16
validasi metode menurut United States Pharmacopeia USP 30 yaitu akurasi, presisi, spesifisitas, batas deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang, dan
kekuatanketahanan.
2.4.1 Akurasi
Akurasi adalah kedekatan nilai hasil uji yang diperoleh melalui metode analisis dengan nilai yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan dengan persen perolehan
kembali recovery. Akurasi dapat ditentukan dengan dua metode, yaitu spiked- placebo recovery metode simulasi dan standard addition method metode
penambahan baku. Pada metode spiked-placebo recovery, analit murni ditambahkan spiked ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi, lalu
campuran tersebut dianalisis dan jumlah analit yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah analit yang telah diketahui konsentrasinya dapat ditambahkan langsung ke
dalam sediaan farmasi. Metode ini dinamakan metode penambahan baku USP 30 NF 25, 2007; Ermer dan Mcb.Miller, 2005; Harmita, 2004.
Menurut Harmita 2004, dalam metode penambahan baku, sejumlah sampel yang dianalisis ditambah analit dengan konsentrasi biasanya 80 sampai 120 dari
kadar analit yang diperkirakan, dicampur, dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya. Dalam kedua metode tersebut,
persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya.
2.4.2 Presisi
Presisi adalah ukuran keterulangan metode analisis, termasuk di antaranya kemampuan instrumen dalam melakukan hasil analisis yang reprodusibel. Presisi
17
dinyatakan sebagai standar deviasi relatif. Berdasarkan USP 30, karakteristik presisi ada tiga tingkatan, yaitu keterulangan repeatability, presisi antara intermediate
precision, dan reprodusibilitas reproducibility. Keterulangan dilakukan dengan cara menganalisis sampel yang sama oleh analis yang sama menggunakan
instrumen yang sama dalam periode waktu yang singkat. Presisi antara dikerjakan oleh analis yang berbeda sedangkan reprodusibilitas dikerjakan oleh analis yang
berbeda dan di lab oratorium yang berbeda USP 30 NF 25, 2007; Satiadarma, dkk., 2004.
2.4.3 Spesifisitas
Spesifitas adalah suatu ukuran seberapa mampu metode tersebut mengukur analit saja dengan adanya senyawa-senyawa lain yang terkandung di dalam sampel
Watson, 2005. Secara umum, spesifitas dapat ditunjukkan oleh minimalnya gangguan oleh senyawa lain terhadap hasil analisis misalnya mendapatkan hasil
yang sama dengan atau tanpa senyawa pengganggu. Pendekatan tidak langsung adalah lewat pengamatan karakteristik akurasi dari metode tersebut. Bila akurasi
metode telah dapat diterima maka metode tersebut otomatis telah masuk kriteria sebagai metode yang spesifik Ermer dan Mcb.Miller, 2005.
2.4.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantifikasi