunjukkan bahwa prosedur analitik telah sesuai dengan penggunaan yang dikehendaki. Proses validasi metode
untuk prosedur analitik dimulai dengan pengumpulan data validasi oleh pelaksana guna mendukung prosedur analitiknya Bliesner, 2006. Validasi metode yang
sempurna hanya dapat terjadi jika metode tersebut sudah dikembangkan dan sudah dioptimasi Rohman, 2007.
Hasil validasi metode dapat digunakan untuk memutuskan kualitas, reabilitas, dan konsistensi dari hasil analisis Huber, 2007. Adapun karakteristik dalam
16
validasi metode menurut United States Pharmacopeia USP 30 yaitu akurasi, presisi, spesifisitas, batas deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang, dan
kekuatanketahanan.
2.4.1 Akurasi