16. Sistem Pembayaran Non tunai

19 Indonesia baik yang berbasis chip maupun media bebasis server Bank Indonesia,

2013: 16.

E-money merupakan produk stored-value atau pra-bayar. E-money dapat diterbitkan oleh bank dan non-bank. Berdasarkan kajian Bank Indonesia, issuer akan memelihara float atas e-money yang diterbitkannya. Float yaitu dana monetary value yang tercatat dalam kartu e-money dan belum digunakan dalam untuk pembayaran, atau sudah digunakan namun belum ditagihkan atau di-redeem oleh merchant. Dengan kata lain float merupakan kewajiban liability issuer atas e-money yang diterbitkannya. Berdasarkan katarestik tersebut, maka sifat float e- money sangat likuid atau dapat disetarakan dengan uang tunai cash atau giro setara degan M1 Hidayati et,al, 2006: 42

2.3. Pembayaran Dan Uang Beredar

Pembayaran adalah aliran nilai flow of value yang terjadi dalam sebuah perekonomian yang memindahkan nilai dari pembeli kepada penjual dalam transaksi. Tentunya aliran flow ini berasal dari suatu tempat, yaitu berasal dari suplai uang yang ada dalam perekonomian. Uang beredar akan menganggur sits around idle sampai sebagian dari uang beredar tersebut digunakan untuk pembayaran dalam transaksi. Jika pembayaran sehari-hari merupakan persentase yang besar dari persediaan uang yang ada, maka turnover uang atau kecepatan perputaran uang dikatakan tinggi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 20 Hubungan antara jumlah uang beredar dan kegiatan ekonomi dinyatakan dalam hubungan Humphrey, 1995: 18: MV = PT di mana: M : jumlah uang beredar V : kecepatan uang beredar P : tingkat harga T : jumlah transaksi PT mewakili tingkat agregat aktivitas ekonomi, seperti GNP. Efisiensi dari sistem pembayaran tercermin dalam tingkat turnover uang, yang menunjukkan berapa kali jumlah uang beredar harus kembali dalam rangka memenuhi tuntutan transaksi dan pembayaran yang terkait dengan tingkat aktivitas ekonomi agregat. Jika efisiensi sistem pembayaran membaik, pembayaran akan memakan waktu yang lebih singkat untuk diselesaikan cleared and settled sebelum dana yang ditransfer dapat digunakan kembali untuk membiayai pembayaran lain. Sehingga perbaikan dalam efisiensi sistem pembayaran akan memungkinkan suatu negara dapat mengurangi uang beredar domestiknya, dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi dan hal-hal lain tetap konstan. Prinsip yang mendasari hubungan antara efisiensi sistem pembayaran dan jumlah uang beredar ditunjukkan oleh persamaan MV = PT. Dengan asumsi PT atau GNP adalah konstan, peningkatan efisiensi sistem pembayaran akan meningkatkan kecepatan velocity - V yang memungkinkan jumlah uang beredar Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 21 M untuk dikurangi untuk mendukung tingkat yang sama dari kegiatan ekonomi Humphrey, 1995: 18.

2.4. Pembayaran Non Tunai dan Permintaan Uang

Fungsi permintaan uang masyarakat merupakan faktor yang menghubungkan sektor moneter dan sektor riil. Oleh karena itu perilaku permintaan uang masyarakat, terkait dengan semakin meningkatnya media pembayaran non tunai sangat penting dicermati Syarifuddin, Hidayat, Tarsidin,

