Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah Liat
Tanah liat lempung sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia
karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam
keadaan murni mempunyai rumus: Al
2
O
3
2SiO
2
2H
2
O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya: Oksida Silinium SiO
2
47, Oksida Aluminium Al
2
O
3
39, dan Air H
2
O 14.
Berdasarkan tempat pengendapan dan jarak pengangkutannya dari daerah asal, tanah liat dapat dibagi kedalam jenis-jenis berikut:
1. Tanah liat residu tanah liat primer: yaitu tanah liat yang terdapat pada tempat
dimana tanah liat itu terjadi atau dengan kata lain tanah liat tersebut belum berpindah tempat sejak terbentuknya.. Sebagian merupakan hasil pelapukan dari
batuan keras seperti basalt, andesit, ganit dan lain-lain. Pada umumnya batuan keras basaltandesit akan memberikan lempung merah, sedangkan granit akan
memberikan lempung putih. Tanah liat ini mempunyai sifat-sifat: a. berbutir kasar bercampur batuan asal yang belum lapuk
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
b. tidak plastis rapuh Contoh tanah liat residu adalah: kaolin.
2. Tanah liat endapan tanah liat sekunder: yaitu tanah liat yang dipindahkan oleh
air, angin, gletser dan sebagainya, dari tempat batuan cadas induk. Tanah liat ini biasa juga disebut batuan sedimen karena pada umumnya setelah terbentuk dari
batuan keras, tanah liat akan diangkut oleh air, angin, dan diendapkan di suatu tempat yang rendah.
Tanah liat ini mempunyai sifat-sifat: a. kurang murni karena tercampur oleh unsur-unsur lain pada waktu perpindahan dari
tempat asal. b. berbutir lebih halus dan lebih plastis
contoh tanah liat endapan adalah tanah limpah sungai, tanah marin laut, tanah rawa, tanah danau.
Tanah liat mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia yang penting untuk pembuatan keramik. Sifat-sifat itu adalah:
1. Sifat Liat Plastis
Tanah liat harus dapat dibentuk dengan mudah. Besar kecilnya partikel-partikel butir-butir tanah dan juga zat-zat organis seperti akar tumbuh-tumbuhan, sisa-
sisa binatang kecil, zat-zat yang telah membusuk serta bakteri lainya yang ada dalam tanah itu sangat mempengaruhi sifat plastisnya.
2. Sifat Porous
Tanah liat mengandung patikel-partikel pembentuk tanah yang terdiri dari partikel halus dan partikel kasar. Perbandingan dan besar butir dalam tanah sangat
mempengaruhi sifat tanah tersebut. Tanah liat harus cukup porous, agar:
- Air plastisair pembentuk: yaitu sejumlah air ang diberikan pada tanah liat
untuk dapat dibentuk menguap dengan mudah pada waktu dikeringkan. Pada saat ini akan terjadi penyusutan karena hilangnya air pembentuk tadi.
- Air yang terikat secara kimia air kimia : yaitu air yang terkandung di dalam
tanah liat itu sendiri secara alami dengan mudah dapat dkeluarkan pada waktu
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
permulaan pembakaran sehingga terhindar dari letusan-letusan uap dan retak- retak.
3. Sifat Menggelas
Tanah liat mengandung mineral-mineral lain yang dapat bertindak sebagai bahan pembentuk bahan gelas saat dibakar. Tanah liat harus menjadi padat, keras dan
kuat menggelas pada suhu yang diperlukan untuk pembuatan keramik. Yang dinamakan penggelasan sebenarnya adalah suatu proses pencairan dalam mana
bagian-bagian tertentu dari tanah liat mulai mencair menjadi gelas. Jika waktu dan suhu pembakaran bertambah, maka bagian-bagian yang mencair tadi sedikit demi
sedikit melarutkan sisa komposisi tanah liat itu. 4.
Sifat Pada Pembakaran Tanah liat mengandung senyawa-senyawa besi yang memberikan warna merah
setelah dibakar. Misalnya: a. Kaolin dengan kandungan oksida besi sebanyak 0,5 memberi hasil bakar
dengan warna yang sangat putih. b.
Kaolin endapan dengan kandungan besinya sebanyak 0,7 akan berwarna sedikit krem setelah dibakar.
2.2 Kaolin Al