Uji Heteroskedastisitas Uji Normalitas

41

3.6.4. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Autokolerasi

Model regresi linier klasik mengasumsikan bahwa faktor pengganggu yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh faktor pengganggu pada pengamatan lainnya. Apabila terjadi gangguan antara anggota serangkaian observasi pada data runtun waktu maka akan muncul autokolerasi. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi auto kolerasi mengunakan Breusch-Godfrey Serial Corelation LM Test. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah: H : tidak terdapat autokolerasi H 1 : terdapat autokolerasi Wilayah kritik penolakan H adalah Probability ObsR-Ssquared α.

2. Uji Heteroskedastisitas

Apabila varians σ 2 dari faktor pengganggu error term adalah sama untuk semua observasi atas variabel bebas X i , disebut dengan homoskedastisitas varian sama. Apabila nilai varian dari variabel tak bebas Y i meningkat sebagai akibat meningkatnya varian dari variabel bebas X i maka varian dari Y i tidak sama, maka dapat dikatakan mengalami heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi heterokedastisitas dengan melakukan uji White. Hipotesis yang diuji adalah: H : tidak terdapat heteroskedastisitas H 1 : terdapat heteroskedastisitas Wilayah kritik penolakan H adalah Probability ObsR-Ssquared α. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 42

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu error term. Dalam penelitian ini untuk menguji apakah data telah berdistribusi normal dengan mengunakan JB-test. Apabila angka probability 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angak probability 0,05 maka data tidak berdistrubusi normal. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Deskriptif Variabel 4.1.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Uang beredar adalah suatu istilah yang dipakai dalam ilmu ekonomi yang didefenisikan sebagai jumlah uang yang berada di tangan masyarakat. Namun defenisi tersebut terus berkembang, sehingga perhitungan jumlah uang beredar di berbagai negara dapat berbeda-beda. Di Indonesia, peredaran uang dalam masyarakat secara umum dibagi menjadi uang beredar dalam arti sempit M1- narrow money yang terdiri dari uang kartal dan giro Rupiah dan uang beredar dalam arti luas M2-broad money yang terdiri dari M1 dan uang kuasi. Dalam gambar 4.1 ditunjukkan perkembangan jumlah uang beredar di masyarakat. Sumber: Data Olahan Eviews, Lampiran 1 Gambar 4.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar M1 dan M2 Sebagaimana terlihat dalam gambar 4.1. di atas, jumlah uang beredar dalam arti sempit M1 dan dalam arti luas M2 mengalami peningkatan dari Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 44 waktu ke waktu selama periode pengamatan. Dalam hal ini terdapat tiga pelaku utama yang mendorong peningkatan jumlah uang beredar di Indonesia yaitu, pemerintah, perusaahaan, dan masyarakat. Pemerintah sebagai pelaku ekonomi membutuhkan uang untuk malaksanakan program pembangunan. Bagi perusahaan uang sangat diperlukan untuk membiayai proses produksi dan distribusi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan, masyarakat membutuhkan uang untuk digunakan sebagai alat dalam melakukan transasi ekonomi setiap harinya. Maka tidak mengherankan jika jumlah uang beredar di Indonesia selalu memngalami peningkatan.

4.1.2. Sistem Pembayaran Non Tunai