Nurul Huda Effendi : Pengaruh Penambahan Variasi Massa Pati Soluble Starch Pada Pembuatan Nata De Coco Dalam Medium Fermentasi Bakteri Acetobacter xylinum, 2009.
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Jumlah penambahan massa pati soluble starch K
et eb
al an
cm
memiliki kemampuan yang luar biasa untuk memproduksi nata dan jika pertumbuhan bakteri optimum maka ketebalan nata yang dihasilkan juga akan menjadi lebih baik.
Dari penelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa ketebalan nata de coco dipengaruhi oleh daya kerja bakteri Acetobacter xylinum dalam mengubah gula
menjadi selulosa, sehingga jika kadar gula yang ditambahkan semakin tinggi maka nata yang dihasilkan juga akan semakin tebal, namun jika kadar gula yang
ditambahkan terlalu tinggi maka bakteri Acetobacter xylinum tidak akan bisa bekerja dengan maksimum karena kadar gula yang terlalu tinggi dapat menghambat
pertumbuhan dan daya kerjanya. Dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa terjadi penurunan ketebalan nata pada
penambahan pati soluble starch 1,0 dan 3,0. Dimana pada penambahan pati soluble starch 1,0 diperoleh ketebalan 0,99 cm dan pada penambahan pati soluble
starch 3,0 diperoleh ketebalan 1,14 cm. Nata de coco yang paling tebal diperoleh dari perlakuan dengan penambahan pati soluble starch 2,5 yaitu 1,34 cm dan yang
paling tipis diperoleh dari perlakuan tanpa penambahan pati soluble starch 0,74 cm.
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengukuran Ketebalan cm Pada Pembuatan Nata de Coco dengan Variasi Jumlah Penambahan Pati Soluble Starch
4.4.2 Pengaruh Variasi Penambahan Massa Pati Soluble Starch Terhadap Kadar Air Nata de Coco
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kadar air yang tinggi diperoleh dari nata de coco dengan penambahan pati soluble starch 1,5 yaitu sebesar 93,36 dan
Nurul Huda Effendi : Pengaruh Penambahan Variasi Massa Pati Soluble Starch Pada Pembuatan Nata De Coco Dalam Medium Fermentasi Bakteri Acetobacter xylinum, 2009.
kadar air yang paling rendah diperoleh dari nata de coco dengan penambahan pati soluble starch 2,5 yaitu sebesar 89,73. Hal ini mungkin disebabkan karena
aktivitas kerja dari bakteri Acetobacter xylinum selama proses pembuatan nata de coco berlangsung. Dimana menurut Wahyudi, bakteri Acetobacter xylinum apabila
ditambahkan pada medium gula, membentuk oksidasi lanjutan, yaitu mampu mengoksidasi asam asetat menjadi CO
2
dan H
2
O. Sehingga dengan penambahan jumlah gula yang semakin banyak maka kadar air yang dihasulkan akan semakin
banyak pula. Namun dalam penelitian ini, kadar air menurun dengan penambahan pati soluble starch 2,5, hal ini mungkin disebabkan karena pati yang ditambahkan
sebagian besar diubah menjadi serat dan karena adanya penjenuhan, karena menurut Muljono dalam banyak keadaan bila konsentrasi nutrien semakin meningkat maka
akan terbentuk suatu daerah penghambat substrat. Selain itu, dari penelitian sebelumnya, diketahui bahwa pH, suhu, dan penambahan bahan kimia lainnya juga
dapat mempengaruhi kadar air nata de coco yang dihasilkan.
Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengukuran Kadar Air Pada Pembuatan Nata de Coco dengan Variasi Jumlah Penambahan Pati Soluble Starch
4.4.3 Pengaruh Variasi Penambahan Massa Pati Soluble Starch Terhadap Kadar Abu Nata de Coco
89.5 90
90.5 91
91.5 92
92.5 93
93.5 94
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Jumlah penambahan massa pati stoluble starch K
ad ar
ai r
Nurul Huda Effendi : Pengaruh Penambahan Variasi Massa Pati Soluble Starch Pada Pembuatan Nata De Coco Dalam Medium Fermentasi Bakteri Acetobacter xylinum, 2009.
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Jumlah penambahan massa pati soluble starch K
ad ar
ab u
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kadar abu pada masing- masing nata de coco dengan adanya penambahan pati soluble starch, tapi terjadi
penurunan kadar abu pada nata de coco dengan penambahan pati soluble starch 2,0. Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan fisik dan kimia dari nata de
coco tersebut. Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kadar abu juga dipengaruhi oleh kadar airnya yang dikerjakan terlebih dahulu., dan oleh ketebalan
nata yang dihasilkan, sehingga semakin tebal nata yang dihasilkan maka semakin tinggi kadar abu yang diperoleh.
Kadar abu paling tinggi diperoleh dari nata de coco dengan penambahan pati soluble starch 3,0 yaitu sebesar 1,44 dan kadar abu paling rendah diperoleh dari
nata de coco tanpa penambahan pati soluble starch yaitu sebesar 0,19.
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengukuran Kadar Abu Pada Pembuatan Nata de Coco
dengan Variasi Jumlah Penambahan Pati Soluble Starch
4.4.4 Pengaruh Variasi Penambahan Massa Pati Soluble Starch Terhadap Kadar Serat Nata de Coco