2009: 371. Baumol dan Tobin

Inventory Model Baumol dan Tobin menggunakan pendekatan inventory model untuk merumuskan kerangka teori permintaan uang, dimana uang diposisikan sebagai alat untuk transaksi. Baumol serta Tobin menyebutkan bahwa terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam pilihan untuk memegang uang atau asset, yakni: transaction cost yang harus dikeluarkan ketika memilih untuk memegang assets karena dengan memegang assets berkurang liquidity-nya serta adanya return yang diperoleh dengan memegang assets. Tingkat optimal uang yang dipegang masyarakat dapat dirumuskan sebagai berikut : � ∗ = ���� 2 � di mana : M : Tingkat optimal stock uang c : transaction cost I : return dari assets Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 22 Dalam konteks Inventory Model, permintaan not-interest bearing money, yakni uang kartal dan uang giral dalam hal ini di asumsikan tidak ada bunga atas simpanan dalam bentuk rekening giro ditentukan oleh pendapatan riil suku bunga, dan transaction cost. Tingkat suku bunga dan transaction cost tersebut dalam hal ini adalah atas bebagai jenis simpanan yang tidak termasuk dalam kategori M1 time deposit dan saving deposit serta berbagai jenis asset lainnya seperti obligasi. Rumusan tersebut dapat pula digunakan untuk menganalisis permintaan uang kartal dan M2, tentunya dengan menggunakan besaran tingkat suku bunga dan transaction cost yang relevan. Inventory model dari Baumol dan Tobin dinilai tepat untuk digunakan dalam memperhitungkan dampak dari penggunaan media pembayaran non tunai seperti ATM, kliring RTGS, dan berbagai media pembayaran non tunai, yakni dengan diakomodasinya variabel transaction cost di samping tingkat suku bunga. Namun tentunya perlu dilakukan penyesuaian, mengingat dengan pembayaran non-tunai masyarakat dapat menyimpan uangnya dalam bentuk demand deposit dan saving deposit tanpa harus menghadapi trade-off, yakni memperoleh return tanpa harus dikenai biaya transaksi dalam pencairannya tingkat likuiditasnya sangat tinggi Syarifuddin, Hidayat, Tarsidin, 2009: 372. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 23

