Pendekatan Transaksional Tansaksional Approach

9 berbagai negara dapat berbeda-beda. Umumnya defenisi uang beredar di negara maju lebih kompleks dibandingkan di negara sedang berkembang. Defenisi tersebut dibagi berdasarkan dua pendekatan, yaitu pendekatan transaksional transaction approach dan pendekatan likuiditas liquidity approach Manurung dan Prathama, 2004 :13.

1. Pendekatan Transaksional Tansaksional Approach

Pendekatan ini memandang jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan transaksi. Pada paraktiknya, pendekatan ini digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar dalam arti sempit M1 narrow money. M1 mencakup uang kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku diluar dari bank umum currency out of bank –COB. Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tabungan berjangka yang sudah jatuh tempo, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter. 2. Pendekatan Likuiditas Liquidity Approach Pendekatan ini mendefenisikan jumlah uang beredar adalah jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi quasy money. Pertimbangannya adalah sekalipun uang kuasi merupakan asset financial yang likuid dibanding dengan uang kertas, uang logam, dan rekening giro, tetapi sangat mudah diubah menjadi uang yang dapat digunakan untuk kebutuhan transaksi. Dalam praktik, pendekatan ini diguakan untuk menghitung jumlah uang beredar dalam arti luas broad money, yang dikenal dengan M2 yang terdiri atas M1 diatambah dengan yang kuasi. Di Indonesia, yang dimaksud dengan uang kuasi adalah simpanan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 10 rupiah dan valuta asing milik penduduk pada sistem moneter yang untuk sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar. Jumlah M2 sering juga disebut sebagai likuiditas perekonomian. 2.1.4. Uang Beredar di Indonesia Menurut Bank Indonesia, di Indonesia hanya dikenal dua macam uang beredar saja, yaitu: 1. Uang beredar dalam arti sempit narrow money – M1, di defenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal C dan uang giral D. 2. Uang beredar dalam arti luas broad money – M2, didefenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal C, uang giral D dan uang kuasi. Dengan kata lain M2 adalah M1 diatambah dengan tabungan dan simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek, temasuk rekening pasar uang dan pinjaman semalan antar bank. Elemen – elemen pada M1 dapat dikatakan sebagai bearan moneter bebas bunga interest-free monetary aggregates karena elemen – elemen tersebut belum mengandung bunga. Sementara uang kuasi yang terdiri dari tabungan dan deposito berjangka dikategorikan ke dalam uang mengandung bunga interest monetary aggregates. 2.2. Sistem Pembayaran Sistem pembayaran merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh kegiatan perekonomian sehari-hari terjadi proses transaksi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi serta masyarakat. Menurut Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 11 Humphrey 1995: 3 sistem pembayaran adalah suatu hal yang penting karena membentuk spesialisasi yang terjadi dalam produksi dan membantu menciptakan transaksi yang efisien.

2.2.1. Defenisi Sistem Pembayaran