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang menganalisis mengenai pembayaran non tunai antara lain: 1. Dampak Pembayaran Non Tunai Terhadap Perekonomian Dan Kebijakan Moneter Bambang Pramono, Pipih D. Purusitawati, Yosefin Tyas Emmy D.K., 2006. Mengkaji dampak perkembangan alat pembayaran non tunai terhadap kebijakan moneter dan perekonomian di Indonesia. Metode estimasi yang digunakan dalam pelitian ini adalah Uji Kointegrasi Johansen Cointegration Test dan Vector Error Correction Model VECM. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, kehadiran alat pembayaran non tunai bagi perekonomian memberikan manfaat peningkatan efisiensi dan produktivitas keuangan. Inovasi dalam alat pembayaran non tunai dapat meyebabkan komplikasi dalam penggunaan target kuantitas dalam pengendalian moneter. Studi empirik penelitian ini menemukan bahwa kehadiran alat pembayaran non tunai menurunkan permintaan terhadap uang kartal dan M1. Dimana alat pembayaran non tunai dapat menggantikan peran alat pembayaran tunai dalam transaksi ekonomi. Penurunan terhadap uang kartal M1 berdampak pada berkurangnya biaya pencetakan uang. 2. Dampak Peningkatan Pembayaran Non Tunai Terhadap Perekonomian Dan Implikasinya Terhadap Pengendalian Moneter Di Indonesia Ferry Syarifuddin, Ahmad Hidayat, Tarsidin, 2009 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 24 Penelitian ini menganalisis tentang dampak peningkatan pembayaran non tunai terhadap permintaan uang masyarakat, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian serta implikasinya terhadap pengendalian moneter oleh Bank Indonesia. Dengan menggunakan metode estimasi Structural Cointegration Vector Autoregresion SCVAR, ditemukan bahwa pembayaran non tunai akan menyebabkan cash holding menurun walaupun permintaan M1 dan M2 meningkat. Peningkatan pembayaran non tunai juga akan mengakibatkan penurunan tingkat suku bunga BI, penigkatan GDP riil, dan penurunan tingkat harga. 3. Dampak Peningkatan Penggunaan Pembayaran Menggunakan Kartu Terhadap Perekonomian Indonesia Tiara Nirmala, Tri Widodo, 2011 Penelitian ini menganalisis tentang dampak meningkatnya penggunaan pembayaran menggunakan kartu pembayaran non tunai pada perekonomian Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah Vector Error Correction Model VECM. Hasilnya menunjukkan bahwa, kepemilikan uang tunai menurun, sementara stok uang M1 dan M2 meningkat. Peningkatan pembayaran non tunai juga menginduksi pertumbuhan GDP dan penurunan harga. 4. Pengaruh Inovasi Sistem Pembayaran Terhadap permintaan Uang di Indonesia Imaduddin Sahabat, 2009 Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh inovasi system pembayaran terhadap permintaan unag di Indonesia. Dengan menggunakan merode Vector Auto Regresion VAR dan Vector Error Corection Model VECM Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 25 diketahui bahwa inovasi sistem pembayaran seperti kliring, RTGS, kartu kredit dan kartu debet memiliki hubungan jangka panjang dengan permintaan uang. Selain itu kartu debet, kartu kredit, kliring dan BI-RTGS akan menurunkan permintaan uang. 5. Analisis Pengaruh Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Dan Variabel Makroekonomi Terhadap Permintaan Uang Di Indonesia Zainal Muttaqin, 2006 Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh penggunaan alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan variabel makroekonomi lainnya terhadap permintaan uang di Indonesia dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek. Metode yang digunakan adalah Uji Kointegrasi dan Error Correction Model ECM. Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan jangka panjang antara penggunaan ATM terhadap permintaan uang M1 dan uang tunai. Sementara itu, penggunaan kartu kredit dan debet tidak signifikan mempengaruhi permintaan uang M1 dan uang tunai. Hasil berbeda ditunjukkan dalam jangka pendek pengaruh APMK terhadap permintaan uang M1 dan uang tunai. Perubahan permintaan terhadap M1 hanya dipengaruhi oleh perubahan penggunan kartu ATM dan kartu debet. Sedangkan perubahan permintaan uang tunai tidak dipengaruhi oleh penggunaan APMK. Berdasarkan hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa keberadaan APMK kartu kredit dan kartu debet dan ATM berpengaruh secara nyata terhadap permintaan uang. 6. Analisis Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik Dan Daya Substitusi Transaksi Non Tunai Elektronik Terhadap Transaksi Tunai Indonesia Sierra Rossa Sitorus, 2006 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 26 Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh penggnaan kartu elektronik, dalam hal ini kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM terhadap transaksi tunai dan daya substitusi transaksi non tunai terhadap transaksi tunai di Indonesai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Error Correction Model ECM. Hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya hubungan signifikan untuk jangka panjang antara penggunaan kartu elektonik terhadap transaksi tunai di Indonesia. Peningkatan Volume transaksi non tunai yaitu transaksi APMK dan BI-RTGS mampu mensubstitusi transaksi tunai. Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Penulis Penelitian Teknik Analisis Data Kesimpulan 1 Bambang Pramono, Pipih D. Purusitawat i, Yosefin Tyas Emmy D.K. 2006 Meneliti mengenai dampak perkembangan alat pembayaran non tunai terhadap kebijakan moneter dan perekonomian. Uji Kointegrasi Johansen Cointegrati on Test dan Vector Error Correction Model VECM Alat pembayaran non tunai menurunkan permintaan terhadap uang kartal dan M1. Alat pembayaran non tunai dapat menggantikan peran alat pembayaran tunai dalam transaksi ekonomi. 2 Ferry Syarifuddin, Ahmad Hidayat, Tarsidin 2009 Meneliti tentang dampak peningkatan pembayaran non tunai terhadap permintaan uang masyarakat. Structural Cointegrati on Vector Autoregresi on SCVAR Pembayaran non tunai akan menyebabkan cash holding menurun walaupun permintaan M1 dan M2 meningkat. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 27 Lanjutan Tabel 2.1 3 Tiara Nirmala, Tri Widodo 2011 Meneliti tentang pengaruh peningkatan penggunaan instrument pembayaran berbasis kartu terhadap perekonomian. Vector Error Correction Model VECM Penggunaan instrument pembayaran berbasis kartu mengakibatkan kepemilikan uang tunai menurun, sementara stok uang M1 dan M2 meningkat. 4 Imaduddin Sahabat 2009 Meneliti tentang pengaruh inovasi system pembayaran terhadap permintaan uang di Indonesia. Vector Auto Regresion VAR dan Vector Error Correction Model VECM Dari hasil penelitian diperoleh bahwa inovasi system pembayaran seperti kliring, RTGS, kartu kredit dan kartu debet memiliki hubungan jangka panjang dengan permintaan uang. 5 Zainal Muttaqin 2006 Meneliti tentang pengaruh penggunaan alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan variabel makroekonomi terhadap permintaan uang Uji Kointegrasi dan Error Correction Model ECM Penelitian ini telah menemukan bahwa keberadaan APMK kartu kredit dan kartu debet dan ATM berpengaruh secara nyata terhadap permintaan uang. 6 Sierra Rossa Sitorus 2006 Meneliti tentang pengaruh penggunaan kartu elektronik terhadap transaksi tunai dan daya substitusi transaksi non tunai terhadap transaksi tunai. Uji Kointegrasi dan Error Correction Model ECM Peningkatan Volume transaksi non tunai yaitu transaksi APMK dan BI-RTGS mampu mensubstitusi transaksi tunai Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 28

2.6. Kerangka Konseptual

Fokus pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat terhadap jumlah uang beredar di Indonesia. Dalam penelitian ini, jumlah uang beredar dibedakan menjadi dua yaitu, jumlah uang beredar dalam arti sempit Narrow Money - M1 dan dalam arti luas Broad Money - M2. Pengunaan pembayaran non tunai yang akan diteliti didekati dari empat skema pilihan transaksi pembayaran yaitu, APMK, e-money, SKNBI, dan BI-RTGS. Pembayaran non tunai pada hakikatnya sama dengan pembayaran tunai, yakni sama-sama merupakan transaksi pembayaran atas harga barang dan jasa. Yang menbedakan adalah tidak diperlukannya uang kartal untuk pembayaran non tunai tersebut yang berarti berkurangnya biaya, tenaga, dan waktu bertransaksi. Sayarifuddin, Hidayat, Tarsidin, 2009. Metode pembayaran secara transfer BI- RTGS dan SKNBI akan menggantikan peran uang dalam perdagangan besar dan transaksi keuangan yang nilainya besar, sedangkan APMK kartu ATMdebet dan kartu kredit maupun e-money akan menggantikan uang tunai dalam pembayaran retail Lahdenpera, 2001: 22 Penggunaan pembayaran non tunai melalui transaksi APMK, e-money, SKNBI, BI-RTGS dalam transaksi masyarakat akan mensubstitusi pengunaan uang kartal dalam transaksi pembayaran. Penggunaan teknologi dalam pembayaran non tunai akan memberikan berbagai kemudahan dalam transaksi termasuk mengurangi transaction cost yang akan mendorong permintaan uang secara keseluruhan M1 dan M2 naik. Namun demikian, permintaan uang kartal Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 29 akan mengalami penurunan, karena terjadi subtistusi dengan transaksi non tunai. Perubahan permintaan uang ini pada gilirannya akan mempengaruhi jumlah uang beredar, mengingat bahwa equilibrium di pasar uang jumlah money supply uang beredar adalah sama dengan jumlah permintaan uang. Kerangka konseptual penelitian ini sebagaimana disajikan dalam Gambar 2.4. Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Penelitian Sementara ini, di Indonesia belum diperoleh indikator yang secara baik dapat digunakan untuk mengukur penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat. Mengacu pada berbagai studi yang telah dilakukan dan penelitian terdahulu, beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menghitung pengunaan pembayaran non tunai Markose and Loke, 2000: BIS, 1999 dalam Bank Indonesia, 2006a: 24 adalah volume dan nilai transaksi yang dilakukan melalui kliring antar bank, ATM, Kartu debet, kartu kredit, dan kartu prabayar; rasio konsumsi terhadap uang kartal Penggunaan Pembayaran Non Tunai dalam Transaksi Masyarakat Broad Money M2 Narrow Money M1 APMK E-Money SKNBI BI-RTGS Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 30

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan literatur, penelitian terdahulu dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan di muka, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: 1. Penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di Indonesia dalam arti sempit narrow money – M1. 2. Penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di Indonesia dalam arti luas broad money – M2. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data melalui prosedur statistik.

3.2. Batasan Operasional

Batasan operasional yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh variabel independen yaitu penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat terhadap variabel dependen yaitu jumlah uang beredar di Indonesia. Dalam penelitian ini, variabel penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat didekati dari empat pilihan transaksi pembayaran yaitu, APMK, e-money, SKNBI dan BI-RTGS. Sementara itu, variabel jumlah uang beredar didekati dari dua sisi yaitu jumlah uang beredar dalam arti sempit Narrow Money - M1 dan dalam arti luas Broad Money - M2.

3.3. Defenisi Operasional

a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar di Indonesia yang di dekati dari dua sisi yaitu, jumlah uang berdedar dalam arti sempit narrow money - M1 dan jumlah uang beredar dalam arti luas broad money – M2. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 32 a. Narrow Money M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral. b. Broad Money M2 meliputi M1, uang kuasi, dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki oleh sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

b. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat yang didekati dengan empat pilihan untuk melakukan transaksi pembayaran non tunai, yaitu: APMK; E-Money; sistem BI- RTGS; dan SKNBI. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan sebagai refleksi dari penggunaan pembayaran non tunai dalam transaksi masyarakat yaitu: 1. APMK Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit, kartu Automated Teller Machine ATM danatau kartu debet. Di Indonesia, APMK dibagi dalam tiga kategori, yakni kartu kredit, kartu ATM dan kartu debet. Dalam Penelitian ini, variabel yang digunakan sebagai indikator penggunaan APMK, yaitu: a. Volume transaksi ATMDebet yaitu, jumlah transaksi penarikan tunai, pembelanjaan, transfer dana intrabank dan transfer dana antarbank yang dilakukan dengan menggunakan kartu ATM danatau kartu debet pada periode penelitian. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 33 b. Volume Transaksi Kartu Kredit yaitu, jumlah transaksi penarikan tunai dan pembelanjaan yang dilakukan menggunakan kartu kredit pada periode penelitian. c. Nilai transaksi ATMDebet yaitu, nilainominal dari transaksi penarikan tunai, pembelanjaan, transfer dana intrabank dan transfer dana antarbank yang dilakukan dengan menggunakan kartu ATM danatau kartu debet pada periode penelitian. d. Nilai Transaksi Kartu Kredit yaitu, nilainominal dari transaksi penarikan tunai dan pembelanjaan yang dilakukan menggunakan kartu kredit pada periode penelitian. 2. E-Money Dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai indikator penggunaan e-money yaitu, a. Volume transaksi e-money adalah jumlah transaksi pembelanjaan yang dilakukan dengan menggunakan uang elektronik pada periode penelitian. b. Nilai transaksi e-money adalah nilainominal dari transaksi pembelanjaan yang dilakukan dengan menggunakan uang elektronik pada periode penelitian. 3. SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 34 Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik DKE antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Data Keuangan Elektronik DKE adalah data transfer dana dalam format elektronik yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam SKNBI. Dalam Penelitian ini variabel yang digunakan sebagai indikator penggunaan SKNBI, yaitu: a. Volume transaksi SKNBI adalah jumlah Data Keuangan Elektronik DKE yang diproses dalam SKNBI pada periode penelitian. b. Nilai transaksi SKNBI adalah nilainominal dari Data Keuangan Elektronik DKE yang diproses dalam SKNBI pada periode penelitian. 4. BI-RTGS Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya disebut sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Bank dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual. Dalam Penelitian ini variabel yang digunakan sebagai indikator penggunaan BI-RTGS, yaitu: a. Volume transaksi BI-RTGS adalah jumlah transaksi yang diproses dalam sistem BI-RTGS pada periode penelitian. b. Nilai transaksi BI-RTGS adalah nilainominal dari transaksi yang diproses dalam sistem BI-RTGS pada periode penelitian. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 35

3.4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sekunder yang bersumber dari Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series bulanan dengan sampel waktu dari 2010:1 sampai 2013:12. Tabel. 3.1. Jenis, Satuan, Simbol dan Sumber Data Jenis Data Variabel Satuan Simbol Sumber Narrow Money Rp. Miliar M1 BI Broad Money Rp. Miliar M2 BI Volume Transaksi ATMDebet Transaksi VTATM BI Volume Transaksi Kartu Kredit Transaksi VTKK BI Volume Transaksi E-Money Transaksi VTE BI Volume Transaksi SKNBI Transaksi VTKLIRING BI Volume Transaksi BI-RTGS Transaksi VTRTGS BI Nilai Transaksi ATMDEBET Rp. Juta NTATM BI Nilai Transaksi Kartu Kredit Rp. Juta NTKK BI Nilai Transaksi E-Money Rp. Juta NTE BI Nilai Transaksi SKNBI Rp. Juta NTKLIRING BI Nilai Transaksi BI-RTGS Rp. Miliar NTRTGS BI Sumber: diolah penulis

3.5. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan library research, yang diperoleh dari publikasi resmi dari Bank Indonesia melalui website www.bi.go.id . 3.6. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Johansen Cointegration Test dan Error Correction Model ECM. Adapun tahapan analisis yang dilakukan ialah sebagai berikut. Pertama, uji akar unit untuk melihat stasioneritas data dari masing-masing variabel yang digunakan. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF Test. Kedua, uji kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 36 meramalkan adanya keseimbangan dengan menggunakan Johansen Cointegration Test. Ketiga, melakukan koreksi kesalahan error correction dengan menggunakan Error Correction Model ECM. Model persamaan dalam jangka pendek yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ∆�1 = ∝ + ∝ 1 ∆����� � + ∝ 2 ∆���� � + ∝ 3 ∆��� � + ∝ 4 ∆��������� � + ∝ 5 ∆������ � + ∝ 6 ∆����� � + ∝ 7 ∆���� � + ∝ 8 ∆��� � + ∝ 9 ∆��������� � + ∝ 10 ∆������ � + ∝ 11 �� � _1 + � � 3.1 ∆�2 =∝ + ∝ 1 ∆����� � + ∝ 2 ∆���� � + ∝ 3 ∆��� � + ∝ 4 ∆��������� � + ∝ 5 ∆������ � + ∝ 6 ∆����� � + ∝ 7 ∆���� � + ∝ 8 ∆��� � + ∝ 9 ∆��������� � + ∝ 10 ∆������ � + ∝ 11 �� � _2 + � � 3.2 dimana: M1 = narrow money M2 = broad money VTATM = volume transaksi ATMdebet VTKK = volume transaksi kartu kredit VTE = volume transaksi e-money VTKLIRING = volume transaksi SKNBI VTRTGS = volume transaksi BI-RTGS NTATM = nilai transaksi ATMdebet NTKK = nilai transaksi kartu kredit NTE = nilai transaksi e-money NTKLIRING = nilai transaksi SKNBI Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 37 NTRTGS = nilai transaksi BI-RTGS ∝ = konstanta ∝ 1 …. ∝ 10 = koefisien jangka pendek ∝ 11 = koefisien koreksi ketidak seimbangan EC = Error Correction Term yang merupakan ukuran bagi ketidakseimbangan disequilibrium error �� � _1 = �1 �−1 − � − � 1 ����� �−1 − � 2 ���� �−1 − � 3 ∆��� �−1 − � 4 ��������� �−1 − � 5 ∆������ �−1 − � 6 ����� �−1 − � 7 ���� �−1 − � 8 ��� �−1 − � 9 ��������� �−1 − � 10 ������ �−1 �� � _2 = �2 �−1 − � − � 1 ����� �−1 − � 2 ���� �−1 − � 3 ��� �−1 − � 4 ��������� �−1 − � 5 ������ �−1 − � 6 ����� �−1 − � 7 ���� �−1 − � 8 ��� �−1 − � 9 ��������� �−1 − � 10 ������ �−1 Untuk mengetahui apakah model spesifikasi ECM yang digunakan dalam penelitian adalah valid, maka dilakukan pegujian terhadap EC t . Jika hasil pengujian koefisien EC t signifikan, maka spesifikasi model ECM yang digunakan adalah valid. Seluruh data yang digunakan dalam proses pengujian telah diubah dalam bentuk logaritmanya. Sementara itu, pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software Eviews 6.

3.6.1. UJi Akar Unit